Reagen kit PCR ialah cairan yang digunakan buat menunjang pengujian uji PCR swab ataupun alternatif gargle PCR. Reagen umumnya ditambahkan buat memandang respon kimia, salah satunya dalam penaksiran peradangan virus Covid- 19.
Honesti menarangkan, dalam layanan uji PCR, donasi produk reagen Bio Farma semacam mBioCov- 19 serta BioVTM/ Biosaliva cuma dekat 31- 34 persen. Sebaliknya bayaran komponen yang lain terletak di luar kendali Bio Farma. Komponen lain itu semacam harga RNA kit ekstraksi, Bahan Material Habis Gunakan( BMHP), Perlengkapan Pelindung Diri( APD), serta bayaran operasional.
Tidak hanya itu, lanjut ia, harga reagen kit PCR dalam e- katalog pula lebih besar sebab diiringi Pajak Pertambahan Nilai( PPN). Dalam e- katalog semenjak Februari 2021 sampai saat ini, tercatat harga reagen kit PCR Rp 193 ribu tercantum PPN. Saat ini, harga di e- katalog itu lagi dalam proses pengajuan supaya diturunkan jadi Rp 89. 100 tercantum PPN.
Honesti juga menegaskan, tarif layanan uji PCR merupakan kewenangan Departemen Kesehatan." Tim Holding BUMN Farmasi juga senantiasa menjajaki arahan serta menunjang upaya pemerintah dengan lekas menetapkan harga layanan uji swab PCR sebesar Rp 275 ribu buat pulau Jawa serta Rp 300 ribu di luar Jawa," ucap ia.
Honesti meningkatkan, Bio Farma telah membuat reagen kit PCR secara mandiri semenjak Agustus 2020. Dengan sebagian upaya efisiensi serta kenaikan kapasitas penciptaan, kapasitas penciptaan yang awal mulanya 1, 2 juta reagen per bulan dapat jadi 2 juta reagen per bulan pada Agustus 2021. Kenaikan kapasitas ini ialah salah satu aspek utama yang bisa merendahkan harga reagen Bio Farma dari harga Rp 250 ribu jadi Rp 113. 636.
Sehabis itu, Bio Farma kembali melaksanakan optimalisasi kapasitas penciptaan. Pada Oktober 2021, Bio Farma telah dapat memproduksi 5 juta reagen per bulan. Dengan kenaikan penciptaan, kata Honesti, harga per unit reagen kembali turun jadi Rp 90 ribu pada Oktober 2021.