Pemimpin perubahan dalam pembelajaran kurikulum merdeka
PROFIL
Aprizal, S.Pd
Unit kerja SMP Al Azhar 3 Bandar Lampung
CGP Angkatan 7 Kota Bandar Lampung
Provinsi Lampung
Email : krisnarizva@gmail.com
blog : http://aprizal79.blogspot.com/
youtube : https://www.youtube.com/@patihijal
Motto : Berdoa usaha iktiar tawakal bersama Mu
: Jangan lupa bahagiakan diri
Refleksi dan pengembang
PENGEMBANGAN DIRI MELALUI KOMUNITAS GURU IPS KOTA BANDAR LAMPUNG
BERUPAYA MENJADI ORANG TUA SISWA DAN MENDIDIK SISWA SEPERTI ANAK KANDUNG SENDIRI
Tujuan Pembelajaran Khusus : CGP dapat mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan di sekolah
Sahabat guru hebat,
Aksi nyata ini dilakukan untuk mewujudkan arti dari pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam kegiatan diawali dengan demonstrasi kontekstual pada modul 3.1 dengan mengeksplorasi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Saya sebagai calon guru pengerak (CGP) diminta untuk membuat portofolio digital tindakan nyata. Portofolio yang dibuat disusun dengan menggunakan metode berpikir 4P, yaitu peristiwa, perasaan, pembelajaran dan Perubahan/ Penerapan ke depan.
Sahabat guru hebat,
I. PERISTIWA ( FACTS)
Pengambilan keputusan merupakan satu bagian dari kegiatan yang tidak terpisahkan dari SMP Al azhar 3, baik itu oleh Kepala sekolah, maupun guru. Secara faktual menunjukkan bahwa masih ada guru yang belum memahami perbedaan antara bujukan moral dan dilema etika. Terlebih lagi banyak yang belum memahami langkah yang tepat dalam mengambil keputusan. Ada pula beberapa keputusan yang diambil termasuk dalam kategori tidak adil atau tidak mengakomodir berbagai pihak. Sangat diperlukan upaya untuk meningkatkan pemahaman warga sekolah mengenai pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Dengan memahami kondisi tersebut, saya pun berusaha menyusun langkah strategis.
v Pertama, berkoordinasi dan Sosialisasi bersama kepala sekolah
Dalam melakukan aksi nyata ini sebagai bentuk tugas dan tanggung jawab saya sebagai seorang guru terhadap kepala sekolah sebagai pimpinan. Hasil dari aksi nyata tersebut merupakan adanya dukungan dari Kepala Sekolah untuk melaksanakan rangkaian aksi nyata pengambilan keputusan.
v Kedua, analisis terhadap kasus terkini di sekolah
(bersama guru BK dan siswa terkait permasalahan pembelajaran)
Analisa masalah merupakan cara untuk menguatkan pemahaman tentang pengambilan keputusan, hal ini membutuhkan penguatan secara langsung di sekolah. Hasil dari kegiatan aksi ini adalah tersusunnya analisis kasus yang terjadi di sekolah yaitu pengambilan keputusan yang kurang terakomodasi dalam mendapatkan kepuasan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa agar lebih giat sekolah/belajar, dan juga mensinkronkan dengan guru BK sebagai wadah dalam pelayanan konseling siswa yang kurang antusias atau malas sekolah. Dalam analisis ini, saya berusaha menggali informasi dari kedua belah pihak yaitu siswa dan BK dalam waktu yang berlainan dengan harapan dapat terselesaikan masalah yang ada dengan pengambilan keputusan yang baik dan benar dengan menggunakan pertanyaan berbobot.
v Ketiga, Menyusun Materi Diseminasi / pengimbasan di sekolah bersama rekan sejawat dan komunitas
Kegiatan ini saya lakukan untuk diseminasi/pengimbasan, materi dibuat dengan sederhana yang merupakan ringkasan materi modul 3.1. Studi kasus dalam materi akan saya sesuaikan dengan kasus nyata yang ada di sekolah saya. Dengan tujuan agar materi lebih dekat dan memberikan kemudahan kepada rekan sejawat untuk menjalani proses belajarnya. Hasil aksi ini adalah tercipta dan tersusunnya materi diseminasi terkait pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah.
