LINK SEWAKTU-WAKTU DAPAT BERUBAH, JANGAN LUPA FOLLOW IG @WONBIN_RI1ZE
⚠️Terdapat adegan kekerasan dewasa (21+), harap bijak dalam membaca⚠️
***
“Apakah kamu tidak ingin melihatku?”
Tatapan dinginnya sudah cukup sebagai jawaban.
“Aku hanya memikirkanmu.”
Pasti hanya memikirkan bagaimana menyiksamu. Mengerikan sekali, dia berbicara dengan lembut seolah-olah dia kekasihnya. Gila.
Tiba-tiba pakaian Winston menarik perhatian Grace.
Winston mengenakan setelan abu-abu muda lengkap dengan rompi. Sepatunya berwarna cokelat, mengikuti tren terbaru, bukannya formal, dan ujungnya secara terang-terangan menyapu betis Grace. Dasinya berwarna biru tua.
Pria yang selalu datang ke sini hanya dengan seragam militer berwarna netral, kecuali lencana kehormatannya, kini tampak sangat rapi.
“Sepertinya kamu punya kencan.”
“Ya. Tapi aku tidak bisa melupakanmu, jadi aku membatalkan kencan dengan wanita itu dan datang kepadamu.”
Rasanya seperti dia mendengar suara yang bertanya, ‘Apakah itu suatu kehormatan?’
“Nona yang malang. Tunangannya adalah seorang penyimpang yang mengurung wanita di ruang bawah tanah rumahnya dan memperkosanya setiap hari.”
Grace kembali mencoba merangsang nafsu birahinya.
Tolong, hentikan interogasi dan perkosalah aku sampai lelah, lalu pergi.
“Penyimpang?”
Dia tertawa kecil.
“Ya, mungkin juga. Atau mungkin dia pecandu kerja.”
Dretek. Winston mendorong kursinya ke belakang dan berdiri.
“Sekarang dia memang pecandu kerja.”
Berbeda dengan harapan Grace, dia mulai mempersiapkan interogasi. Dia menggeledah laci dan kembali dengan benda panjang dari sebuah kotak kertas. Begitu Grace menyadari bahwa itu adalah lilin merah, dia menahan napas.
‘Apa yang akan dia lakukan dengan itu?’
Saat Winston duduk di seberangnya sambil sedikit tersenyum di sudut bibirnya, berbagai bayangan mengerikan muncul di benaknya.
‘Gila….’
Salah satu bayangan mengerikan itu ternyata benar. Dia menancapkan lilin itu ke kemaluan Grace. Lilin lilin yang halus itu merobek daging yang padat dan masuk ke dalam.
“Jangan merasakannya dulu.”
Saat Grace mencoba memutar tubuhnya, Winston menekan perutnya.
“Jangan khawatir. Lilin ini lebih tipis darimu, jadi kamu tidak akan merasakan apa pun.”
Dia hanya tersenyum kecil dan tidak terpancing.
Dia baru melepaskan tangannya setelah memasukkan lilin sepanjang lengannya sekitar sepertiga. Itu tidak sampai ke ujung vaginanya, tetapi cukup dalam sehingga dia tidak bisa mendorongnya keluar.
“Setiap kali aku melihatmu, aku ingin menancapkan pistolku ke dalam kemaluanmu yang sempit dan mengaduk-aduknya.”
Grace mengingat kata-kata mengerikan Winston yang diucapkan dengan suara gembira saat dia tertangkap. Dia gemetar karena berpikir bahwa suatu hari nanti dia akan menancapkan pistolnya ke sana.
‘Lilin lebih baik daripada pistol.’
Tapi dugaan bahwa dia akan memasukkan dan mengaduk-aduk lilin itu salah. Winston tidak lupa tujuan lilin itu. Dia mengeluarkan korek api dan menyalakan sumbu lilin.
Dia merasa darahnya memudar dari wajahnya. Sekarang api masih berada di luar kursi karena lilinnya masih cukup panjang, tetapi tidak lama lagi akan membakar kemaluannya.
