Kelas V

Tema 4

Bulan Ramadān yang Indah

A. Puasa di Bulan Ramadān

(Klik tanda play untuk mendengarkan ayat, tunggu loading)

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 183:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

Kutiba berarti diwajibkan. Wajib bagi orang-orang yang beriman berpuasa. Wajib artinya jika dikerjakan mendapat pahala, dan jika ditinggalkan berdosa. Mengapa barus berpuasa? Puasa hadiahnya “Takwa”.

Di dalam Q.S. al-Baqarah/2: 183, Allah Subhanahu wata’ala telah menjanjikan bagi orang yang berpuasa dengan baik akan mendapatkan predikat “takwa”. Apa yang di maksud dengan takwa? Takwa ialah melakukan semua perintah Allah Subhanahu wata’ala dan menghindari semua larangan-Nya. Orang yang sungguh-sungguh bertakwa hidupnya tenteram dan bahagia, kemudian di akhirat kelak akan memperoleh taman surga yang sangat indah dan bahagia selama-lamanya. Berpuasa yang baik, harus memahami dan mengikuti ketentuan-ketentuannya. Puasa dalam bahasa Arab disebut £aumatau shiyām, artinya menahan diri dari segala sesuatu, seperti menahan makan, minum, nafsu, dan menahan berbicara yang tidak bermanfaat. Sedangkan puasa menurut ajaran agama Islam artinya menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya sejak terbit fajar sampai terbenam matahari, dengan niat dan beberapa syarat. Apabila ketentuan-ketentuan tersebut dapat dipenuhi, puasa seseorang dapat memberi manfaat dan pasti memperoleh predikat takwa. Pelajari dengan sungguh-sungguh ketentuan-ketentuan puasa berikut ini!

a. Syarat wajib puasa,artinya apabila syarat-syarat ini terdapat pada diri seseorang, maka orang tersebut wajib berpuasa, yaitu:

  1. Berakal sehat. Orang gila/hilang akal tidak wajib berpuasa.
  2. Balig atau dewasa. Anak-anak yang belum balig tidak wajib berpuasa.
  3. Kuat berpuasa. Orang yang lemah fisik tidak wajib berpuasa. Misalnya lemah karena tua boleh tidak puasa tetapi menggantinya dengan fidyah. Apakah fidyah itu? Fidyah adalah denda sebagai ganti bagi orang yang tidak mampu melakukan puasa. Caranya adalah memberi makan setiap hari (sejumlah hari di mana orang yang bersangkutan tidak berpuasa) kepada orang yang fakir atau miskin. Banyaknya satu mud. Satu mud adalah ukuran berat 626 gram. Fidyah bisa berupa beras atau makanan pokok yang mengenyangkan.

b. Syarat sah puasa, artinya apabila syarat ini terdapat pada seseorang maka puasanya sah, yaitu sebagai berikut.

  1. Islam, orang yang tidak beragama Islam tidak sah berpuasa.
  2. Berakal, orang yang tidak berakal (gila) atau orang yang dalam keadaan mabuk tidak sah berpuasa.
  3. Mumayyiz/Tamyiz, yaitu dapat membedakan antara yang baik dan buruk.
  4. Suci dari haid bagi wanita. Orang yang haid tidak sah berpuasa. Adapun nifas adalah kondisi setelah seorang ibu melahirkan. Mereka juga tidak sah berpuasa.
  5. Dalam waktu yang diperbolehkan berpuasa (bulan Ramadān). Kita dilarang berpuasa pada dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dan hari Tasyriq, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 bulan Haji.

c. Rukun puasa ada dua.

  1. Niat, yaitu menyengaja puasa Ramadān.
  2. Menahan dari segala yang dapat membatalkan puasa mulai dari terbit fajar Shadiq hingga terbenam matahari.

d. Hal yang Membatalkan Puasa

  1. Makan atau minum dengan sengaja.
  2. Muntah dengan sengaja
  3. Datang bulan/haid atau melahirkan
  4. Hilang akal/gila walaupun sebentar
  5. Murtad (keluar dari agama Islam).

d. Hal-hal yang Merusak Pahala Puasa

Apabila seseorang sedang berpuasa, lalu melakukan per-buatan tercela maka rusak atau berkurang pahala ibadah puasanya. Contoh perbuatan tercela: adalah berdusta, menghina, menghasut, memfitnah, berkata kotor, berkelahi atau bertengkar, dan sebagainya. Apabila seseorang sedang berpuasa tetapi melakukan perkelahian, maka puasanya tetap sah namun tidak mendapatkan pahala.

