Tugas Pokok dan Fungsi Laboran
Merencanakan Pemanfaatan Laboratorium Sekolah.
Setiap awal tahun pelajaran, teknisi/juru bengkel membantu kepala laboratorium dalam menyusun rencana kebutuhan bahan, peralatan, dan suku cadang laboratorium yang mencakup jenis dan tipe bahan, alat dan suku cadang, serta kebutuhan fasilitas pendukung laboratorium lainnya (seperti peralatan K3 dan anggaran biaya) agar mampu memfasilitasi/melayani seluruh kegiatan pembelajaran.
Mengatur Penyimpanan Bahan, Peralatan, Perkakas, dan Suku Cadang Laboratorium Sekolah.
Teknisi/juru bengkel melakukan pencatatan dan mendokumentasikan seluruh bahan, peralatan, dan fasilitas laboratorium, baik secara manual dengan menggunakan buku inventaris alat dan bahan maupun menggunakan fasilitas 18 komputer atau laptop yang tersedia di laboratorium. Pencatatan dilakukan secara periodik setiap awal dan akhir tahun pelajaran dan menginformasikan tentang kuantitas dan kualitas peralatan, bahan, dan fasilitas laboratorium lainnya.
Merawat Ruang Laboratorium Sekolah.
Substansi kegiatan ini sama seperti kegiatan membersihkan alat dan bahan. Hal yang membedakan adalah objek yang dibersihkannya, yaitu seluruh ruangan yang ada di laboratorium tempat laboran bekerja. Setiap hari kerja laboran menjaga kebersihan ruangan laboratorium pada sebelum dan sesudah pemakaian agar kenyamanan, kerapian, kesehatan, dan keselamatan tetap terjaga. Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan pemeliharaan laboratorium.
Mengelola Bahan dan Peralatan Laboratorium Sekolah.
Kegiatan ini dilakukan oleh laboran secara berkala terhadap seluruh alat dan bahan yang ada di laboratorum pada sebelum dan sesudah pemakaian agar kualitasnya tetap terjaga. Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan pemeliharaan alat dan bahan dan berlaku juga bagi bahan yang tidak digunakan. Kegiatan ini merupakan bagian dari pengelolaan alat dan bahan selama berada di laboratorium dan harus dilakukan sesuai dengan jadwal dan sesuai POS yang tersedia, misalnya dengan pelepasan kotoran, pengemasan ulang, dan penyimpanannya dalam ruang yang sesuai dengan persyaratan bahan agar terhindar dari kerusakan.
Melayani Kegiatan Praktikum.
Pada setiap kegiatan praktikum laboran menyiapkan peralatan yang biasanya merupakan kegiatan rutin dan berulang dengan siklus harian atau mingguan yang tergantung pada jumlah materi praktikum dan jumlah mata percobaan pada praktikum di suatu laboratorium. Peralatan biasanya memiliki dimensi yang cukup besar dan bersifat seperti desktop serta perlu pemanasan sebelum dioperasikan. Oleh karena itu, kegiatan penyiapannya mencakup pemeriksaan ulang kelengkapan alat dan pengondisi/pemanas (conditioning/warm up), serta pengembaliannya ke tempat asal jika dipindahkan. Hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya seluruh jenis dan jumlah peralatan, termasuk aksesorinya, di meja praktik peserta didik sesuai dengan daftar cek yang tersedia.
Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium Sekolah.
Laboran menyusun POS kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dalam bentuk instruksi kerja urutan tindakan yang benar dan harus diikuti oleh setiap orang agar bekerja secara sehat dan selamat di laboratorium. Teknisi memiliki risiko kerja tinggi sehubungan dengan bahan dan peralatan yang dikelolanya sehingga diperlukan kecermatan dan pemahaman tinggi dalam mengurangi risiko tersebut. Teknisi perlu memahami bahaya fisik, kimiawi, biologis, atau radiasi yang dapat muncul saat bekerja di laboratorium juga metode pencegahan dan penanganannya jika terjadi kecelakaan kerja. POS K3 yang harus disusun misalnya adalah POS penggunaan alat pelindung diri (PPE), POS bekerja secara aman dan keadaan tanggap darurat (seperti kebakaran), POS penanganan kecelakaan kerja (seperti tumpahan bahan kimia dan terjadi luka), dan POS pengelolaan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun).