Lilik Wahyuni
Universitas Brawijaya
Eti Setiawati
Universitas Brawijaya
Jamila Wijayanti
Universitas Brawijaya
Islahuddin
Universitas Fatoni
Kata Kunci: Sastera; pariwisata; promosi; wisata budaya; festival Kresnayana
Pembelajaran bahasa asing tidak dapat dipisahkan daripada pengenalan budaya, kerana kedua-duanya saling berkait dalam membentuk kompetensi komunikasi yang holistik. Penelitian ini meneliti bahan pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang mengintegrasikan muatan budaya Nusantara, dengan fokus pada keterampilan berbicara sebagai medium diplomasi kebahasaan. Tujuan penelitian ini iaitu untuk mendapatkan gambaran tentang bentuk dan bahan budaya sebagai medium diplomasi kebahasaan Indonesia kepada pelajar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metod penelitian analisis isi. Sumber data penelitian ini iaitu medium Youtube BIPA Kemdikbud yang datanya diperoleh dari hasil dianalisis aspek retoriknya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memperhatikan objektif, pendekatan sistematis, dan generalisasi dengan teknik analisis data semiotik dan analisis framing. Penelitian ini menunjukkan bahwa bahan budaya dalam pembelajaran BIPA berfungsi sebagai fenomena kolektif yang mendukung penguasaan bahasa Nusantara sebagai instrumen diplomasi antarbudaya. Analisis terhadap integrasi simbol verbal (cerita rakyat, komedi tunggal) dan non-verbal (artefak, gestur) dalam bahan ajar membuktikan efektivitasnya dalam meningkatkan kompetensi linguistik sekaligus membangun kesadaran budaya pelajar. Pendekatan kontekstual ini memfasilitasi pemahaman nilai lokal Indonesia secara alamiah, memperkuat kerjasama internasional melalui pertukaran budaya, dan mengembangkan identitas hibrid yang harmonis. Temuan menegaskan bahwa strategi multimodal (teks, visual, performa) tidak hanya memperkaya keterampilan berbahasa, tetapi juga berperan sebagai soft power diplomacy untuk mempromosikan bahasa Indonesia di kancah global. Penelitian ini merekomendasikan penguatan kurikulum BIPA berbasis budaya yang responsif terhadap dinamika sosial dan kebutuhan diplomasi kebahasaan kontemporer.