Perjalalanan Emosional di Balik Pembuatan Kue Lebaran
Oleh: Nur Aida Nasution
Foto : Pinterest
Pernahkah kamu merasakan getaran kegembiraan saat aroma harum kue-kue lebaran mulai mengisi rumahmu? Saat menjelang idul fitri, tradisi membuat kue menjadi begitu kental dalam budayamu. Kue-kue ini tidak hanya menjadi hidangan lezat yang disajikan kepada tamu, tetapi juga simbol kebersamaan, kehangatan, dan kebahagiaan yang tak tergantikan.
Setiap tahun, proses pembuatan kue-kue lebaran menjadi momen berharga bagi kamu. Kamu tahu bahwa setiap rumah memiliki resep khas mereka sendiri. Entah itu nastar yang lembut dengan selai nanas yang manis, kastangel berbentuk bulan sabit yang gurih, atau kue putri salju yang meleleh di mulut.
Namun, kamu harus mengingat bagaimana nenekmu dengan sabar mengajarkan resep tersebut turun-temurun, sambil bercerita tentang tradisi dan makna di balik setiap kue. Kini, kamu melanjutkan warisan tersebut dengan bangga, menjadi bagian dari mata rantai tradisi yang tak pernah pudar.
Saat kamu berada di dapur, tempat tersebut telah menjadi ladang kreativitasmu dan keluarga. Pertama-tama, kamu dan ibumu akan duduk bersama untuk merencanakan menu kue apa yang akan disajikan. Apakah itu kue kering, kue basah, kue tradisional atau kue modern, setiap jenis kue memiliki tempatnya sendiri dalam tradisi keluargamu.
Setelah menentukan jenis kue yang akan dibuat, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan bahan-bahannya. Kamu mungkin akan pergi ke pasar tradisional atau supermarket untuk membeli tepung, gula, mentega, dan bahan lainnya yang dibutuhkan. Proses ini bukan hanya tentang membeli bahan, tetapi juga tentang memilih yang terbaik untuk memastikan hasil akhir kue yang sempurna.
Ketika semua bahan telah disiapkan, saatnya bagi kamu dan keluargamu untuk mulai. Ini adalah momen yang penuh kegembiraan dan kebersamaan, di mana setiap anggota keluarga memiliki peran masing-masing dalam proses pembuatan kue. Ibumu bertugas mengaduk adonan, sementara kamu dan saudara-saudaramu sibuk dengan memotong, atau menghias kue-kue tersebut.
Selama proses pembuatan kue, terjadi pertukaran cerita dan tawa di antara anggota keluarga. Kamu akan mengingat kembali kenangan manis dari lebaran tahun-tahun sebelumnya, atau berbagi cerita lucu tentang kejadian yang terjadi selama bulan ramadan. Dalam momen-momen seperti itu, tidak hanya kue yang sedang dibuat, tetapi juga kenangan yang tercipta.
Saat kue-kue mulai matang, aroma wangi kue menyebar ke seluruh ruangan. Rasanya yang menggoda membuatmu sulit untuk menunggu hidangan tersebut hingga dingin sebelum disajikan. Ketika kue-kue itu akhirnya siap, momen memasukkannya ke dalam toples dan menyusunnya dengan rapi menjadi pemandangan yang membanggakan bagi setiap anggota keluarga.
Meskipun proses membuat kue lebaran mungkin memerlukan waktu dan tenaga ekstra serta terdapat kesalahan kecil di sepanjang jalan, seperti terlalu banyak tepung yang berantakan, atau mungkin kue yang gosong. Namun proses ini adalah bagian yang tak terpisahkan dari pengalaman membuat kue lebaran.
Ketika hari raya Idul Fitri tiba, saat kamu dan keluargamu duduk bersama di meja makan, berbagi hidangan yang telah kalian buat dengan cinta dan keceriaan. Terlebih lagi, ketika sanak saudara, dan tetangga mulai berdatangan, membawa senyum hangat dan kebersamaan, serta menikmati setiap suap kue lebaran, perasaan bahagia itu semakin memenuhi ruang di dalam hatimu
Mereka bukan hanya sekadar tamu, tetapi bagian dari keluarga besar yang saling menguatkan dan mempererat ikatan. Saat itulah kamu merasakan kehangatan kebersamaan yang meleburkan semua perbedaan, dan dalam momen-momen seperti itu, kebahagiaanmu melampaui batas kata-kata.
Mungkin bagi sebagian orang, kue lebaran hanyalah makanan. Tetapi bagi kamu, tradisi ini bukan hanya tentang merayakan kemenangan setelah menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh, melainkan juga mengenai mempertahankan cerita-cerita dan nilai-nilai yang telah diturunkan secara turun-temurun dari generasi nenek moyangmu hingga ke generasimu.