Mengukir Jejak di Bidang Pendidikan
Oleh: Nur Aida Nasution
Foto : Pinterest
Alya Putri Abi, seorang mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta, telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam mengembangkan pendidikan melalui perannya sebagai Wakil Ketua dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Anjangsana Sosial (Ansos).
Alya bergabung dengan Ansos sejak semester 1 dan telah meniti karirnya mulai dari menjadi anggota biasa hingga akhirnya diangkat sebagai Wakil Ketua. Sebagai anggota, Alya aktif terlibat dalam kegiatan pengajaran rutin setiap hari Sabtu dan menjadi Penanggung Jawab (PO) di salah satu proker Ansos, yakni “Edutrip” (study tour).
“Saya berperan awalnya sebagai staff biasa saja, ikut ngajar rutin setiap hari Sabtu, sama ikut proker-prokernya. Kebetulan juga dipercaya jadi PO di salah satu proker yaitu Edutrip. Sebelumnya saya berada di divisi kreatif, tugasnya bikin alat praga buat belajar.” ujar Alya, Wakil Ketua Ansos, saat diwawancarai di ruang kelas 310, Kamis (11/01/2023).
Sebagai Wakil Ketua Ansos, Alya memainkan peran penting dalam mengembangkan program pendidikan di lingkungan kampus. Bersama dengan ketua dan anggota lainnya, Alya aktif terlibat dalam survei untuk menentukan kebutuhan pendidikan, membuat modul sesuai kebutuhan, dan menjalankan program-program Ansos.
Motivasi utama Alya untuk terlibat dalam Ansos, khususnya di bidang pendidikan, adalah keinginannya untuk menjadi guru. Meskipun awalnya memiliki niat kuliah di bidang pendidikan namun tidak diterima, Alya menemukan wadah lain untuk mewujudkan minatnya melalui Ansos.
Salah satu pengalaman berkesan Alya adalah saat menjadi PO Edutrip. Pengalaman ini mengajarkannya menjadi pemimpin yang tegas namun ramah, dan menghadapi kendala dengan cepat mencari solusi. “Pengalaman paling berkesan pas jadi PO Edutrip sih, karena belajar buat jadi pemimpin. ketika ada kendala juga itu harus cepet muter otak cari Solusi” ucapnya.
Selain itu, Alya dan anggota Ansos lainnya berhasil melaksanakan proker seperti “Semarak Ramadhan”, “Edutrip”, dan "PMPO," memberikan kontribusi positif terhadap mahasiswa dan masyarakat sekitar kampus. Proyek kerja ini memberikan pengalaman belajar yang unik bagi mereka.
Dampak positif yang dirasakan oleh dirinya melalui kegiatan Ansos melibatkan prestasi dalam lomba pengabdian, seperti P2MD, yang melibatkan mahasiswa dalam pengembangan pertanian cabai dan bambu. Selain itu, Ansos juga membuka akses pendidikan dengan menyediakan tempat pengajaran gratis di beberapa wilayah sekitar kampus.
Meskipun telah mencapai banyak prestasi, Alya mengakui bahwa ada tantangan tersendiri, terutama dalam mengelola waktu antara tugas Ansos dan tugas kuliah. Tantangan lainnya datang dari aspek keuangan, karena Ansos tidak memungut biaya dari peserta, mereka harus kreatif dalam mencari dana.
“Tantangan terbesar mungkin datang dari internal ya, karena kita masih kuliah, jadi kadang tugas Ansos, sama tugas kuliah suka barengan, nah itu harus pinter cari waktunya. Terus juga karena kita gak memungut biaya, tantanganya juga di dana, bagaimana kita ingin kasih fasilitas terbaik, tanpa tarik iuran dari mereka” ungkapnya.
Alya juga menjelaskan bahwa Ansos menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar melalui kerjasama dengan pemangku setempat, rapat dengan ketua RT, karang taruna, dan kelurahan. Mereka juga memiliki grup khusus untuk berkomunikasi dengan wali murid peserta didik Ansos.
Dengan harapan untuk terus mengembangkan Ansos, Alya memiliki rencana untuk memperbaiki modul dan lebih menekankan post-tes untuk memastikan kualitas pembelajaran. Alya Putri Abi, menjadi contoh inspiratif bagi mahasiswa lainnya yang ingin memberikan kontribusi positif dalam bidang pendidikan melalui kegiatan sosial di lingkungan kampus.