LINK SEWAKTU-WAKTU DAPAT BERUBAH, JANGAN LUPA FOLLOW IG @WONBIN_RI1ZE
⚠️Terdapat adegan kekerasan, harap bijak dalam membaca⚠️
***
Dia menggigit bibirnya yang gemetar hebat untuk menahan emosi yang meluap, saat keheningan penuh ejekan itu terpecah.
"Naik."
Winston menunjuk meja besi. Begitu dia duduk di ujung meja, Winston berdiri dan mendekat. Ujung cambuk menyentuh bahunya dengan ringan. Itu adalah isyarat untuk berbaring.
Meja itu dingin. Winston memegangi lengan dan kakinya yang tanpa sadar menekuk. Sebuah borgol yang tergantung di kaki meja dipasang satu per satu di pergelangan tangan dan kakinya.
"Kamu memang cocok untuk ini."
Langit-langit hitam yang tidak akan menunjukkan percikan darah.
Tatapan pria itu yang memandang ke bawah dengan sedikit rasa ingin tahu dan antisipasi, serta jarak yang sangat jauh.
Dia terikat dan terbaring telentang di atas meja logam yang dingin, dan dia benar-benar menyadari keadaannya.
Seekor tikus di atas meja bedah.
Rasa nikmat yang kejam mulai terlihat samar di matanya yang memandang ke bawah pada dirinya yang telah menjadi makhluk tak berdaya.
Jaket seragam militernya tergantung rapi di kursi. Mata Grace berkedut hebat saat dia menyaksikan pria itu mendekat, melipat lengan bajunya dengan rapi.
Pria itu tampak bukan seperti tentara yang mengenakan kemeja putih, tetapi seperti ilmuwan gila yang mengenakan jas putih. Ilmuwan gila yang akan membuat dirinya menjadi sekadar sepotong daging dengan pisau bedah dan pinset.
Pria itu berhenti. Tatapan dinginnya tertuju pada kotak stocking mewah yang diletakkan di tepi meja.
Segera, kotak itu disingkirkan, dan berkas dengan nama Grace diletakkan di tempatnya. Suara membolak-balik berkas terdengar, lalu tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang menjauh.
Saat Winston dengan santai mempersiapkan 'pemeriksaan fisik', tubuh Grace mulai gemetar tak terkendali. Meskipun dia tahu itu tidak ada gunanya, dia menekuk lengan dan kakinya. Dagingnya yang lembut tertekan oleh borgol sampai terasa sakit.
Dretek.
Napasnya terhenti saat dia mendengar suara logam berat menggores sesuatu.
'Jangan-jangan itu....'
Semoga saja itu hanya khayalan. Hanya mengetahui apa yang ada di ruang penyiksaan ini adalah siksaan itu sendiri.
'Sialan....'
Firasat buruk itu terbukti benar. Tang yang berkilauan tajam ada di tangan Winston yang perlahan mendekat.
Saat dia secara naluriah menekuk jari-jarinya untuk menyembunyikannya, Winston mencemooh.
"Kamu berpura-pura tidak takut, tetapi kamu juga manusia biasa."
Ya, sayangnya.
Grace juga manusia yang merasakan sakit. Dia telah dilatih untuk menahan siksaan, tetapi itu hanya mengajarkannya 'cara bertahan'. Dengan kata lain, itu adalah pelatihan untuk bertahan tanpa membocorkan informasi penting, bukan untuk mengurangi rasa sakit saat kuku jari dicabut.
Atau mungkin rasa sakit saat gigi dicabut.
Ujung tang yang tajam menggores bibirnya, dan Grace menggigit giginya.
Tang dingin itu segera dilepaskan dari bibirnya. Winston dengan lembut memegangi kepalanya dan menunduk. Dia menatap mata Grace dari jarak yang sangat dekat, dan perlahan-lahan menggerakkan tang di atas tubuhnya yang telanjang.
"Kita memiliki hubungan yang sangat buruk. Atau, mungkin lebih tepatnya, keluarga Blanchard yang buruk?"
"uuuh...."
