Primbon adalah kitab warisan leluhur Jawa yang berorientasi pada relasi antara kehidupan manusia dan alam semesta. Primbon juga memiliki fungsi sebagai pedoman dan petunjuk untuk menentukan sikap dalam suatu tindakan dalam kehidupan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia versi daring milik Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, primbon didefinisikan sebagai kitab yang berisi suatu ramalan, buku yang menghimpun berbagai pengetahuan kejawaan, hitungan rumus ilmu gaib, sistem bilangan yang pelik untuk menghitung hari mujur, dan mengurus segala macam kegiatan yang penting.
Tidak hany menghitung tentang hari-hari penting dalam aspek kehidupan manusia. Primbon juga berkaitan dengan peramalan watak yang dikenal dengan istilah weton. Ini berisi suatu petunjuk tentang kehidupan manusia di masa depan berdasarkan tanggal lahir. Dalam aspek primbon juga dikenal dengan istilah meramalkan makna suatu mimpi bagi keberuntungan seseorang.
Menurut siopung.com menyebutkan jika penafsiran sebuah mimpi didalam primbon umumnya dilakukan secara turun temurun. Ada banyak kitab-kitab yang mengklaim tentang suatu peramalan nasib seseorang berdasarkan mimpi yang dialaminya. Umumnya merefleksikan budaya dan simbol-simbol jawa sebagai latar belakangnya.
Penafsiran mimpi berdasarkan primbon merefleksikan kebiasaan masyarakat jawa dalam memandang suatu hal. Semisalnya seperti bermimpi tentang daging, ia dikaitkan dengan kekayaan. Karena orang jawa menyimbolkan daging sebuah makanan yang mewah dan mahal. Latar belakang seperti ini kerap menjadi acuan bagi para peramal primbon dalam menafsirkan sebuah mimpi.
Menurut wikipedia dalam primbon, terdapat kepercayaan akan empat sifat dari hari yang buruk, keempatnya adalah Hari taliwangke (hari sengkala), samparwangke (hari sengkala), kunarpawarsa (tahun bencana), dan sangarwarsa (tahun bencana). Sementara itu sifat dari hari baik ada tiga, yaitu ) bulan rahayu (bulan baik), bulan sarju (bulan sedang), dan Anggara Kasih.