Mengenal Pulau Pramuka
Pulau Pramuka adalah salah satu dari pulau-pulau berpenghuni yang menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Kepulauan Seribu. Pulau ini terkenal dengan keindahan pantainya, ekosistem mangrove, serta program konservasi terumbu karang dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata), yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Dengan akses yang mudah dari Jakarta, Pulau Pramuka adalah destinasi ideal untuk menikmati keindahan laut sekaligus belajar tentang pelestarian lingkungan. Mari jelajahi Pulau Pramuka dan Kepulauan Seribu, serta nikmati keindahan yang memadukan pesona alam dengan kehangatan masyarakat pesisir!
Demografi Kepulauan Seribu
Kepulauan Seribu memiliki penduduk yang relatif kecil, dengan total 28.523 jiwa pada tahun 2023. Penduduk ini terdiri dari 14.307 laki-laki dan 14.216 perempuan, dengan rasio jenis kelamin sebesar 100,64, yang berarti terdapat sekitar 100,64 laki-laki untuk setiap 100 perempuan.
Sebaran penduduknya terbagi di dua kecamatan:
Kepulauan Seribu Utara: 16.575 jiwa, dengan kepadatan sekitar 3.212 jiwa/km²
Kepulauan Seribu Selatan: 11.948 jiwa
Mayoritas penduduk (69%) berada dalam usia produktif (15-64 tahun), sementara 31% lainnya terdiri dari kelompok usia non produktif (0-14 tahun dan 65+ tahun). Kepulauan ini memiliki 6.844 rumah tangga, dengan rata-rata 4,2 anggota per rumah tangga. Laju pertumbuhan penduduk yang stabil sebesar 0,92% per tahun menunjukkan pola kehidupan yang seimbang
Pulau Pramuka, sebagai bagian dari Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, mencerminkan kehidupan khas masyarakat pesisir dengan tradisi dan keseimbangan antara ekosistem laut dan aktivitas sosial.
Terumbu Karang di Pulau Pramuka
Pulau Pramuka, bagian dari Kepulauan Seribu, menyimpan keindahan Bawah laut berupa ekosistem terumbu karang yang kaya dan bermanfaat. Terumbu karang di sekitar pulau ini berfungsi
sebagai habitat bagi berbagai spesies laut, pelindung garis pantai, dan sumber penghidupan melalui sektor pariwisata dan perikanan.
Saat ini, kondisi terumbu karang di Pulau Pramuka:
Tutupan karang hidup: 20,65%–47,17%.
Kondisi umum: Kategori sedang hingga rusak.
Penyebab kerusakan: Aktivitas manusia dan perubahan lingkungan.
Faktor pendukung: Suhu, arus, dan kejernihan air memengaruhi kesehatan karang.
Upaya pemulihan dilakukan melalui program transplantasi karang. Metode ini melibatkan penanaman potongan karang di area yang rusak atau kosong untuk mengembalikan ekosistem sekaligus mendukung ekonomi masyarakat. Keberhasilan program ini memerlukan partisipasi aktif masyarakat lokal dalam menjaga dan melestarikan terumbu karang demi keberlanjutan ekosistem laut Pulau Pramuka.
Jenis-Jenis Terumbu Karang di Kepulauan Seribu