Kelas V

Tema 3

Cita-citaku Menjadi Anak yang Salih (Jujur, Hormat dan Patuh, Saling Menghargai)

A. Orang Jujur Disayang Allah

Jujur meliputi :

Pertama, jujur kepada Allah Subhanahu wata’ala. Ciri-cirinya selalu mentaati perintah Allah Subhanahu wata’ala di mana pun dan kapan pun.

Kedua, jujur kepada diri sendiri. Perilaku tidak jujur dapat mendatangkan petaka. Contoh, bagi siswa yang menyontek ketika ujian, mereka akan dinyatakan tidak lulus.

Ketiga, jujur kepada orang lain. Semua orang pasti pernah berjanji. Misalnya, seorang siswa berjanji kepada bapak/ibu gurunya akan menyerahkan tugas PR pada hari dan tanggal tertentu. Bila siswa tersebut memenuhi janjinya, maka gurunya akan senang dan memberi-kan pujian. Apa yang terjadi jika siswa tersebut tidak menepati janjinya? Tuliskan jawabanmu pada buku catatan dan tunjukkan kepada gurumu.

B. Hormat dan Patuh kepada Orang Tua dan Guru

1. Hormat dan Patuh kepada Orang Tua

Orang tua terdiri atas ayah dan ibu. Dari pernikahan mereka lahirlah anak, yaitu “kita”. Mulai dari dalam kandungan lebih kurang selama sembilan bulan lamanya hingga kini besar, merekalah yang mengasuh, mem bimbing, memberi makan-minum dan pakaian, mendidik, serta mengajari mengaji dan menyekolah kan. Dalam mem-besar kan anaknya, mereka meng hadapi berbagai masalah dalam kehidupan. Maka dari itu, mereka pun berdoa “ya Allah jadikanlah anakku ini orang sālih yang taat kepada-MU dan patuh kepada orang tuanya, serta berguna bagi bangsa dan negara”. Begitulah harapan ayah-ibu kita. Mereka tak pernah berhenti berdoa agar anaknya berperilaku sālih. Jasa mereka tidak akan pernah dapat dibalas. Oleh karena itu sudah sepantasnya kita sebagai anak menaruh hormat, setia, dan patuh kepada mereka.

2. Hormat dan Patuh kepada Guru

Mengapa Harus Hormat dan Patuh Kepada Guru? Guru adalah pengganti orang tua di sekolah. Banyak hal yang dapat kita peroleh dari guru, terutama mendapat ilmu pengetahuan dan keteladanan. Guru telah megajari dan membimbing kita beribadah dan membaca al-Qur’ān, berbahasa yang baik, berhitung, bergaul, mengenal lingkungan alam, serta mengenal seni dan sebagainya. Selain itu, ia juga mengasuh, membimbing, memperhatikan, dan menjaga muridnya selama berada di sekolah. Begitulah jasa mereka kepada kita. Sudah seharusnya kita bersikap setia, hormat dan patuh kepada mereka. Contoh-contoh sikap hormat kepada guru: berbicara dengan sikap santun, berbahasa yang baik dan benar, rendah hati, tidak sombong dan tidak merasa lebih pintar.

C. Indahnya Saling Menghargai

Semua manusia di dunia ini bermula dari Ādam ’alaihissalam . Kemudian manusia berkembang, di antaranya adalah “kita”. Allah Subhanahu wata’ala menciptakan manusia itu berbagai macam bentuk dan warna. Ada yang putih, ada yang hitam, tinggi, rendah, berambut keriting, dan berambut lurus, semua tidak ada yang serupa. Demikian pula kehidupan manusia, ada yang kaya, dan ada yang miskin. Bangsa Indonesia misalnya, terdiri dari beragam suku, agama dan adat istiadat. Lalu, bagaimana kita hidup ditengah-tengah keberagaman itu? Tentu saja kita harus saling menghargai. Sikap saling menghargai antara lain sebagai berikut.

1. Menghargai Pendirian Orang Lain

Di dalam agama Islam terdapat sedikit perbedaan dalam beribadah. Misalnya dalam ibadah salat subuh, ada yang melakukan doa qunūt dan ada yang tidak melakukannya. Semua itu tergantung pada pendirian masing-masing. Pendirian inilah yang harus kita hargai, karena semua ada tuntunannya. Yang terpenting adalah dilaksanakannya salat subuh sesuai dengan tutunan Islam yang diyakininya. Mereka yang berqunut dan yang tidak berqunūt tetap saja sah shalat Subuhnya.

2. Menghargai Keyakinan Orang Lain

Ahmad bertempat tinggal satu lingkungan dengan Stevanus. Mereka juga belajar di sekolah yang sama. Ahmad beragama Islam, sedangkan Stevanus beragama Kristen. Dalam berteman mereka selalu rukun dan saling menghargai sekali pun berbeda agama.

RANGKUMAN

  1. Bercita-cita menjadi anak sālih adalah sikap anak pintar yang terpuji.
  2. Anak sālih adalah anak baik yang selalu disayang Allah Subhanahu wata’ala dan manusia sekitarnya.
  3. Ciri-ciri anak sālih adalah taat kepada Allah Subhanahu wata’ala, jujur, hormat dan patuh kepada orangtua dan guru, setia kepada kawan, serta saling menghargai antar sesama.
  4. Di dalam pergaulan, hendaklah menghargai pendirian, keyakinan, dan pendapat orang lain.