Perjalanan Akademis Memahami Bahasa dan Jurnalistik
Oleh: Nur Aida Nasution
Foto : Pinterest
Sejak memulai studi di Politeknik Negeri Jakarta dan mengambil program studi Penerbitan (Jurnalistik), perjalanan akademis saya sepenuhnya terlibat dalam memahami tata bahasa dan keterampilan jurnalistik. Melalui mata kuliah Bahasa Indonesia, Bahasa Indonesia Jurnalistik 1, dan Bahasa Indonesia Jurnalistik 2.
Pada semester pertama, bersama dosen Dra. Maida Turnip, M.Hum, saya diajarkan dasardasar bahasa Indonesia, mulai dari pengertian bahasa, pemahaman ejaan, penggunaan tanda baca, penerapan unsur serapan, perbedaan kalimat panjang dan pendek, hingga menerapkan semua materi tersebut dalam pembuatan buku Bahasa Indonesia. Pengalaman ini menjadi luar biasa karena saya membuatnya sendiri dan mendapatkan banyak pembelajaran baru, mencakup penulisan daftar isi, kata pengantar, pendahuluan hingga daftar pustaka.
Semester berikutnya, bersama dosen Nurul Intan Pratiwi, S.SOS.,M.SI., dalam mata kuliah Bahasa Indonesia Jurnalistik 1, membawa saya menjelajahi karakteristik dan penggunaan bahasa jurnalistik. Melalui pemahaman ragam judul berita, elemen berita, hingga pedoman dasar menulis berita, saya mulai memahami esensi penulisan berita yang baik dan benar. Dilatih untuk membuat naskah radio, saya juga diperkenalkan pada konsep kalimat efektif dan kelayakan berita.
Memasuki semester 3, bersama dosen Dra. Rita Sri Hastuti, M.I.Kom, dan dosen pendamping Fitri Nur Ardiantika, S.I.Kom, M.Si, mata kuliah Bahasa Indonesia Jurnalistik 2 membuka dimensi baru. Dimulai dari saya belajar mendengarkan berita di radio, hadir pada kuliah umum untuk memahami tantangan para jurnalis, dan terus dilatih dalam memperbaiki kalimat sesuai norma bahasa jurnalistik. Hingga mendapat pembelajaran baru dalam membuat naskah berita televisi dan dan mengaplikasikannya menjadi sebuah video.
Perbedaan materi kebahasaan setiap semester cukup variatif namun tetap saling berhubungan. Dalam Bahasa Indonesia, penekanan pada pemahaman struktur kalimat dan penggunaan kata secara tepat memberikan dasar yang kokoh. Sedangkan di mata kuliah Bahasa Indonesia Jurnalistik 1 dan 2, saya belajar menyusun berita dengan menggunakan bahasa yang lugas, informatif, dan sesuai dengan kaidah jurnalistik. Ini tidak hanya sekadar pembelajaran teoretis, tetapi praktik langsung dalam membuat berita membantu menerapkan keahlian tersebut dalam dunia pers.
Pengalaman berharga juga datang dari aktivitas di organisasi media kampus GEMA, di mana saya diajarkan tentang tata bahasa dalam pembuatan berita secara lebih kontekstual. Bekerja dalam tim redaksi tidak hanya meningkatkan keterampilan menulis tetapi juga memperdalam pemahaman tentang pentingnya ketatabahasaan dalam menyampaikan informasi dengan jelas dan akurat kepada pembaca.
Semua ini menjadi fondasi yang kuat untuk memahami dan menghasilkan karya jurnalistik yang berkualitas, sesuai dengan standar bahasa Indonesia jurnalistik yang baik dan benar. Secara keseluruhan, mata kuliah ketatabahasaan dan pengalaman di organisasi media kampus memberikan saya pelajaran berharga dalam menghargai keindahan bahasa, memahami kekuatan kata, dan menerapkannya dengan tepat dalam ranah jurnalistik.