v Keempat, Melakukan Transfer Pengetahuan dalam mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan di sekolah
Langkah awal, saya akan melakukan diseminasi/pengimbasan materi terhadap komunitas pendidikan yang ada disekitar saya. Tujuannya adalah untuk memudahkan koordinasi dengan rekan sejawat. Hasil dari aksi nyata ini adalah meningkatnya pemahaman dan keterampilan rekan sejawat dan komunitas pendidikan dalam pengambilan keputusan.
v kelima, melakukan pendampingan terkait dengan perkembangan pembelajaran di sekolah
Kegiatan pendampingan ini saya lakukan berdasarkan pengamatan dilapangan, yaitu adanya rekan sejawat sedikit kesulitan dalam mengkondisikan kelasnya serta terlihat siswa yang kurang antusias dalam megikuti proses pembelajaran, seperti malas belajar, sering keluar masuk kelas saat kegiatan belajar bahkan terdata sering tidak masuk sekolah. Sehinga aksi pertama yang saya lakukan adalah mencoba menggali informasi yang tejadi dilapangan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Setelah menggali informasi yang didapat adalah pembelajaran yang sedikit tidak inovatif dan mediatif dalam pembelajaran yang modern.
Dalam menyikapi aksi ini, saya mencoba memberikan umpan balik terkait implementasi hal tersebut ke pembelajaran, yaitu meberikan solusi dan saran berupa penggunaan pembalajaran yang inovatif dan kreatif serta mediatif seperti menggunakan canva, audio visual serta beragam media yang sesuai zaman. Dengan adanya solusi dan saran ini rekan sejawat saya memulai dengan runtun dan berkomitmen untuk memulai perubahan dalam dirinya dalam menjalankan tugasnya. Dalam perubahan ini memberikan satu perubahan berupa perubahan mindset, selalu mengupgrade diri, memulai terampil menggunakan teknologi, luwes dalam bertugas, menguasai 4C serta refleksi diri memberikan hasil yang baik dalam proses pembelajar.
II. PERASAAN ( FEELINGS )
Dalam melakukan aksi nyata modul 3.1. Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran pertama yang saya pikir akan sangat sulit. Terutama saat membuka komunikasi diawal terkait pelaksanaan kegiatan. Melalui kolaborasi, tindakan nyata dapat dilaksanakan dengan baik. Saat melaksanakan kegiatan ini, perasaan saya lebih nyaman dan tenang karena sudah terencana sesuai dengan harapan. Setelah aksi nyata berakhir, sayapun merasa senang saat ditantang untuk mempertahankan dan meningkatkan pemahaman diri dan teman sejawat mengenai pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah.
III. PEMBELAJARAN ( FINDINGS)
Banyak pelajaran baru dalam perubahan yang telah saya lakukan dalam mengikuti program ini, baik untuk pribadi maupun diri sendiri. Salah satu praktik baik untuk diri sendiri adalah bahwa awal yang baik untuk perubahan adalah kolaborasi dan komunukasi. Dari kolaborasi, kita belajar untuk menyamakan persepsi dengan menyusun tahapan perubahan. Praktik baik lainnya adalah terkait dengan langkah strategis ketika munculnya kendala dari rencana yang telah tersusun. Adapun hambatan di luar rencana menyebabkan rencana berubah, maka penting untuk mempersiapkan alternatif strategi dalam pelaksanaan tindakan nyata. Semua dukungan dari teman sejawat sangat mempengaruhi dari kesuksesan rencana yang dibuat.
IV. PENERAPAN KE DEPAN ( FUTURE )
Sebuah perubahan nyata yang ada pada diri sendiri, yaitu ketika tumbuhnya semangat dalam mempererat kerjasama dalam bentuk kolaborasi bersama orang lain dalam membentuk pembelajaran yang lebih baik. Hal ini sangat penting dalam kaitannya dengan implementasi tindakan perubahan di masa depan. Serta peningkatan rasa optimisme tentang kompetensi diri disegi pengambilan keputusan. Akan sangat berdampak nyata pada keputusan yang dibuat di masa mendatang mengenai peran dari pemimpin pembelajaran. Adapun perubahan lainnya yang timbul yaitu tumbuhnya sebuah komitmen untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik di sekolah.
Blog Koneksi Antar Materi tentang Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Seorang Pemimpin
Saya Aprizal, Calon Guru Penggerak Angkatan 7 tahun dari Kota Bandar Lampung, saat ini saya mengajar di SMP Al Ahar 3 Bandar Lampung. Dalam kesempatan ini saya akan membuat Blog Koneksi Antar Materi tentang Modul 3.1 yaitu Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Seorang Pemimpin.