"Mereka mengirim pelacur untuk membunuh ayahku, dan mereka mengirim putri pelacur itu kepadaku."
Ini adalah ejekan atas kematian ayahnya, dan itu adalah penghinaan. Leon tidak bisa menahannya.
Grace pun tidak bisa menahan ejekan terhadap ibunya yang dihormati.
"Jika ibuku adalah pelacur, ayahmu hanyalah seorang tentara yang payah yang mati di tangan seorang pelacur."
Wanita yang kurang ajar. Dia tidak tahu posisinya sendiri.
Leon mencebik. Wanita ini juga akan memohon belas kasihan seperti pemberontak lainnya.
"Oh, kasih sayang yang menyedihkan. Ibumu yang ada di neraka pasti akan sangat bangga padamu. Putri yang gagal dalam operasi dan menjadi pelacur di ruang penyiksaan ini."
Bugh.
Tang yang melayang di tubuhnya jatuh di antara kakinya yang terbuka. Meja bergetar, dan Grace gemetar. Dia tahu tanpa perlu melihat. Ujung tang itu mengarah ke kemaluannya.
"Nona Riddle, terima kasih. Karena telah tertangkap olehku. Berkatmu, aku bisa menikmati balas dendam yang memuaskan. Aku punya alasan untuk menemui ayahku di surga."
Dia mencium bibirnya yang pucat dengan ekspresi serius dan bangkit.
"Apakah kamu tahu apa yang dilakukan orang tuamu kepada ayahku?"
“…….”
"Kalau kamu tidak tahu, aku akan memberitahumu."
Kali ini, bukan tang, tetapi ujung cambuk berkuda yang menyentuh tubuh Grace. Setiap kali kulit segitiga itu menyentuh ujung kukunya dengan ringan, wajah Grace menjadi pucat pasi.
"Aku akan mencabut semua kukumu...."
Sekarang dia mengerti. Kenapa dia diikat di meja. Apa yang akan dia lakukan dengan mengikatnya seperti ini.
'Otopsi Richard Winston.'
Dia mengikat para pemberontak seperti mayat di meja bedah dan membacakan laporan otopsi ayahnya. Menunjuk satu per satu bagian tubuh.
Setelah membaca laporan sampai akhir, dia akan mendemonstrasikan isinya pada tubuh tawanan. Metode penyiksaan yang berhenti sebelum kematian langsung…. Atau, terkadang, tidak berhenti.
Itulah alasan mengapa Leon Winston menjadi yang paling terkenal di antara banyak ahli penyiksaan.
'Dia ingin melakukan itu padaku. Aku tidak ingin mati.'
Semua orang yang selamat dari penyiksaan itu menjadi gila. Grace gemetar seperti daun ditiup angin. Dia lebih takut sekarang daripada saat pria itu mencoba memperkosanya kemarin.
"Dan sisi kiri skrotum…. Tunggu, kamu tidak punya skrotum. Ini pertama kalinya terjadi. Hmm… bagaimana ya."
Suaranya terdengar sangat senang.
"Ah!"
Winston mendorong ujung cambuk ke antara kaki Grace. Kulit pipih itu merobek labia dan menggosok klitorisnya dengan kasar.
Saat dia bertemu dengan mata pria itu yang berkilauan dengan kenikmatan yang tidak senonoh, Grace melihat jalan keluar.
Mungkin aku bisa membuatnya birahi.
"Ah, tolong, uuuh, hentikan...."
Dia sengaja menggeliat sambil mengeluarkan suara merdu yang menggoda. Dadanya, yang tidak pernah dilepaskan oleh Winston kemarin, bergoyang dengan hebat. Tatapan Winston perlahan mulai berubah.
Ya, tolong, buat dia birahi.
"Ah, ini balas dendam? Setidaknya, ayahmu tidak diperkosa sepertiku kemarin."
"pemerkosaan? Itu transaksi. Ah, ini memang pemerkosaan."
Winston akhirnya menjadi birahi.
