Siapa Sih Sebenarnya Pemerhati Jemaat Itu?
Pernah dengar istilah "Pemerhati Jemaat"? Mungkin kita langsung berpikir, "Oh, itu pasti Pak Pendeta atau Gembala Sidang kita." Memang tidak salah, tapi sebenarnya, arti "Pemerhati Jemaat" dalam Alkitab itu jauh lebih luas dan menarik, lho! Mari kita selami bersama.
Dulu di Zaman Alkitab: Banyak Peran, Satu Tujuan
Istilah "Pemerhati Jemaat" memang tidak ada kata per katanya di Alkitab. Tapi, intinya adalah tentang siapa saja yang peduli, menjaga, membimbing, dan melayani umat Tuhan. Sejak dulu, Tuhan sudah menunjuk orang-orang untuk peran ini:
Di Perjanjian Lama: Ada para Tua-tua (orang yang dituakan dan dihormati), para Imam (pemimpin ibadah dan rohani), para Nabi (penyampai pesan Tuhan), dan bahkan para Raja (pemimpin pemerintahan yang juga menjaga umat). Mereka semua punya peran masing-masing untuk memastikan umat hidup sesuai kehendak Tuhan dan sejahtera. Intinya, mereka adalah "mata" dan "tangan" Tuhan untuk umat-Nya.
Di Perjanjian Baru (Gereja Mula-mula): Setelah Yesus naik ke surga, para Rasul adalah pemimpin awalnya. Mereka fokus mengajar Firman Tuhan dan berdoa. Tapi, karena jemaat makin banyak dan kebutuhan makin beragam, mereka menunjuk Diaken (pelayan) untuk mengurus kebutuhan sehari-hari, seperti makanan untuk janda-janda. Lalu, ada juga Penatua atau Penilik Jemaat yang tugasnya menggembalakan, mengawasi ajaran, dan menjaga jemaat dari hal-hal yang tidak benar.
Yang menarik, Alkitab sangat menekankan karakter dari para pemimpin ini. Bukan cuma pintar atau punya jabatan, tapi harus punya integritas, rendah hati, tidak cepat marah, bisa menguasai diri, dan hidupnya jadi teladan. Ini menunjukkan bahwa menjadi "pemerhati" itu lebih tentang siapa kita di hadapan Tuhan, bukan cuma apa yang kita lakukan.
Revolusi Besar: Setiap Kita Adalah "Imam"!
Nah, ini dia bagian yang paling seru! Sekitar 500 tahun yang lalu, ada gerakan besar dalam gereja yang disebut Reformasi. Tokoh utamanya, Martin Luther, mengingatkan kita kembali pada ajaran Alkitab yang luar biasa: "Imamat Am Orang Percaya."
Apa artinya ini? Artinya, setiap orang Kristen yang percaya kepada Yesus adalah "imam" di hadapan Tuhan! Kita tidak perlu perantara lagi untuk datang kepada Tuhan. Dan sebagai "imam," kita semua punya panggilan dan tanggung jawab untuk melayani Tuhan, bukan cuma di gereja, tapi di mana pun kita berada.
Ini mengubah pandangan kita tentang "Pemerhati Jemaat." Pelayanan bukan lagi cuma tugas Pendeta atau orang yang ditahbiskan saja. Setiap kita, dengan profesi, bakat, dan kehidupan kita sehari-hari, dipanggil untuk menjadi "pemerhati" bagi sesama dan dunia di sekitar kita.
Lalu, Siapa "Pemerhati Jemaat" di Zaman Sekarang?
Di era modern ini, peran "Pemerhati Jemaat" itu seperti sebuah tim besar:
Gembala Sidang/Pendeta: Ya, mereka tetap menjadi pemimpin rohani utama. Mereka mengajar Firman, membimbing, menasihati, dan menjadi teladan. Mereka adalah "gembala" yang memimpin kawanan. Tapi ingat, mereka juga manusia biasa dengan keterbatasan. Mereka pun menjadi bagian dari "jemaat" kepunyaan Allah.
Penatua: Mereka membantu Pendeta dalam penggembalaan rohani, mengawasi ajaran, dan menjaga ketertiban jemaat. Mereka seperti "pengawas" yang memastikan semuanya berjalan sesuai Firman Tuhan.
Diaken: Mereka fokus pada pelayanan kasih, membantu jemaat yang membutuhkan, baik secara jasmani maupun rohani. Mereka adalah "tangan" gereja yang menjangkau dan melayani.
Dan... KITA SEMUA, UMAT PERCAYA! Inilah poin kuncinya. Melalui konsep "Imamat Am Orang Percaya," setiap kita adalah "Pemerhati Jemaat."
Di Keluarga: Kita memperhatikan pasangan, anak-anak, atau orang tua kita, membimbing mereka dalam iman, dan menjadi teladan.
Di Lingkungan Kerja: Kita bisa menjadi "terang" dan "garam," menunjukkan kasih Kristus melalui etos kerja, kejujuran, dan kepedulian pada rekan kerja.
Di Masyarakat: Kita terlibat dalam berbagai aspek kehidupan, membawa nilai-nilai Kristiani, dan melayani sesama yang membutuhkan, tanpa memandang latar belakang.
Di Komunitas Gereja: Kita saling memperhatikan, saling mendoakan, saling menasihati, dan saling melayani dengan karunia yang Tuhan berikan.
Mari Kita Jadi "Pemerhati Jemaat" Sejati!
Jadi, "Pemerhati Jemaat" itu bukan cuma gelar atau jabatan khusus. Itu adalah panggilan ilahi bagi setiap orang yang percaya kepada Kristus untuk melayani dan memelihara tubuh Kristus, yaitu gereja, dan juga dunia di sekitar kita.
Mari kita renungkan: Bagaimana saya bisa menjadi "Pemerhati Jemaat" di mana pun Tuhan menempatkan saya? Apakah saya sudah peduli dengan sesama di sekitar saya? Apakah saya sudah menggunakan talenta saya untuk kemuliaan Tuhan dan kebaikan orang lain?
Ketika setiap kita menyadari dan menjalankan peran ini, gereja akan semakin kuat, dan kesaksian Kristus akan nyata di tengah dunia. Mari kita sama-sama menjadi "Pemerhati Jemaat" yang setia!