Kelas VI

Tema 7

Menerima Qadha dan Qadar

A. Qadha

Qadha adalah keputusan atau ketetapan suatu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah atas makhluk-Nya. Qadha tidak dapat diubah dan tidak dapat ditunda atau dimundurkan. Dalam QS Al-Hadid ayat 22 Allah menjelaskan:

(Klik tanda play untuk mendengarkan ayat, tunggu loading)

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Artinya : "Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah"

Jadi, bencana apa pun yang terjadi di atas bumi ini tidak ada yang tahu. Begitu juga kita tidak tahu kapan meninggal dunia atau kapan dunia ini kiamat.

Contoh-contoh qada antara lain sebagai berikut :

  1. Matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat.
  2. Kematian pasti datang.
  3. Bumi serta planet-planet lainnya berputar sesuai porosnya.

Seseorang yang beriman kepada qada akan bersikap dan berperilaku, antara lain sebagai berikut :

  1. Datang ke sekolah atau kegiatan lainnya tepat waktu.
  2. Memanfaatkan waktu untuk belajar dan hal lain yang positif.
  3. Menerima berapa pun uang jajan yang diberikan orang tua.
  4. Tidak bersikap sombong di rumah, di sekolah atau di lingkungan masyarakat.
  5. Berhati-hati jika berada di tempat keramaian atau di jalan raya yang padat kendaraan.
  6. Bertanggung jawab atas tugas yang diberikan kepadanya.
  7. Santun dan rendah hati dalam bersikap di mana pun ia berada.


B. Qadar atau Taqdir

Qadar atau takdir adalah segala ketentuan Allah subhanahu wata'ala yang telah berlaku terhadap semua makhluk-Nya. Taqdir ada yang tidak bisa diubah dan ada taqdir/kondisi yang masih mungkin dapat berubah. Taqdir yang tidak bisa diubah di antaranya kematian seseorang dan lahirnya seseorang dengan jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Di antara taqdir ada pula yang masih mungkin atau bisa diubah dengan ikhtiar atau usaha, di antaranya kebodohan bisa diubah dengan doa dan belajar (atas kehendak Allah), kemiskinan bisa diubah dengan doa dan bekerja (atas kehendak Allah).

Ikhtiar artinya usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya. Keberhasilan usaha bergantung pada kegigihan usaha kita. Kesuksesan tidak datang sendiri, tetapi diusahakan dengan sungguh-sungguh. Jika kita ingin menjadi anak pintar harus ikhtiar dengan giat belajar. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala di Allah berfirman dalam Surah Ar-Ra'du ayat 11:

(Klik tanda play untuk mendengarkan ayat, tunggu loading)

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

Artinya: ".... Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri ..."

Berikut contoh-contoh qadar :

  1. Menjadi pintar dan menjadi juara kelas karena belajar dan berdoa.
  2. Menjadi juara lomba pidato atau juara lomba cerdas cermat karena gigih berlatih.
  3. Menjadi anak yang disenangi dalam pergaulan karena ramah dan suka menyapa kepada siapa saja.
  4. Menjadi anak yang pandai membaca al-Quran dan menjadi qari/qariah terbaik di sekolah atau sampai ke tingkat provinsi harus usaha yang gigih.

Seseorang yang beriman kepada qadar akan bersikap dan berperilaku, antara lain sebagai berikut :

  1. Menyadari bahwa semua cita-cita yang diinginkan harus diusahakan.
  2. Memiliki rasa percaya diri dalam menghadapi tugas. Misalnya mengerjakan PR sendiri.
  3. Giat dan disiplin dalam belajar. Misalnya, sebelum berangkat tidur, harus belajar terlebih dahulu.