SEJARAH
Kediri (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦏꦝꦶꦫꦶ, Pegon: كاڎيري, translit. Kadhiri) adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Sebelumnya, pusat pemerintahannya berada di Kota Kediri meskipun pemindahan pusat pemerintahan ke kecamatan Pare telah lama direncanakan dan hingga saat ini masih dibatalkan.[5] Sejak masa pemerintahan bupati H. Sutrisno, ibu kota kabupaten Kediri secara de jure berada di Kecamatan Ngasem.
Kabupaten Kediri berbatasan dengan Kabupaten Jombang di Utara, Kabupaten Malang di Timur, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulungagung di Selatan, serta Kabupaten Nganjuk di Barat dan Utara. Kota Kediri menjadi enklave dari Kabupaten Kediri. Kabupaten Kediri memiliki luas wilayah 1.523,97 km²[6] yang terbagi menjadi 26 kecamatan. Pada tahun 2020, penduduk kabupaten ini berjumlah 1.635.294 jiwa dengan kepadatan 1.073 jiwa/km2.[1]
Wilayah Kabupaten Kediri pernah menjadi bagian berbagai kerajaan penting di Pulau Jawa sejak perpindahan Kerajaan Medang dari tanah Mataram ke timur, menjelang milenium kedua. Kerajaan Kadiri atau Panjalu, dengan lokasi kraton di Daha kemudian menjadi penerus kerajaan Medang setelah pembagian wilayah sepeninggal Prabu Airlangga. Puncak kejayaann Kediri adalah ketika di bawah pemerintahan Raja Jayabaya, pengaruhnya telah sampai ke Ternate[butuh rujukan].
Situs Tondowongso, yang ditemukan pada awal tahun 2007 dan berlokasi sekitar 15 km ke timur dari pusat Kota Kediri sekarang, memberikan indikasi merupakan kompleks permukiman penting.[7]
BUDAYA
Larung sesaji sendiri adalah ritual tahunan yang dilakukan oleh warga desa yang ada di lereng Gunung Kelud. Ritual itu berlangsung sebagai wujud rasa syukur atas hasil bumi yang melimpah. ... Walaupun namanya larung, sesajian itu tak sampai dihanyutkan di kawah Kelud.
Seni Jaranan itu mulai muncul sejak abad ke 10 Hijriah. Tepatnya pada tahun 1041. atau bersamaan dengan kerajaan Kahuripan dibagi menjadi 2 yaitu bagian timur Kerajaan Jenggala dengan ibukota Kahuripan dan sebelah Barat Kerajaan Panjalu atau Kediri dengan Ibukota Dhahapura.
tari Kethek Ogleng sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Simbol Kera atau kethek yang ditampilkan pada cerita tersebut adalah jelmaan dari Panji Asmorobangun yang telah berubah wujud menjadi seekor kera putih yang sedang mencari calon pendamping hidup.
WISATA
Air Terjun Dolo di ketinggian lebih dari 1500 meter di atas permukaan laut menjadi objek wisata selanjutnya di Kediri. Air terjun ini berada di Gunung Wilis.
Salah satu tempat wisata di Kediri yang paling populer adalah Monumen Simpang Lima atau Simpang Gumul. Tugu ini sebenarnya merupakan ikon kota Kediri.
Gunung Kelud masih aktif sebagai jenis gunung berapi saat ini. Karena aktivitas vulkanik gunung ini masih meletus kemarin pada tahun 2014.
Namun semua gunung ini memiliki pemandangan yang indah di belakangnya, dan tidak lebih rendah dari gunung lainnya.
Kuliner
Klepon adalah makanan tradisional yang masih eksis dan terkenal hingga saat ini. Ukuran klepon kecil dan bentuknya bulat. Klepon memiliki warna hijau dan dilengkapi dengan taburan kelapa di atasnya yang tentu saja rasanya gurih.