B. Memperbanyak Kebaikan di bulan Ramadān.

Mari memperbanyak kebaikan di bulan Ramadān. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam suka berbuat kebaikan. Berikut ini adalah contoh-contoh perbuatan baik yang selalu dilakukan beliau.

1. Salat Tarāwih berjamaah di malam hari setelah Salat Isya.

Setiap malam pada bulan Ramadānorang-orang dewasa dan anak-anak, laki-laki dan perempuan, berbondong-bondong pergi ke masjid. Mereka melaksanakan salat tarawih dan witir.

2. Tadārus al-Qur’ān

Tadārus al-Qur’ānartinya membaca al-Qur’ān secara tartil dengan tajwid dan makhraj yang benar atau dengan bacaan yang fasih. Selain membaca, ada lagi yang mempelajari isi kandungan al-Qur’ān. Tadārus dapat dilaksanakan sendiri-sendiri atau dengan cara bergantian, yaitu salah seorang peserta membaca al-Qur’ān sedangkan yang lainnya menyimak atau memperhatikan bacaan tersebut. Ketika dijumpai kesalahan membaca, maka peserta yang lainnya segera membenarkannya sesuai dengan bacaan semestinya. Tidak dibenarkan jika salah seorang membaca al-Qur’ān sedangkan yang lainnya asik bercerita di dekat orang yang membaca al-Qur’ān tersebut.

3. Memperbanyak Sedekah

Bersedekah maksudnya memberikan sesuatu yang bermanfaat kepada orang lain dengan niat ikhlas karena mengharap rida Allah Subhanahu wata’ala

C. Manfaat Puasa Ramadān

Mari meraih manfaat ibadah puasa Ramadān. Manfaat orang yang berpuasa terutama puasa Ramadān sangat banyak, di antaranya hal-hal berikut:

  1. Ungkapan Rasa Syukur kepada Allah Subhanahu wata’ala Ibadah puasa dan ibadah lainnya merupakan ungkapan rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah Subhanahu wata’ala
  2. Melatih Kejujuran. Di saat berpuasa, kita menahan lapar dan dahaga, mampu untuk tidak makan dan minum meskipun tidak ada yang melihat. Kita yakin bahwa Allah Subhanahu wata’ala Maha Melihat.
  3. Menanamkan Rasa Kasih Sayang. Dengan berpuasa, kita dapat merasakan penderitaan orang lain. Banyak di antara mereka kelaparan dan kehausan. Sesama manusia, kita harus mengasihi dan menyayangi dengan memberikan bantuan agar mereka juga merasakan kebahagiaan.
  4. Sehat Jasmani dan Rohani. Orang yang berpuasa akan merasakan sehat jasmani dan rohaninya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengatakan: “Puasalah kamu, supaya sehat”.
  5. Melatih Kesabaran (Pengendalian Diri). Ibadah puasa dapat juga membentuk sikap sabar. Sedangkan sabar adalah sikap utama untuk sukses. Contohnya, orang yang ingin sukses dan berprestasi di sekolah harus sabar dalam belajar. Ingin sukses bermain bola harus juga sabar berlatih. Ingin sukses masuk surga sekalipun harus sabar mentaati perintah Allah Subhanahu wata’ala. Jadi bagi yang ingin sukses di dunia dan akhirat harus menggunakan sikap sabar.


RANGKUMAN

  1. Puasa Ramadān adalah perintah Allah Subhanahu wata’ala sebagaimana terdapat dalam Q.S. al-Baqarah/2: 183.
  2. Berpuasa pada bulan Ramadānuntuk meraih derajat tertinggi, yaitu “takwa”.
  3. Puasa memiliki ketentuan-ketentuan, seperti syarat wajib puasa, syarat sah puasa, rukun puasa, dan yang membatalkan puasa.
  4. Pada bulan puasa dianjurkan memperbanyak amal ibadah, seperti salat tarāwih berjamaah, tadārus al-Qur’ān, dan memperbanyak sedekah.
  5. Puasa Ramadān mengandung banyak manfaat, di antaranya ungkapan rasa syukur kepada Allah Subhanahu wata’ala, melatih kejujuran, menanamkan rasa kasih sayang, sehat jasmani dan rohani, dan melatih kesabaran (pengendalian diri).