Dia dengan cepat melepaskan ikat pinggangnya dan mengeluarkan alat kelaminnya yang penuh darah. Begitu alat kelaminnya yang sama marahnya dengan pemiliknya muncul, itu langsung masuk ke mulut Grace.
"Uuh, unghh...."
Tubuhnya ditarik ke atas dengan kasar. Kepalanya yang terentang di luar meja tertekuk ke belakang, dan ular berbisa yang tidak kenal belas kasihan itu masuk ke tenggorokannya yang terbuka lebar.
"Uughhh...."
Meja yang berat itu berderit mengikuti gerakan pinggangnya yang ganas.
"Haa...."
Winston mendesah, hampir seperti decakan kagum, dan membelai lehernya tempat alat kelaminnya masuk dan keluar. Dia tidak bisa melihatnya, tetapi dia bisa merasakannya dengan jelas; alat kelamin yang besar itu masuk dalam dan keluar, menonjol setiap kali masuk dan tiba-tiba menghilang saat keluar.
Seolah-olah dia tidak memiliki jiwa manusia, matanya yang redup menyala dengan kenikmatan yang cabul seperti kemarin. Grace menangis lega.
Merasa senang diperkosa adalah hal yang menyedihkan. Tetapi, manusia ingin menghindari rasa sakit dan kematian yang mengerikan, bahkan jika itu berarti melakukan hal yang menyedihkan.
"Apakah kamu tahu apa arti pelacur?"
Wanita yang menjual tubuhnya untuk mendapatkan imbalan.
Jika menjual tubuh untuk menyelamatkan hidup juga dianggap sebagai pelacur, ya, aku lebih baik menjadi pelacur yang hidup daripada santa yang mati.
"Huuuhh...."
Winston menarik alat kelaminnya yang basah kuyup oleh air liurnya saat Grace terengah-engah dan menggeliat.
"Haa, mari kita lanjutkan pemeriksaan fisiknya."
Setelah itu, pemeriksaan fisik yang kejam berubah menjadi pemeriksaan fisik yang sangat cabul. Grace sesekali memberikan perlawanan ringan dan desahan menggoda agar keinginan Winston tidak mereda, dan dia dengan patuh menerima sentuhannya yang tidak senonoh.
"Ah, sakit…. Jangan, lakukan...."
"Ini bekas gigitanku kemarin. Bahkan aku pun tampak seperti binatang."
Winston masih bertindak seperti ilmuwan yang membedah tikus. Untungnya, dia adalah seorang maniak seks, bukan orang gila. Dia memeriksa berbagai bagian tubuh Grace dan mencatat hasil pengamatannya yang memalukan seolah-olah itu adalah laporan eksperimen.
"Hmm… bolehkah aku menulis 'seperti meremas marshmallow'? Bagaimana menurutmu?"
Winston, yang sedang meremas dadanya seperti adonan, bertanya dengan senyum yang tidak senonoh. Menulis tentang tekstur dadanya dalam laporan yang bisa dibaca oleh semua pejabat militer adalah hal yang mengerikan.
“…….”
Tetapi Grace tetap diam. Jika dia memohon untuk berhenti, dia akan menulis kata-kata yang lebih memalukan dalam laporan itu.
"Teksturnya yang lengket di tangan, dan rasanya saat dihisap...."
Seolah-olah dia ingin didengar, dia menghisap puting susunya dengan kuat dan mengeluarkan suara 'chup' yang keras.
"ughhhh..."
"Luar biasa. Gadis kurus ini telah tumbuh menjadi wanita yang cukup nakal. Aku menyukainya."
Mengerikan. Anak laki-laki yang baik hati itu telah tumbuh menjadi pria yang kejam.
Tangan yang melepaskan dadanya meraba perutnya yang rata dan terbenam dalam rambut kemaluannya yang basah.
"Uuh, unghhh, hentikan, ah, hik!"
"Senang? Aku tahu kamu sangat menyukainya, tapi bisakah kamu melepaskan jariku?"
Kretek. Saat jarinya ditarik keluar….
"Ah!"
Cring! Rantai besi yang terikat di kedua pergelangan kakinya menghantam meja dengan keras.