HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN QUARTER LIFE CRISIS PADA DEWASA AWAL

Agnes Nidia Putri, Ratriana Yuliastuti Endang Kusumiati


Kata kunci : Dewasa Awal, Kematangan emosi, quarter life crisis 

Abstrak

Dewasa awal merupakan masa peralihan dari masa remaja dimana pada masa ini individu akan menghadapi banyak tekanan dan tuntutan dari lingkungan maupun dari dalam dirinya sendiri. Individu yang tidak mampu menghadapi persoalan dari adanya tuntutan tersebut diprediksi akan mengalami quarter life crisis. Quarter life crisis merupakan masa krisis yang dialami oleh individu antara usia 20-30 tahun. Salah satu faktor yang mempengaruhi quarter life crisis adalah  emosi. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara kematangan emosi dan quarter life crisis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Subjek penelitian ini diambil dengan menggunakan Teknik sampling kuota diperoleh sebanyak 97 orang yang berusia 20-30 tahun. Alat ukur yang digunakan yaitu skala yang disusun peneliti berdasarkan aspek kematangan emosi menurut Prakash (2013) dan skala yang disusun peneliti berdasarkan aspek quarter life crisis menurut Robbins dan Wilner (2001). Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan negatif antara kematangan emosi dan quarter life crisis r = -0,478 (p < 0,01). Sumbangan efektif antara kematangan emosi quarter life crisis  yaitu 22,44%. Maka dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan negatif antara kematangan emosi dan quarter life crisis, yaitu semakin tinggi tingkat kematangan emosi seseorang, maka akan semakin rendah tingkat quarter life crisis yang dialami seseorang. Sebaliknya semakin rendah kematangan emosi yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi tingkat quarter life crisis yang dialami. 


Daftar Pustaka

Arnett, J. . (2004). Emerging adulthood: The winding road from the late teens through the twenties [New York, NY, US: Oxford University Press]. https://doi.org/https://doi.org/10.1037/0003-066X.55.5.469

Atwood, J., Scholtz., C. (2008). the quarter - life time period: an age of indulgence, crisis or both?. Journal of Contemporary Family Therapy, 30, 233–250. https://doi.org/https://doi.org/10/1007/S10591-008-9066-2

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala psikologi (2nd ed). Pustaka Pelajar.

Fischer, K. (2008). Ramen noodles, rent and resumes: An after-college quide to life. SuperCollege LLC.

Hurlock, E. B. (2002). Psikologi perkembangan: suatu perkembangan sepanjang rentang kehidupan. Erlangga.

Murphy, M. (2011). Emerging adulthood: is the quarter-life crisis a common experince? thesis dublin institute of technology]. https://doi.org/doi.org/10.21427/D7Q77S

Murray. (1997). Emotional maturity. https://doi.org/https://ww.sonic.net-drmurraymaturity

Prakash, C. P. (2013). Emotional maturity and teaching effectiveness. Samwaad: E- Journal, 2(2), 44–47.

Oktavianingsih, E., & Fitroh, S. F. (2021). Pengembangan Instrumen Kematangan Emosi Sebagai Alat Ukur Kesiapan Menjadi Guru Profesional Pada Mahasiswa Prodi PG-PAUD. Al-Athfaal: Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1), 60–76. https://doi.org/10.24042/ajipaud.v4i1.8596

Robbins, A & Wilner, A. (2001). No Titlequarter life crisis: the unique challenges of life in your twenties. Penguin Putnam, Inc.

Robinson, O. C. (2015). Emerging adulthood, early adulthood and quarterlife crisis: Updating Erikson for the 21st century. In Emerging adulthood in a European context (pp. 17–30). Routledge.

Santrock, J. W. (2012). Life-span development perkembangan masa hidup edisi ketigabelas (jilid 2). Erlangga.

Santrock, J. W., & Halonen, J. S. (n.d.). Your guide to strategies for achieving your goals.

Santrock, J. W. (2007). Adolecence,   eleventh edition. Jakarta: Erlangga

Shulman, S. Feldman, B., Blatt, S., Cohen, O, )., & Mahler, A. (2005). Emerging adulthood: Age-Related tasks and underlying self processes. Journal of Adolescent Research, 20(5), 577–603. https://doi.org/https://doi.org/10.1177/0743558405274913

Sugiyono. (2013). metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Alfabeta

Tim May, Malcolm Williams, Richard Wiggins,  and P. A. B. (2021). 

Walgito, B. (2002). Bimbingan dan Konseling perkawinan. Penerbit Andi

Bohannon, J. (2016). About 40% of economics experiments fail replication survey. Science