Gadget dan Perstasi
Karya: Citralikita Chaya W
Gadget dan Perstasi
Karya: Citralikita Chaya W
Hai namaku Alika, saat ini aku berada di bangku kelas 1 SMP. Aku ingin menceritakan pengalamanku bersama gadget, yg membuat prestasiku menurun, Karena aku terlalu asik bermain dengan gadget.
Aku termasuk anak yang berprestasi, dan pandai tentunya. Ketika aku SD, aku sering diikuti olimpiade, dan memenangkannya. Aku selalu berada di peringkat tiga besar. Aku tidak mau mengecewakan orang tuaku, mereka sudah mencari nafkah demi sekolahku. UN pun sudah aku lalui, hasilnya pun sangat memuaskan. Ayah dan bunda sangat bangga padaku, sehingga mereka berencana memberiku hadiah, supaya bisa menambah semangat belajarku.
"Alika, sini, bunda ingin bicara" panggil bunda. Aku menjawab, "iya bunda, sebentar" sembari menuju Kamar bunda.
Bunda memulai pembicaraannya, "alika, ayah dan bunda sangat bangga padamu. Kamu sudah memberi yang terbaik, kamu anak yang sangat hebat. Kamu berprestasi, maka dari itu, ayah dan bunda sepakat memberimu sebuah penghargaan. Tapi janji, ya, jangan lupa akan kewajibanmu sebagai siswi, yaitu belajar. Ini, silahkan"
Aku penasaran, tanpa basa basi, aku mengambil pemberian bunda dan ayah. Aku terkejut, ini adalah hadiah yang terbaik!
"Aaa terima kasih bunda, ayah. Alika janji akan menggunakannya dengan bijaksana" teriakku sangat antusias. "Iya, sama-sama. Kamu juga harus bisa me-manage waktu ya nak. Kapan waktunya belajar, Dan kapan waktunya untuk bermain" kata ayah pada ku dengan senyuman yang sangat lebar. Aku mengangguk, aku senang, ini adalah hari terbaikku!
Hari pun berlalu...
Pagi ini, jam 06:00 WIB
Aku terbangun dari tidurku yang sangat lelap. Aku segera beranjak dari tempat tidur, lalu ke Kamar mandi. Setelah itu aku menuju ruang makan, untuk sarapan. Bunda sedang memasak, baunya sangat lezat, rupanya bunda sedang memasak gulai, enak ya hehe. "Hmm, enak sekali bunda, bunda memang yang terbaik! Terimakasih bunda" pujiku pada bunda sembari memakan gulai. Bunda tersenyum, lalu berkata, "iya, sama-sama nak. Bunda memang koki sejati, hehe". Aku pun tertawa mendengar bunda berkata seperti itu. Makan sudah habis! Waktunya berangkat, aku segera pamit kepada orang tuaku, lalu berangkat menggunakan sepeda.
'Tet tet tet' bel masuk berbunyi, yang berarti kami akan memulai jam pelajaran pertama. Selama guru-guru menjelaskan pelajaran, aku merasa bosan. Aku mengeluarkan HP, dan selama pelajaran berlangsung, aku bermain HP.
Jam pelajaran pun berganti, ibu guru masuk dengan tergesa-gesa, namanya Bu Ifa, ia adalah guru seni budaya. Beliau menaruh tas Dan buku nya di atas meja. Lalu ia berkata dengan sangat lantang Dan tegas, "anak-anak, Hari ini ulangan dadakan ya. Tenang saja, cuma 3 soal kok. Ya tapi beranak sih, hehe"
Tidak seperti biasanya, aku mengerjakan dengan penuh keraguan, dan fokusku terpecah. Aku belum belajar sama sekali, aku sangat panik, ini baru pertama Kali aku seperti ini. Aku mengerjakan ulangan dengan pasrah, aku berdoa, Dan berdoa.
Ulangan sudah terselesaikan, bu ifa memberi tugas untuk dikerjakan, karena beliau Ada urusan di Dinas. Lagi-lagi aku mengeluarkan HP ku dan bermain HP. Aku sama sekali tidak mengerjakan. Aku terlalu asik dengan HP ku. Bel pulang pun berbunyi, aku segera pulang dengan sepedaku.
Sesampainya di rumah…
"Halo bundaa!" Sapaku pada bunda. Bunda menjawab dengan senyuman kecil, "Halo alika, gimana sekolahnya? Nanti mengulang pelajaran yaa, belajar ya. Setelah makan". Aku mengangguk, lalu aku pergi ke Kamar, duduk, dan langsung bermain HP.
"Alika! Ayo makan! Sudah jadi nih, masakannya!", seru bunda.
Aku sangat sibuk bermain HP, sehingga aku tidak mendengar perkataan bundaku. Setelah beberapa jam, aku tak kunjung makan.
Bunda bergegas pergi ke kamarku, mengetuk pintu Dan masuk.
Bunda marah, Dan membentak ku, "alika! Sini HPnya! Makan dulu nak! Jangan membuat bunda menyita HPmu!"