“Apa yang kamu pikirkan? Jika ini terbakar, kemana kamu akan menancapkannya selanjutnya?”
“Eh…. Mulutmu yang berisik dan tidak tahu sopan santun?”
Gila.
Dia mengerahkan seluruh tenaganya untuk mengencangkan bagian bawahnya dan mendorong lilin itu keluar, tetapi dinding vaginanya bukanlah bagian tubuh yang bisa dikendalikan sesuka hati seperti tangan.
Winston mengamati Grace yang mencoba memutar tubuhnya dan mengerahkan tenaganya, lalu berdiri. Dia berjalan ke pintu dan mulai membuka kotak kertas di samping gramofon dengan santai.
“Bagaimana perasaanmu ketika alat-alat penyiksaan yang kamu rawat dengan sempurna menghancurkan tubuhmu?”
Grace tidak menjawab. Lilin lilin merah mulai menetes, bukan ke lantai, tetapi ke tepi kursi.
“Teman-temanmu yang pernah berada di sini pasti berpikir kamu sangat menjijikkan. Alat pencabut kuku yang kukgunakan sekarang dibersihkan dengan bersih oleh Putri kita, Nona Grace Riddle.”
Bekerja untuk musuh selama penyamaran tidak bisa dihindari. Jadi, dia tidak perlu merasa bersalah. Lagipula, mereka berhasil melarikan diri berkat penyamaran Grace.
“Kamu spesial, jadi aku tidak ingin menggunakan alat yang sudah digunakan untuk orang lain. Jadi, aku telah menyiapkan alat khusus untukmu.”
Dia mengeluarkan sesuatu dari kotak itu. Itu adalah mesin kecil yang mirip dengan pengering rambut canggih yang digunakan Nyonya Winston.
Begitu dia melihat nama yang tertulis di kotak itu, Grace menjadi bingung.
Mesin pijat elektrik.
Dia pernah melihat iklan di koran yang mengatakan bahwa mesin itu bisa mengembalikan vitalitas. Tapi apa yang akan dilakukan pria itu dengan mesin pijat yang digunakan wanita untuk perawatan dan kecantikan kulit?
‘Dia pasti menginginkan aku layu dan mati, bukan mengembalikan vitalitasku.’
Leon tersenyum sambil menatap wanita itu yang bingung. Wanita yang sangat pintar itu terlihat sedikit lucu karena begitu tidak tahu tentang seks.
‘Lucu? Aku sudah gila.’
Dia mencolokkan kabel ke stop kontak di belakang wanita itu. Begitu dia menaikkan saklar di bodi mesin, suara motor yang keras terdengar, dan kepala bundar dan cembung yang tergantung di ujung mesin itu mulai berputar seperti bor.
"Salah satu teman seangkatan ku di akademi militer adalah seorang kolektor film porno. Beberapa bulan yang lalu, dia mengundang teman-teman seangkatannya untuk pesta bujangan dan melelang koleksinya."
Dia memegang mesin pijat yang berputar dengan keras seperti pistol dan duduk di depan Grace.
"Dia ketahuan oleh tunangannya."
Dia tersenyum pelan seolah-olah itu lucu, dan akhirnya mengungkapkan tujuan benda itu.
"Di antara barang-barang yang dia tunjukkan, ada satu yang digunakan untuk memijat kemaluan wanita."
Mata Grace membulat.
"Oh, jangan salah paham. Aku tidak membelinya. Aku masih berpikir itu keputusan yang tepat. Aku tidak membutuhkan film porno."
“Biar aku menebak apa yang akan kamu katakan selanjutnya?”
Leon mengangguk pada wanita yang menatapnya dengan penuh tuduhan.
“Untukmu, huh!”
“Benar. Karena kamu ada di sini.”
Kepala yang berputar secepat roda mobil yang melaju kencang menyentuh klitorisnya. Saat itu juga, Grace menegang seperti mayat yang mengalami rigor mortis.
Aku mungkin akan benar-benar menjadi mayat.
