Penggunaan Kata "AGAPAO" yang Kontradiktif

Kata “agapao,” atau bentuk kerja dari kasih (agape), sering kali dikaitkan dengan konsep kasih yang sempurna, kasih Allah yang tidak bersyarat. Dalam Alkitab, kasih ini biasanya menggambarkan karakter kasih Allah yang murni dan penuh komitmen. Namun, terdapat beberapa ayat yang menggunakan kata “ agapao” dalam konteks yang tampaknya bertolak belakang, seperti dalam Yohanes 3:19, di mana manusia "lebih menyukai kegelapan daripada terang". Kali ini mari kita lihat penggunaan kata  agapao yang kontradiktif dalam beberapa ayat Alkitab untuk lebih memahami makna dan konteks kasih yang sesungguhnya serta bagaimana kasih itu dapat diarahkan, baik kepada Allah maupun dunia.

Kata  agapao dalam Alkitab sering kali diterjemahkan sebagai "mengasihi", dan konsep ini adalah salah satu nilai tertinggi dalam kekristenan, di mana kasih seharusnya diarahkan kepada Allah dan sesama. Namun, dalam beberapa teks,  agapao juga digunakan untuk menggambarkan keterikatan manusia terhadap hal-hal yang bertentangan dengan kebenaran, seperti dunia dan kegelapan. Kasus ini terlihat pada Yohanes 3:19 dan 2 Timotius 4:10, yang menunjukkan bahwa kasih tidak selalu memiliki objek yang baik. Pemahaman mengenai penggunaan kontradiktif ini dapat membantu kita lebih menyadari pilihan-pilihan kasih dalam hidup dan mendorong kita untuk memusatkan kasih kita kepada Allah.

Mari Kita Lihat:

1. Yohanes 3:19: Manusia dan Kegelapan

Yohanes 3:19 mengungkapkan bahwa manusia "lebih menyukai kegelapan daripada terang", dengan kata agapao digunakan untuk menggambarkan cinta atau keterikatan mendalam manusia terhadap kegelapan, yang merupakan metafora dosa dan ketidakpercayaan. Penggunaan agapao dalam konteks ini menunjukkan bagaimana manusia sering kali secara mendalam "terikat" pada dosa. Terlihat bahwa kasih, meskipun dianggap positif, dapat diarahkan pada objek yang salah. Ini sekaligus menunjukkan kontradiksi antara kasih yang berasal dari Allah dan keterikatan manusia pada hal-hal yang merusak.

2. 2 Timotius 4:10: Kasih yang Beralih kepada Dunia 

Dalam 2 Timotius 4:10, Paulus berbicara tentang Demas yang "mencintai dunia sekarang ini" dan meninggalkan panggilan pelayanannya. Di sini, agapao digunakan untuk menggambarkan kasih yang diarahkan pada dunia, yang bertolak belakang dengan kasih kepada Allah. Kontras ini menunjukkan bahaya mengarahkan kasih pada hal-hal duniawi, yang dapat mengganggu hubungan kita dengan Allah. Dengan demikian, kasih tidak hanya terkait dengan kualitasnya tetapi juga dengan objek yang dipilih, yang membawa konsekuensi nyata dalam kehidupan manusia.

3. Konflik Antara Kasih Allah dan Kasih Dunia

Alkitab menegaskan bahwa manusia tidak dapat mengasihi Allah dan dunia secara bersamaan (1 Yohanes 2:15-17, Matius 6:24). Ketika kasih diarahkan pada dunia, kasih kepada Allah menjadi tumpul dan melemah. Dengan memberikan contoh-contoh yang berkonflik, seperti kasih kepada dunia, Alkitab menunjukkan pentingnya memilih untuk mengasihi Allah dan memprioritaskan hal-hal rohani.

Kesimpulan

Penggunaan agapao dalam Yohanes 3:19 dan 2 Timotius 4:10 mengajarkan bahwa kasih bukanlah sekadar perasaan positif yang bebas dari pilihan. Kasih juga merupakan tindakan yang melibatkan kehendak bebas manusia, dan arah kasih itu bisa benar atau keliru. Kasih, seperti yang diberikan Allah kepada kita, adalah karunia yang harus diarahkan untuk memuliakan Allah. Dengan demikian, kita diingatkan untuk merenungkan objek kasih kita dan memastikan bahwa kasih kita tidak disalahgunakan atau diarahkan pada hal-hal yang menjauhkan kita dari Allah. Mari kita mengarahkan kasih yang diberikan Allah kepada kita untuk tujuan mulia dan kudus, karena hanya dalam kasih yang sejati kepada Allah kita dapat menemukan kepuasan yang kekal.

(AMH)