Sahabat guru hebat,
Dalam modul 1.1 filosofi pendidikan yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara menyampaikan bahwa pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Di dalam melaksanakan pembelajaran seorang pemimpin perubahan dalam pendidikan (dalam hal ini adalah guru) harus menerapkan sistem among (menuntun yang menjadi tuntunan) agar mampu mendorong tumbuh kembangnya potensi siswa yang memiliki kodrat yang berbeda-beda.
Seorang pemimpin perubahan dalam pendidikan (guru) harus selalu dan teguh berpedoman pada Pratap Triloka Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Hubungannya dengan pengambilan keputusan, seorang pemimpin (guru) harus mampu mengambil sebuah keputusan yang tepat, arif, bijaksana, dan berpihak kepada siswanya. Seorang pemimpin perubahan dalam pendidikan (guru) harus mampu menjadi teladan bagi orang-orang yang dipimpinnya yakni siswa, seorang pemimpin harus mampu membangun semangat orang-orang yang dipimpinnya, dan seorang pemimpin perubahan dalam pendidikan harus mampu memberikan motivasi kepada orang-orang yang dipimpinnya untuk dapat mengembangkan minat, bakat, dan potensi yang dimiliki siswa.
Dalam mengambil sebuah keputusan seorang pemimpin perubahan dalam pendidikan harus selalu menyelaraskan dengan visi dan misi yang telah disusun dan disepakati bersama oleh unsur yang ada di sekolah, supaya yang diputuskan jelas dan terarah. terutaman dalam mewujudkan pendidikan yang berpihak pada murid sehingga terwujud merdeka belajar yang seutuhnya sesuai harapan bersama.
Sahabat guru hebat,
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, sering dihadapkan dalam situasi di mana Anda diharuskan mengambil suatu keputusan. Akan tetapi seberapa sering keputusan tersebut melibatkan kepentingan dari masing-masing pihak yang sama-sama merasa benar, tetapi bertentangan satu dengan yang lain?.
Dalam pengambilan sebuah keputusan akan ada dua hal yang kita temui yaitu bujukan moral dan dilema etika. Soo, adakah perbedaan keduanya itu?.
Bujukan moral atau benar vs salah adalah sebuah situasi yang terjadi dimana seseorang dihadapkan pada situasi benar atau salah dalam mengambil sebuah keputusan.
Dilema etika atau benar vs benar adalah sebuah situasi yang terjadi dimana seseorang dihadapkan pada situasi keduanya benar namun bertentangan dalam mengambil sebuah keputusan.
Jadi, dari pengalaman bekerja kita pada institusi pendidikan, kita telah mengetahui bahwa dilema etika adalah hal berat yang dirasa dan harus dihadapi dari waktu ke waktu. Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan yang mendasari serta bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup.
Secara umum dan luas ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan, yaitu :
1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Dalam pengambilan sebuah keputusan ada tiga prinsip yang melandasinya. Ketiga prinsip ini yang seringkali membantu dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip tersebut yaitu.
1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, haruslah memastikan bahwa keputusan yang diambil adalah keputusan yang tepat. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah keputusan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengambilan keputusan secara etis dan tidak merugikan satu sama lain.
Sahabat guru hebat,
Ada 9 langkah yang telah disusun untuk memandu dalam mengambil dan menguji keputusan dalam situasi dilema etika yang membingungkan karena adanya beberapa nilai-nilai yang bertentangan dalam merumuskan keputusan. Berikut sembilan langkah tersebut:
1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
4. Pengujian benar atau salah. Ada uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, dan uji panutan/idola.
5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
6. Melakukan Prinsip Resolusi.
7. Investigasi Opsi Trilema.
8. Buat Keputusan.
9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan.
Selain menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan diatas, bisa menerapkan teknik coaching di dalam pengambilan keputusan. Melalui teknik coaching ini kita dapat memunculkan potensi-potensi yang kita miliki untuk dapat menyelesaikan situasi dilema etika yang kita alami.
Sahabat guru hebat,
Demikianlah tugas modul 3.1.a.8 tentang koneksi antar materi modul pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang dapat saya simpulkan berdasarkan pemahaman penulis dan semoga menjadi suatu referensi bagi kita untuk mengambil keputasan yang bijaksana.
Semoga bermanfaat.
https://sites.google.com/view/patihaprizal
#suhartogratia #cgpangkatan7 #aprizalcgp7 #janganlupabahagia