Festival Puisi Esai Jakarta 2023: Pentingnya Pendidikan Puisi Esai
Oleh: Nur Aida Nasution
Foto : Nur Aida Nasution
Depok - Festival Puisi Esai Jakarta 2023 yang berlangsung di PDS HB Jassin, Jl. Cikini Raya, Jakarta, sukses digelar pada hari pertamanya, yaitu Senin (19/12/2023). Deny JA, sebagai pencetus festival, mengusung tema "Suara Hati Puisi Esai" dengan tujuan membawa semangat kreativitas dan apresiasi terhadap puisi esai yang semakin berkembang di Indonesia.
Festival ini berhasil mengundang penyair, sastrawan, dan penggemar karya sastra dari Malaysia, Singapura, dan berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Acara ini menghadirkan beragam kegiatan menarik, termasuk dialog inspiratif hingga pemutaran video puisi esai.
Acara dimulai dengan registrasi pada pukul 09.00, di mana para peserta menerima goodie bag yang berisi buku berjudul "Kesaksian Melalui Puisi Esai: Apa, Mengapa, dan Contoh" dan sebuah pakaian. Pembukaan ditandai dengan semangat menyanyikan lagu Indonesia Raya serta pembacaan doa.
Selanjutnya, terdapat sambutan dari penggagas puisi esai Deny JA, presiden puisi esai ASEAN Datuk Jasni Matlani, dan ketua panitia Festival Puisi Esai Jakarta 2023, Fatin Hamama R. Syam. Dalam sambutannya, Deny JA menyampaikan kegembiraannya melihat pertumbuhan puisi esai dalam 12 tahun terakhir.
"Puisi esai sudah berusia 12 tahun sejak saya kenalkan kepada publik. Ini usia yang amat muda bagi sebuah genre dari produk sastra. Namun demikian, ada rasa gembira bila melihat perkembangan puisi esai ini. Terutama bila melihat jumlah penulis puisi esai semakin banyak di Indonesia dan mancanegara," ujar Deny JA.
Beliau juga mengatakan bahwa puisi esai sudah saatnya masuk kampus dan sekolah, "Puisi esai memiliki potensi untuk mengembangkan karakter siswa dan mahasiswa, karena ia mengisahkan peristiwa sosial yang sebenarnya, dengan riset dan catatan kaki, dan diperkaya dengan fiksi," kata Deny JA.
Ketua Panitia, Fatin Hamama R. Syam, menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya Festival Puisi Esai Jakarta 2023. "Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga Festival ini bisa terselenggara. Terimakasih pertama saya sampaikan kepada pengisi acara Festival Puisi Esai Jakarta 2023 ini," ungkap Fatin.
Rangkaian acara pada hari pertama terasa begitu beragam dan penuh warna. Mulai dari peluncuran 18 buku puisi esai tahun 2023, pembacaan puisi oleh Monica Jr dengan judul "Malam itu, Dijalur Gaza Air Matanya Diseka Oleh Puluhan Bom" karya Deny JA, dan pidato puisi esai oleh Dr. Imam Qalyubi.
Dilanjutkan dengan dialog bertema "Masa Depan Puisi Esai" mempertemukan moderator Dhenok Kristianti dengan pembicara Datuk Jasni Matlani, Agus R Sarjono, dan Anwar Putra Bayu. Dalam dialog yang penuh semangat, Ketiganya membahas signifikansi masa depan puisi esai, terutama dalam dunia literasi.
Pentingnya pendidikan puisi esai juga dibahas oleh Anwar Putra Bayu. Dalam dialognya, ia menyampaikan, "Kita harus melibatkan semua lapisan masyarakat, dari universitas hingga kampung, untuk memahami dan menghasilkan puisi esai. Ini bukan hanya tugas penyair, tetapi juga tanggung jawab bersama untuk menjaga dan mengembangkan warisan sastra kita."
Dalam wawancara yang dilakukan dengan mahasiswa Penerbitan 3A, Datuk Jasni Matlani juga memberikan pernyataannya mengenai konsep puisi esai "Goes To School or Campus", "Puisi esai ini harus dibawa ke sekolah, harus dibawa di peringkat ilmu. Kita tidak ada pilihan, kita harus melihat ini sebagai satu keperluan kita untuk membawa anak-anak muda ini supaya menulis puisi."
Lebih lanjut, Datuk Jasni juga menggambarkan perbedaan antara minat terhadap puisi esai di Indonesia dan Malaysia. Ia mencatat bahwa di Indonesia, minat terhadap puisi esai masih perlu dibangun lebih lanjut. Di Malaysia, mereka lebih terbuka terhadap berbagai jenis sastra dan merayakan setiap perubahan dan inovasi.
"Saya melihat begini di Indonesia dia belum begitu terbuka, ada yang menerima ada yang tidak menerima, dan alasan mereka untuk tidak menerima itu kadang-kadang tidak serasi dengan kita. Di Malaysia kita malah kita terbuka, kan sastra harus begitu, sastra harus apa, nama eh apa ya dia senantiasa berubah, ya kalau tidak berubah itu bukan sastra," tutur Datuk Jasni Matlani.
Di sisi lain, Dr. Imam Qalyabi merespons pertanyaan terkait Kritik seputar puisi esai "Goes To School or Campus" yang dibahas dengan bijak. Menurutnya, tidak ada karya seni yang sempurna, dan setiap karya memiliki kelemahan. Dia mengajak untuk tetap mendukung puisi esai dan melihatnya sebagai upaya untuk mempertahankan keberadaan puisi dalam era yang terus berubah.
Tidak hanya memikat melalui kata-kata, festival ini juga menyajikan hiburan nyanyian puisi esai oleh Jodhy Yudono, memberikan sentuhan artistik yang memikat hati penonton. Selain itu, pemberian makan siang dan snack sore yang beragam menjadi momen santai bagi para peserta untuk saling berinteraksi.
Sebagai penutup hari pertama, dialog kedua yang bertema "Spiritualisme dalam Puisi Esai" dipandu oleh Nia Samsihono dengan pembicara Jamal D Rahman, Arief Joko Wicaksono, dan Thobroni menggali makna spiritual dalam karya-karya puisi esai. Perbincangan mendalam ini menciptakan pemahaman mengenai keterhubungan antara puisi esai dan dimensi spiritualitas.
Festival Puisi Esai Jakarta 2023 berhasil menjadikan bulan Desember sebagai Bulan Puisi Esai untuk merayakan keindahan kata-kata dan menggali lebih dalam makna puisi esai. Harapannya, festival ini tidak hanya menjadi wadah apresiasi sastra di Indonesia, tetapi juga menjadi dorongan untuk melebarkan sayap puisi esai hingga ke tingkat internasional.