aksatani
Youth, Healing, and Sustainable Agriculture for Future
Youth, Healing, and Sustainable Agriculture for Future
Aksatani berasal dari bahasa Sansekerta AKSATA yang artinya berjalan terus dan kata TANI dari pertanian. Nama aksatani merepresentasikan impian kami untuk mewujudkan pertanian sustainable yang berkesinambungan.
Masalah yang melatarbelakangi gerakan kami adalah : "Gak sempat nggolek winehe.", "Iyo iki nggo nolak penyakit, aku gak nduwe ning omah.", "Pak Z wes nandur wakeh, ngko sawahku sisan yo." Hasil survei singkat di petani mengeluhkan kekurangan benih. Dan hasil survei yng dilakukan online pada beberapa anak muda, punya benih di rumah tetapi tidak tau fungsinya. Oleh karena itu, kami bersama-sama mengumpulkan benih Zinnia dari perumahan untuk kemudian disebar di sawah.
Kami telah melakukan survei, praktik dua metode tanam untuk menyesuaikan diri dengan musim, dan selalu mengembangkan rencana untuk mencapai metode terbaik.
Langkah pertama yang kami lakukan adalah melakukan survei kepada beberapa teman terdekat untuk mengetahui persebaran Zinnia di lingkungan pemukiman terdekat dan pengetahuan pemuda tentang refugia.
Didapatkan bahwa 8 dari 10 responden memiliki sawah yang jumlahnya 2 - 7 petak per orang. Persebaran Zinnia 6 dari 10 memiliki akses mendapatkan benih tanpa membeli baik milik sendiri atau milik tetangga. Hal ini menunjukkan Zinnia di Desa Sale memenuhi syarat sebagai refugia yaitu mudah didapat dan tersedia dalam jumlah yang banyak.
Langkah kedua yang dilakukan yaitu melakukan wawancara singkat dengan petani di lahan mengenai pengetahuan tentang refugia.
Pertanyaan yang digunakan hanya satu yaitu, "Saya punya benih bunga kertas, galengannya boleh ditanami tidak?" Respons 8 responden, 6 dari 8 mengizinkan tanpa tanya dan memberikan validasi bahwa 'bunga kertas menangkal penyakit' 2 dari 8 belum mengizinkan karena salah paham swahnya yang ditanami. Setelah diedukasi bahwa bunga kertas mampu mencegah penyakit dan sudah ada contoh di kecamatan sebelah, beliau mengizinkan. Hal ini menunjukkan bahwa petani mengetahui fungsi refugia namun belum pernah praktik, hanya mendengar, sumber daya waktu dan benih belum terpenuhi.
Melalui survei yang dilakukan pada Juli dan Agustus maka didapatkan jalan tengah bahwa pemuda yang memiliki sumber daya waktu dan benih turun ke lahan untuk menanam refugia pada lahan yang sudah diizinkan.
Juli, persiapan sebelum menebar benih, ternyata saudara sudah menebar ratusan bebih terlebih dahulu. Hal yang dilakukan hanya menyiram setiap hari.
Agustus, masih menyiram. Benih tumbuh ambat karena musim kemarau. Benih tidak dapat dipindah tanam terlalu kecil.
Pada musim kemarau benih yang dipindah tanam harus memiliki perakaran yang kuat agar mampu bertahan saat kurang air.
September masih merawat hingga benih siap tanam, pada Oktober benih sudah siap dipindah tanam. Kami mendapatkan saran dicabut aja sampai akarnya karena nanti saat ditanam akan nglilir setelah sepasar (7 HST) seperti padi. Menanam 220 refugia, saat satu minggu mati karena disiram hanya sekali, tanah keras, panas, tidak ada hujan sama sekali. Tanah sawah berbeda dengan tsnah pekarangan yang aksesibilitas terhadap air mudah. Ada beberapa yang tumbuh di lokasi lain, tetapi hanya beberapa. Akhirnya mencari cara lain untuk menumbuhkan refugia. Pada akhirnya mengumpulkan biji kering di rumah saudara, teman, dan tetangga. Biji belum bisa ditanam karena belum ada hujan sama sekali. Pohon yang memiliki biji juga sedikit dikarenakan musim kemarau sedikit yang tumbuh dan bertahan hingga tua.
Proses penanaman diupdate secara live melalui instagram. Beberapa pertanyaan telah diberikan di malam sebelumnya sehingga mampu memberikan benefit untuk penanaman selanjutkan karena banyak teman yang tau sedang ada kegiatan dan tertarik untuk join.
Kanan Pertanyaan
Kiri Respons
Pada bulan Oktober, masih menunggu hujan dan tidak bisa pulang dari tempat PKL. Akhirnya mulai mengumpulkan tanaman di tempat PKL yang potensial bisa dijadikan benih. Disini mulai terjadi keajaiban. Pada saat ada kunjungan Menteri Pertanian dilakukan kerja bakti bersih-bersih lingkungan kantor selama 2 minggu. Semua kardus dan kresek hitam dibuka. Alhamdulillah, ternyata kantor pernah menanam refugia di musim penghujan juga dan benih/biji keringnya masih 3 kresek hitam besar. Rasanya seperti dapat air dingin di tengah-tengah kebun jagung. Lega, senang, dan ada harapan hidup lagi.
Tanam kedua
Rescue
November saya menyelesaikan PKL, teman saya Zezen sudah membuat 2 bedengan sebelum hujan untuk ditanami. Saat saya pulang, hal yang menjadi kejutan adalah sudah turun hujan 7 hari berturut-turut sehingga bedengan tersebut sudah terisi dengan kenikir (cosmos) yang juga merupakan refugia. Hal ini seperti menjawab pertanyaan kami bahwa apakah mungkin tumbuh Zinnia tanpa ditanami setiap waktu. Jawabnya mungkin. Asal ada hujan. Awal November benih Zinnia dari kantor datang, satu kresek besar sekaki dan banyak sekali.
Perjalanan sesungguhnya mulai. Kami mulai menabur benih Zinnia ke beberapa lokasi sawah. Sawah yang kami pilih adalah sawah muda yang baru diolah/ditanami tujuannya agar refugia mampu berbunga pada saat padi muda dan menekan serangan penyakit. Fase rentan tanaman adalah saat muda, sehingga penanaman refugia disarankan sesegera mungkin tanpa menunda-nunda karena pertumbuhan padi cepat sekali. Dalam satu hari kami mampu menyebar benih Zinnia ke 3 lokasi persawahan, dengan detail 3,5 petak sawah (75 m) + 1,2 petak sawah (30 m) + 1 petak sawah (25) = 130 m. Selain itu kami juga masih berusaha menyelamatkan benih-benih Zinnia dari pembakaran karena saat musim hujan benih yang jatuh akan langsung berubah menjadi tanaman rimbun.
Selain melakukan penanaman kedua, kami juga bersama-sama mengumpulkan benih Zinia kering di rumah teman dan saudara. Zinnia yang kering memiliki kemapuan tumbuh yang baik, sedikit menyusahkan apabila ditanam di pekarangan karena akan selalu bertambah ketika terbawa angin atau terjatuh di tanah.
Saat ini kami telah merescue 2 plastik (ukuran 1kg) dan akan terus bertambah seiring waktu. Selain itu 2 plastik tersebut sudah mendapatkan adopternya yaitu satu petani yang menggarap beberapa petak sawah pada salah satu lokasi penanaman.
Dengan project ini, saya pribadi banyak senang-senangnya. Semoga apa yang telah kami lakukan dapat berkesinambungan dan menjadi manfaat bagi alam dan manusia.
n.b.
Video akan diupload terpisah