"Iya bundaa… sebentar. 5 menit lagi bundaa…" kataku. Sebenarnya aku sedikit kesal, ketika bunda marah, tapi apa boleh buat.
Mendengar aku berkata seperti itu, bunda langsung mengambil HP ku lalu pergi dari kamarku. Aku sangat terkejut, aku menangis. Aku kesal sekali, kenapa aku bandel? Aku sangat menyesal.
Tiba-tiba bunda masuk kamarku, Dan membentak ku lagi, "kak, tidak Ada gunanya kamu nangis, membuang-buang waktu. Makan Sana!"
Dengan terisak-isak aku menuju ruang makan dan segera makan masakan bunda.
Setelah aku selesai makan, bunda tersenyum Dan berkata, "nah, gitu dong. Bunda senang melihatmu menikmati masakan bunda. Ini HP nya, ingat ya nak, selalu bijak dalam menggunakan HP"
Aku menunduk lalu meminta maaf pada bunda, aku menyesal. Bunda memaafkan ku, dan berkata, jika aku melakukannya lagi, HP ku akan disita.
Keesokan harinya…
Hari ini sampai Hari Jumat, aku melaksanakan Ujian Tengah Semester (UTS).
Bel sudah berbunyi, aku dan teman-teman masuk ke ruang Ujian masing-masing. Kemarin aku belum belajar, aku sangat asik dengan HPku.
Aku memulai mengerjakan dengan berdoa. Aku harap hasilnya Bagus, meski aku tidak belajar. Rupanya, aku hampir tidak bisa mengerjakan semuanya. Aku sangat takut jika hasilnya jelek. Aku mengerjakan dengan pasrah, aku benar-benar tidak tahu jawabannya.
Hari berikutnya pun juga, aku mengulanginya lagi, dan lagi.
Alhasil, aku tidak bisa mengerjakan. Aku benar-benar bingung. Aku berjanji pada diriku, aku tidak akan mengulangi ya lagi.
Tapi Hari berikutnya, aku masih melakukan yang sama.
UTS pun telah selesai, aku sangat menyesal, tapi ini salahku. Aku tidak bisa menahan untuk bermain HP.
Hari pengambilan rapor pun tiba…
Bunda mengambil rapor ke sekolah, aku pun juga menemani bunda.
Kami pergi menuju kelasku, dan bertemu dengan wali kelasku untuk berbincang-bincang dan mengambil rapor ku. Aku menunggu bunda di depan kelas, bersama dengan teman-temanku yang lainnya.
Setengah jam berlalu, bunda keluar dari kelasku dengan tampang yang kecewa. Rupanya hasil rapor ku jelek. Bunda pergi menuju mobil bersama ku, tanpa berbicara sepatah kata pun. Aku sedih, aku menyesal, bunda pasti sangat kecewa padaku.
Sesampainya di rumah, bunda berkata, "alika, hasil rapor mu menurun drastis. Kamu Ada apa? Apakah Ada masalah di sekolah? Apa kamu kesulitan untuk memahami pelajarannya? Tidak apa-apa, kamu bisa mengikuti les kalau kamu mau"
Aku merinding ketakutan, tapi aku harus jujur, ini salahku. Aku harus berani mengatakan yang sebenarnya.
"Sebenarnya, selama pelajaran, alika tidak mendengarkan guru yang sedang menjelaskan. Alika juga tidak suka belajar akhir-akhir ini, dan ketika PTS, Alika tidak belajar, Alika keasikan dengan HP Alika. Maafin Alika, bunda. Alika sangat menyesal"
Bunda menghembuskan nafasnya, lalu bunda berkata lagi padaku, "Bunda dan ayah sudah memfasilitasi kamu lho, alika. Kami sudah menyekolahkanmu, agar kamu pandai, dan bisa bermanfaat bagi negara suatu saat nanti. Dan kamu? Kamu menyia-nyiakan nya. Bunda tahu kamu butuh waktu juga untuk bermain, tidak belajar sepanjang waktu. Tapi, bermain dan belajar ada waktunya sendiri. Kamu boleh bermain setelah kewajibanmu terselesaikan. Nilaimu sangat menurun, bunda sangat kecewa padamu. Bunda harap kamu paham, alika"
Aku menunduk, menyesal, aku sudah membuat bunda ku kecewa.
"Maafin Alika, bunda… Alika janji tidak akan mengulanginya lagi. Alika paham kok bunda, jika bunda ingin menyita HP Alika, silakan. Alika sangat menyesal, seharusnya Alika memanfaatkan HP dengan bijak. Maafkan Alika, bunda…"
Lalu bunda mengambil HP ku, menghadapku, dan berkata, "Iya Alika, bunda maafkan. Kamu tidak boleh bermain HP selama 1 minggu, ya. Ini sebagai hukuman untukmu, ya"
Aku mengangguk dengan tersenyum.
Itulah pengalamanku, saat ini, aku membuat jadwal kapan waktunya bermain, dan kapan waktunya belajar. Orangtua kita sudah berusaha memberi kita yang terbaik. Mereka sudah mau menyekolahkan kita, maka dari itu, jangan di sia-sia kan begitu saja.