Sebagian sejarawan mengungkapkan bahwa nama Kediri berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu "kadiri" atau "kedi", yang artinya mandul atau wanita yang tidak datang bulan. Dalam bahasa Jawa Kuno "kedi" berarti dikebiri oleh dukun.
Jika dilihat dari catatan Zaenuddin HM berjudul "Asal-Usul Kota-Kota di Indonesia Tempo Doeloe", Kediri memiliki arti "bisa berdiri sendiri, mandiri, berdiri tegak, berkepribadian atau berswasembada".
Arti dari Kediri yang bisa berdiri sendiri atau mandiri ini, juga sejalan dengan berdirinya Kerajaan Hindu yang bedikari di abad ke-11.
Sejarah berdirinya salah satu kabupaten di Jawa Timur ini dikategorikan menjadi beberapa fase. Fase pertama dimulai pada zaman kerajaan yang dipimpin oleh Airlangga.Airlangga yang pada masa itu memiliki gelar Crimaharaja Rakelahu Crilo Keswara Dharmawangsa Airlangga Ananta Wikarama Tunggadewa berhasil menyatukan daerah-daerah kerajaan Dharmawangsa yang telah pecah-belah akibat pengaruh Sriwijaya.Sesuai dengan kehidupan orang Hindu, Airlangga ingin memenuhi kewajibannya sebelum mengundurkan diri pada tahun 1041, dengan menjadi seorang pertapa. Ia kemudian membagi kerajaan yang dipimpinnya menjadi dua bagian untuk kedua putranya. Satu kerajaan Jenggala dan satu lagi kerajaan Panjalu.Kerajaan Jenggala dengan ibukota Kahuripan meliputi daearah Surabaya, Malang dan Besuki. Sedangkan kerajaan Panjalu atau Kadiri meliputi daerah Kediri, Madiun dengan ibukota Dahapura.
Fase kedua terbentuknya Kediri ialah seusai era kerajaan Jenggala, yaitu kerajaan Panjalu yang juga dikenal dengan nama Dhaha
Larung Sesaji merupakan ritual adat yang diadakan pada bulan Suro.
Ritual ini dilakukan di tepian kawah Anak Gunung Kelud.
Tujuan diadakannya Larung Sesaji Gunung Kelud ini adalah menyukuri perlindungan Tuhan pada masyarakat sekitar sekaligus menolak bala.
Dalam ritual ini, masyarakat akan membawa sesaji berupa hasil bumi seperti sayur dan buah-buahan.
Selain itu juga terdapat tumpeng dengan lauk-pauk yang akan didoakan terlebih dahulu kemudian diperebutkan oleh masyarakat.
Masyarakat biasanya juga akan makan bersama-sama dalam ritual ini.
Saat bulan Suro masyarakat Kediri juga menggelar kirab budaya yang digelar di area petilasan Sri Aji Joyoboyo.
Sebelum rityal satu suro berlangsung, akan ada doa yang dilakuakn bersama untuk meminta berkah dari Tuhan.
Keesokan harinya ritual dibuka denga arak-arakan pusaka oleh masyarakat dengan mengenakan pakaian adat.
Mulai dari Balai Desa Menang menuju area petilasan Sri Aji Joyoboyo dan diakhiri dengan prosesi tabur bunga setaman di Pamuksan.
Monumen yang di bangun tepat berada di pertemuan 5 jalan besar di Kediri yaitu, Gampengrejo, Pagu, Pare, Pesantren, dan Plosoklaten ini merupakan monumen yang megah dan menawan.
Monumen yang begitu populer karena mirip sekali dengan Arc De Triomphe di Paris ini, selalu menjadi tempat yang tidak pernah sepi oleh para wisatawan dan warga di Kediri.
Terlebih pada sore hari, pesona senja di langit yang mulai menguning di tambah dengan gagahnya monumen gumul kediri serasa memberikan pemandangan yang jarang di lihat di tempat manapun.
Lokasi : Tugurejo, Kec. Ngasem, Kediri, Jawa Timur 64182
Ini dia air terjun indah yang begitu terkenal di Kediri, air terjun setinggi 125meter ini merupakan air terjun indah dengan pesona air terjun yang menjulang tinggi di tambah dengan suasana alam yang sejuk dan begitu terjaga.
Air Terjun yang berada di Desa Jugo, Mojo, Kediri ini adalah air terjun kebanggan kota Kediri, di tempat ini wisatawan tidak hanya akan di ajak menikmati indahnya air terjun dan airnya yang begitu dingin.
Melainkan wisatawan juga dapat melakukan banyak hal seperti berenang, jogging di area air terjun, menikmati kuliner khas kediri sampe dengan camping di dekat air terjun dolo Kediri ini , seru dan menyenangkan bukan ?
