Bidayatul Hidayah

Developed by Pakde Sofa

1. Jauhi Bohong, Raih Kebenaran v

2. Delapan Penjaga Lisan

3. Adab Lisan yang Terjaga

4. Adab Telinga Mulia

5. Adab Mata yang Terjaga

6. Jauhi Bohong, Raih Kebenaran

7. Tepati Janji, Jauhi Ingkar

8. Jauhi Ghibah, Jaga Hati

9. Hati Damai Tanpa Namimah

10. Bahaya Sumpah Palsu

11. Hindari Debat, Jaga Hati

12. Jangan Merasa Suci

13. Nasehati Diri Sendiri

14. Istighfar & Muhasabah

15. Dzikir untuk Nasehati Diri

16. Nasehati Diri Sendiri

17. Jangan Merasa Suci

18.  

19.  

20.  

21. Insya Allah akan dilanjutkan

1. Identitas Kitab

• Judul : Bidayatul Hidayah (Permulaan Jalan Hidayah)

• Pengarang : Hujjatul Islam Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali (w. 505 H/1111 M)

• Kategori : Kitab tasawuf dasar yang memadukan syariat dan akhlak

2. Latar Belakang Penulisan

Imam al-Ghazali menulis kitab ini sebagai panduan praktis bagi para penuntut ilmu dan orang-orang yang ingin mendekatkan diri kepada Allah. Kitab ini dapat dipandang sebagai “pintu gerbang” menuju karya agung beliau Ihya’ Ulumuddin. Bila Ihya’ membahas secara luas, maka Bidayatul Hidayah adalah ringkasan awal yang lebih aplikatif.

3. Sistematika Isi Kitab

Kitab ini terbagi menjadi tiga bagian utama:

A. Adab Ketaatan (Ta‘at) kepada Allah

• Adab bangun tidur, wudhu, shalat, membaca Al-Qur’an, hingga tidur kembali.

• Panduan dzikir pagi dan petang.

• Tata krama dalam menjalankan ibadah sehari-hari.

B. Menjauhi Maksiat dan Dosa

• Menjaga anggota tubuh (lidah, telinga, mata, perut, kemaluan, tangan, kaki) dari perbuatan dosa.

• Nasihat agar tidak terjebak dalam syahwat, ghibah, fitnah, maupun perbuatan sia-sia.

C. Etika Bergaul (Mu’amalah)

• Adab bergaul dengan Allah, orang tua, guru, teman, dan masyarakat.

• Nasihat agar memilih teman yang baik dan menjauhi teman yang buruk.

• Pentingnya rendah hati, ikhlas, dan menjauhi sifat sombong.

4. Keistimewaan Kitab

1. Bahasa sederhana dan praktis, mudah dipahami oleh pemula.

2. Keseimbangan antara syariat dan tasawuf – menekankan ibadah lahir sekaligus kebersihan batin.

3. Relevan sepanjang zaman – nasihat tentang akhlak, adab, dan pergaulan tetap sesuai dengan kondisi modern.

4. Menjadi buku panduan awal di banyak pesantren, sebagai fondasi sebelum mempelajari kitab tasawuf tingkat lanjut.