Sejak benda itu menyentuh tubuhnya, dia tidak pernah bernapas. Dia tidak bisa bernapas, jadi tidak mungkin dia meminta untuk berhenti.
“ugh, ah, ah….”
Kekuatan mesin kecil itu di luar dugaan.
Jika dia menilai kekuatan tangannya sebagai 1, maka ini 100. Bahkan jari Winston pun menakutkan baginya.
‘ugh, tidak mungkin.’
Sensasi klimaks yang luar biasa tiba-tiba memenuhi dirinya. Rasanya seperti semut yang menghadapi tsunami. Penglihatannya berkedip cepat, dan wajah pria yang mengamati dirinya dengan mata seolah-olah akan segera mengeluarkan alat kelaminnya dan menindihnya menjadi kabur.
“Hmm, memang cepat.”
Mesin itu diangkat tepat sebelum dia mencapai klimaks, yang terasa seperti tubuhnya akan hancur.
“Haa….”
Saat dia kelelahan, menyandarkan lehernya ke sandaran kursi dan mengatur napasnya, Winston menjelaskan aturan hari itu.
“Aku akan menggunakan ini jika kamu menjawab pertanyaanku dengan jujur.”
Dia masih mengangkat mesin pijat yang berputar dengan liar di depan Grace.
“Jika tidak mau menjawab, terserah. Membakar kemaluanmu dengan api akan sangat menyakitkan.”
“…Apakah kamu yakin dengan ini? Kenapa aku, haa, harus menjawab dan menyiksa diriku sendiri?”
“Kamu masih belum mengerti.”
Alasan Grace harus diperkosa dengan mesin pijat yang mengerikan itu adalah…
Saat mencapai klimaks, Grace mengencangkan bagian bawahnya sekencang mungkin. Selain itu, dia juga mencengkeram dan mendorong alat kelamin Winston seolah-olah akan mematahkannya. Jika Winston tidak mengerahkan tenaganya, Grace bisa mengeluarkan benda panjang itu hanya dengan tenaganya sendiri.
Artinya, dia menyuruhnya untuk meminta agar diperkosa dengan cara itu dan mengeluarkan lilin yang menyala sendiri.
Itu bukan omong kosong. Lilinnya sedikit lebih keluar daripada sebelumnya.
‘Ha… tolong, seseorang tolong selamatkan aku.’
Penglihatannya menjadi gelap. Ditangkap oleh musuh yang kejam dan cerdas berarti bahwa neraka baru menunggunya setiap hari.
“Apakah kamu tahu wanita juga bisa menyemprotkan cairan seperti pria saat terangsang? Cobalah untuk memadamkan api dengan cara itu? Aku tidak tahu apakah kamu bisa melakukannya sendiri dalam keadaan terikat.”
Saat dia mengatakan itu, sebuah ide bagus tiba-tiba terlintas di benaknya. Tapi bahkan dalam keadaan seperti ini, bagaimana dia bisa melakukan itu di depan pria itu…. Itu adalah pilihan terakhir.
Iblis yang kejam itu hanya mengamati Grace dan baru berbicara setelah lilin yang menonjol keluar hanya tersisa sedikit.
"Sekarang kita bisa mulai."
Grace masih tetap diam dalam interogasi yang dimaksudkan untuk menggali lokasi markas besar. Dia menggantungkan harapannya pada fakta bahwa Winston tidak akan pernah menghancurkan wanita yang menjadi satu-satunya tempat dia bisa melampiaskan nafsunya.
Tetesan lilin merah menumpuk di kursi besi dan mulai membentuk jalur merah menuju kemaluan Grace. Sekarang lilinnya lebih pendek dari jari telunjuknya.
Pertanyaannya berhenti. Mereka saling menatap dalam diam. Udara di antara mereka menegang, memaksa satu sama lain untuk menyerah lebih dulu.
"Baiklah, terserah kamu."
Winston tiba-tiba berdiri.
Bugh.
(a/n: rasanya aku ikut stress ngeTL ginian)