Ada Fenomena menarik di Indonesia ketika Hari Raya Idul Fitri yaitu tradisi pulang kampung
Pulang kampung seakan WAJIB Hukumnya bagi mereka yg merantau dikota lain seperti Jakarta untuk merayakan Idul Fitri dikampung halamannya.
Mereka rela berdesakan naik kereta api yang tiketnya harus dipesan sebulan sebelumnya, mereka antri naik pesawat dan rela menunggu berjam jam sebelumnya agar tidak ketinggalan pesawat,
Yang naik mobil pribadi/ bus rela bermacet ria diperjalanan.
Biasanya H-1 adalah Puncak arus mudik lebaran,
Disepanjang jalan raya kalimalang penuh dengan Kendaraan roda dua yg ingin mudik kearah pulau Jawa, kadang bikin geleng geleng kepala kita melihatnya, bayangkan sepeda motor diisi 2 orang dewasa ( Suami Istri) dan 2 anaknya ditambah bawaan yg banyak ditaruh belakang penumpang diikat dengan kayu.
Semua itu dilakukan agar bisa Lebaran merayakan Idul Fitri dikampung halaman, kumpul bersama orangtua dan keluarga mereka.
Pertanyaan ?
Hikmah apa yang bisa kita ambil pelajaran dari tradisi Pulang Kampung.
Sebagai orang yang beriman kita sudah diingatkan oleh Nabi kita yang Mulia, Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya :
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: أَخَذَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم بِمنْكِبَيَّ فَقَالَ: (كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ) وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ: إِذَا أَمْسَيْتَ فَلا تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلا تَنْتَظِرِ المَسَاءَ. وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لمَوْتِكَ. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
Dari Ibnu Umar radhiallohu ‘anhuma beliau berkata: Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah memegang kedua pundakku seraya bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir.” Ibnu Umar berkata: “Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu Ibnu Umar berkata: “Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu pagi hari jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati.” (HR. Bukhori)
Pesan Nabi : hiduplah didunia seperti orang asing atau musafir
والغريب يأخذ حاجته من البلد ويمشي إلى بلده
Makna Goriib adalah orang yang sekedar mencari kebutuhannya (pekerjaan/mencari rejeki) disuatu tempat dan dia akan kembali ketempat asalnya
Perhatikan gaya Hidup orang Asing atau perantau disuatu negeri/kota
1. Mereka Tinggal disuatu kota hanya Sementara karena suatu Saat dia akan kembali kekampung halaman atau negerinya minimal ketika lebaran dia pulang kampung.
2. Karena Dia Sadar dan Tahu akan pulang kampung, maka dia persiapkan dengan matang keperluannya untuk pulang kampung yaitu biaya perjalanan, bekal atau biaya selama dikampung, oleh2 buat keluarga dll
3. Karena butuh biaya atau bekal untuk pulang kampung maka gaya hidup mereka menjadi bijak dan terukur, mereka bekerja dan ketika punya uang, mereka tabung sedikit demi sedikit untuk bekal pulang kampung
Bandingkan orang yg pribumi yang tidak pulang kampung, kadang mereka berpikir sederhana, rejeki hari ini dihabiskan hari itu juga karena tidak berpikir pergi jauh untuk pulang kampung.
Hadits diatas Nabi berpesan kepada kita bahwa jadilah seperti orang asing di Dunia ini, bahwa kita hanya Sementara didunia tidak selama lamanya, Suatu Saat kita Bakal Pulang Kampung kehadirat Allah SWT , Dunia ini hanyalah tempat kita mencari bekal yaitu Amal Soleh sebanyaknya untuk kita bawa ke alam Akhirat.
Allah berfirman :
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى [البقرة:197]
Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa
Bulan Ramadhan adalah Kesempatan yang tepat untuk mengumpulkan bekal amal soleh sebanyak-banyaknya karena pahala dilipatgandakan, pintu2 kebaikan dibuka lebar-lebarnya. Jangan sampai Ramadhan pergi, kita belum beribadah yg terbaik.
Saya teringat satu buah syair yang berbunyi
لِمَحْمُوْدِ ساَمِى باَشاَ (المُتَوَفَّى سَنَةَ ١٣٦٦هـ) فىِ انْتِهاَزِ الْفُرْصَةِ
Syair Mahmud Sami Basya (Wafat 1366 H) Tentang Memanfaatkan Kesempatan
بَادِرِ الفُرْصَةَ وَاحْذَرْ فَوْتَهَا # فَبُلُوْغُ العِزِّ فِي نَيْلِ الفُرَصِ
وَاغْتَنِمْ عُمْرَكَ إِبَّانَ الصِّبَا # فَهُوَ إِنْ زَادَ مَعَ الشَيْبِ نَقَصْ
وَابْتَدِرْ مَسْعَاكَ وَاعْلَمْ أَنَّ مَنْ # بَادَرَ الصَيْدَ مَعَ الفَجْرِ قَنَصْ
إِنَّ ذَا الحَاجَةِ إِنْ لَمْ يَغْتَرِبْ # عَنْ حِمَاهُ مِثْلُ طَيْرٍ فيِ قَفَصٍ
Ambillah kesempatan secepatnya, jangan sampai melewatkannya. Karena kemuliaan itu dicapai dengan memanfaatkan setiap kesempatan.
Pergunakanlah waktumu sejak usia dini. Karena ketika usia beranjak senja dengan bertambahnya uban, umur pun berkurang.
Cepatlah memulai usahamu, ketahuilah bahwa semakin awal seseorang memulai berburu, semakin banyak tangkapan yang ia akan dapatkan.
Sesungguhnya orang yang punya kebutuhan, namun tidak mau beranjak dari kediamannya. Maka ia laksana burung dalam sangkar.