Lokasi : Dusun Besuki, Desa Jugo, Kecamatan Mojo, Hutan, Blimbing, Kediri, Jawa Timur 64162
Jika biasanya kita mendengar sate itu lazimnya menggunakan bahan ayam atau kambing, tapi di Kediri ada yang cukup berbeda yaitu menggunakan bahan burung emprit. Burung kecil yang biasanya berkeliaran bebas itu dijadikan bahan kuliner yang menggugah selera.
Tempat yang pas untuk menikmati sate ini ya hanya di Sate Emprit Mbah Darmo Kediri. Di warung Sate Emprit Mbah Darmo ini menyajikan aneka olahan makanan dengan bahan dasar burung emprit. Selain sate burung emprit yang menjadi andalan, di Sate Emprit Mbah Darmo juga terdapat menu lain seperti Krengsengan Emprit, Emprit Goreng dan ada juga sate biawak lho. warung Sate Emprit Mbah Darmo ini buka dari pukul 9 pagi sampai jam 10 malam.
Lokasi Sate Emprit Mbah Darmo
Alamat lengkap dari warung Sate Emprit Mbah Darmo ini berada di Jl. Ahmad Yani, RT.01/RW.01, Drangin, Wonojoyo, Gurah, Kediri. Jika kalian bingung dan belum hafal kota kediri, kamu bisa ikuti peta di bawah ini.
Daftar Kuliner Kediri yang berikutnya adalah Soto Ayam Depot Podjok Kediri. Soto Ayam Depot Podjok Kediri ini juga sering dikenal oleh masyarakat Kediri dengan Soto Podjok Dhoho, karena kebetulan tempat dari soto ini berada di kawasan jalan Dhoho Kediri.
Soto Ayam Depot Podjok Kediri ini salah satu warung soto paling legendaris di kota Kediri. Soto Ayam Depot Podjok Kediri berdiri sejak tahun 1926 dan masih bertahan hingga sekarang. Meskipun sekarang sudah dikelola oleh generasi ke-4, Soto Ayam Depot Podjok Kediri ini selalu ramai dikujungi pelanggan yang sudah suka dengan rasa dari Soto Ayam Depot Podjok Kediri ini. Soto Pdojok ini buka dari pukul 07.00 Pagi sampai jam 16.00 sore.
Lokasi Soto Ayam Depot Podjok Kediri
Alamat dari Soto Ayam Depot Podjok Kediri ini berada di Jl. Dhoho No.146, Setono Gedong, Kec. Kota Kediri, Kediri. Jika sulit mencarinya, tinggal ikuti peta ini aja.
Cari oleh-oleh khas Kediri yang unik? Getuk Pisang bisa jadi pilihan. Oleh-oleh Kediri satu ini terbuat dari pisang raja nangka yang dibungkus daun pisang dan dibentuk menyerupai lemper. Memiliki cita rasa manis dan sedikit asam dengan aroma khas pisang bakal bikin sensasi unik yang bercampur di mulut saat Anda memakannya. Getuk Pisang yang umumnya tanpa bahan pengawet ini bisa bertahan sampai 2 hari di suhu ruang dan 5 hari saat menyimpannya di kulkas. Varian bentuk dan harganya pun bermacam-macam, mulai dari yang ukurannya kecil hingga besar rata-rata dibanderol mulai dari Rp4.000 – Rp28.000. Getuk Pisang Kediri sebenarnya bisa Anda temukan di berbagai pusat oleh-oleh, tapi ada satu produsen getuk yang jadi favorit wisatawan dan bisa Anda kunjungi yaitu Getuk Pisang Madusari yang berada di Jalan Ngadisimo Utara I No.27, Ngadirejo, Kota KediriKediri
Selain makanan, souvenir khas kediri juga cocok dibawa pulang untuk keluarga di rumah, Batik Kediri. Motif batiknya pun beragam, dengan ciri khasnya yang menonjolkan budaya lokal Kediri. Ada yang bermotif Simpang Lima Gumul, Candi Tegowangi, Candi Adan-Adan, Sekar Jagat, makanan khas Kediri dan berbagai motif lainnya. Selain itu, cara pembuatannya pun beragam, ada yang menggunakan proses tulis hingga cap yang lebih digemari wisatawan muda. Oleh-oleh Kediri batik yang memiliki harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah ini bisa Anda temukan di Desa Sekoto, Kecamatan Badas, Kota Kediri, tepatnya di sentra industri kecil batik bernama Joglo Suminar Batik Ndeso milik Ibu Suminarwati.
Itulah beberapa pengertian Mengenai kota Kediri.Saya ucapkan terima kasih.