Luqmān adalah hamba Allah Subhanahu wata’ala yang shalih. Ia tidak menerima kenabian, tetapi menjadi seorang ayah pilihan Allah Subhanahu wata’ala Dia berkebangsaan Habsyi berasal dari Kota Sudan. Pekerjaannya sebagai tukang kayu, tubuhnya pendek, dia memiliki kekuatan dan mendapat hikmah dari Allah Subhanahu wata’ala , sehingga nasihat yang disampaikan kepada anaknya diabadikan dalam al-Qur’ān. Luqmān adalah anak dari Bau’ra bin Nahur bin Tareh, dan Tareh bin Nahur merupakan nama dari Azar ayah nabi Ibrahim ‘alaihissalam Luqmān hidup selama 1.000 tahun. Ia menjadi guru Nabi Dāūd ‘alaihissalam sebelum diangkat menjadi nabi. Pekerjaan Luqmān pada awalnya adalah tukang kayu, tukang jahit, dan juga menggembala domba. Ia kemudian diangkat menjadi qadhi (hakim). Luqmān menikah dan dikaruniai banyak anak, akan tetapi semua anaknya meninggal dunia ketika masih kecil. Semua itu ia terima dengan ikhlas, karena ia yakin dan sadar bahwa semua yang terjadi adalah atas kehendak Allah Subhanahu wata’ala.
Amati dan bacalah dengan tartil Q.S. Luqmān/31: 12 berikut!
(Klik tanda play untuk mendengarkan ayat, tunggu loading)
Artinya: "Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqmān, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, Dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji“
Pelajaran yang dapat diambil dari Q.S. Luqmān/31: 12 di atas ialah:
1. Jangan Musyrik atau Menyekutukan Allah Subhanahu wata’ala.
Amati dan bacalah dengan tartil Q.S. Luqmān/31: 13 berikut!
(Klik tanda play untuk mendengarkan ayat, tunggu loading)
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqmān berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah Subhanahu wata’ala) sesungguhnya mempersekutukan (Allah Subhanahu wata’ala ) adalah benar-benar kedzaliman yang besar”.
Apa arti mempersekutukan Allah Subhanahu wata’ala? Mempersekutukan artinya menyerupakan sesuatu dengan Allah Subhanahu wata’ala Misalnya menjadikan matahari sebagai Tuhan lalu disembah. Membuat batu atau patung sebagai Tuhan lalu disembah. Menjadikan kayu besar sebagai Tuhan lalu dipuja-puja dan disembah.
Wahai anakku, janganlah menyamakan Allah Subhanahu wata’ala dengan sesuatu apa pun, dan tidak akan pernah sama, karena sehebat apapun manusia, matahari, apalagi patung, tidak akan bisa menyamai Allah Subhanahu wata’ala sebagai pencipta alam semesta dan sebagai sumber nikmat dan karunia. Barangsiapa ingkar kepada pemberi nikmat dan karunia (Allah Subhanahu wata’ala ) maka orang tersebut telah berbuat kezaliman yang besar.
2. Jangan Angkuh dan Sombong
Amati dan bacalah dengan tartil Q.S. Luqmān/31: 18 berikut!
(Klik tanda play untuk mendengarkan ayat, tunggu loading)
Artinya: “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." (Q.S Luqmān:18).
Ciri-ciri sikap angkuh dan sombong menurut Q.S. Luqmān/31: 18 di atas adalah:
Luqmān mengajarkan kepada anaknya untuk berperilaku rendah hati, tidak angkuh dan sombong. Misalnya bertemu teman mengucapkan salam sambil menyapa “apa kabar?” Jangan tak acuh terhadap orang lain, angkuh, dan merasa hebat sendiri. Misalnya; merasa paling cakap, paling ganteng, paling kaya, paling pintar, dan paling hebat. Kalau berjalan dengan melenggang lenggok yang dibuat-buat, memuji diri sendiri dan sebagainya. Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala tidak menyukai orang-orang yang angkuh dan sombong lagi membanggakan diri, artinya orang yang sombong itu dibenci oleh Allah Subhanahu wata’ala. Hai anakku, Itulah beberapa contoh keteladanan akhlak mulia dan budi pekerti yang diajarkan Luqmānal-Hakim yang harus kita teladan.
3. Hendaklah Berbuat Kebajikan
Amati dan bacalah dengan tartil Q.S. Luqmān/31: 17 berikut!
(Klik tanda play untuk mendengarkan ayat, tunggu loading)
Artinya: "Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)." (Q.S. Luqmān/31: 17).
Luqmān berseru: “Hai Anakku”.
RANGKUMAN