Kelas VI

Tema 3

Indahnya Nama-Nama Allah

1. As-Shamad

As-Shamad artinya Maha Dibutuhkan (tempat meminta). Allah Subhanahu wata’ala Maha Dibutuhkan, Allah Subhanahu wata’ala menjadi tempat makhluq bersandar. Manusia harus mengakui sifat Maha Dibutuhkannya Allah Subhanahu wata’ala dalam perilaku sehari-hari. Kita suka memberikan bantuan seperti Allah Subhanahu wata’ala senantiasa membantu kita.

Allah berfirman dalam Q.S. al-Ikhlas ayat 2:

اللَّهُ الصَّمَدُ

Artinya: ”Allah Subhanahu wata’ala tempat meminta segala sesuatu.”

Maka dari itu, kita harus selalu mohon bantuan dan bergantung hanya kepada Allah Subhanahu wata’ala. Yang dapat kita terapkan dari pengakuan atas sifat As-Shamad antara lain sebagai berikut:

  1. Menjadikan Allah Subhanahu wata’ala sebagai tempat meminta atau berdoa dalam semua keinginan kita yang baik.
  2. Berusaha menjadi orang bermanfaat bagi orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Berusaha membantu teman, di sekolah ataupun di rumah dengan tenaga, pikiran, dan tutur kata yang santun.


2. Al-Muqtadir

Arti al-Muqtadir adalah Mahakuasa atau Maha Menentukan. Allah Subhanahu wata’ala Mahakuasa, alam semesta beserta isinya adalah di bawah kekuasaan Allah Subhanahu wata’ala. Seperti gunung-gunung yang berdiri tegak, sungai-sungai yang panjang berliku, tanaman, binatang yang ada di darat dan di laut beraneka rupa. Oleh sebab itu, kita mensyukuri segala kekuasaan Allah Subhanahu wata’ala

Segala makhluk ciptaan Allah Subhanahu wata’ala yang ada di atas dunia ini hidup, bergerak atau mati atas kuasa dan ketentuan Allah Subhanahu wata’ala. Allah Subhanahu wata’ala mudah saja untuk menciptakan dan juga untuk menghancurkannya.

Cermati Q.S. Yasin/36 ayat 82 berikut ini:

(Klik tanda play untuk mendengarkan ayat, tunggu loading)

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

Artinya: ”Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, ”Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.”

Ayat di atas mengisyaratkan, bahwa Allah Subhanahu wata’ala Mahakuasa atas semua makhluk ciptaan-Nya. Oleh sebab itu, marilah kita terapkan sifat al-Muqtadir.

  1. Menjadikan Allah Subhanahu wata’ala sebagai tempat berlindung.
  2. Berlomba-lombalah untuk mencari amal kebaikan karena kita tidak tahu kapan bencana datang.


3. Al-Muqaddim

Arti al-Muqaddim adalah Maha Mendahului. Artinya, Allah Subhanahu wata’ala Maha Mendahului atas apa yang diciptakan-Nya. Nah, tentu kita sudah tahu kursi atau meja yang ada di rumah atau di sekolah. Kursi dan meja dibuat oleh tukang kayu. Siapakah yang lebih dulu ada, tukang kayu atau kursi dan meja? Tentu saja tukang kayu lebih dulu ada daripada kursi dan meja. Begitu juga Allah Subhanahu wata’ala lebih dulu ada daripada makhluk ciptaan-Nya.

Pahamilah makna al-Muqaddim, yaitu Allah Yang Maha Mendahului. Allah Subhanahu wata’ala yang harus kita sembah dan lidah kita selalu menyebut nama-Nya.

Marilah kita terapkan keimanan terhadap nama dan sifat al-Muqaddim:

  1. Dalam berbuat kebaikan, hendak-nya kita lebih dulu berbuat.
  2. Mengerjakan sesuatu yang ber-manfaat untuk masa depan dan jangan mengerjakan perbuatan yang sia-sia dan merugikan orang lain.
  3. Jangan menunda-nunda pekerjaan, terutama belajar.
  4. Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan diri sendiri.


4. Al-Baqi

Apa arti Al-Baqi? Al-Baqi adalah Yang Mahakekal. Ada peristiwa, gunung api meletus, banjir bandang, banjir dan kebakaran yang merusak lingkungan. Hal itu menandakan segala sesuatu di atas bumi ini tidak kekal atau rusak. Manusia juga tidak kekal. Lihat saja proses manusia dari lahir sampai dengan meninggal. Sebaliknya, Allah Subhanahu wata’ala Mahakekal.

Setiap ciptaan Allah Subhanahu wata’ala akan hancur atau tidak abadi. Hanya Allah Subhanahu wata’ala yang kekal abadi. Allah Subhanahu wata’ala Yang Mahakekal itulah yang harus kita sembah dan lidah kita selalu bertasbih kepada-Nya.