ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY (ACT) PADA PENDERITA DEPRESI BERAT DENGAN GEJALA PSIKOTIK
Sita Darmawati Nur Farida, Siswanto
Kata kunci: acceptance and commitment therapy; depresi dengan gejala psikotik
Abstrak
Menurut WHO, 970 juta orang di seluruh dunia hidup dengan gangguan mental. Tahun 2020 terjadi peningkatan 28% untuk gangguan kecemasan dan depresi berat dalam satu tahun. Seseorang dengan gangguan depresi berisiko untuk menyakiti diri sendiri dan bunuh diri. Hal ini terjadi karena terdapat distorsi kognitif yang salah yang terjadi pada penderita gangguan depresi sehingga membutuhkan sebuah terapi. Acceptance and Commitment Therapy membantu partisipan untuk menerima kejadian yang tidak diinginkan, mengidentifikasi dan fokus pada aksi secara langsung sesuai dengan tujuan yang diinginkannya Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika psikologis seorang penderita gangguan depresi dengan gejala psikotik ketika diberikan ACT. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Partisipan penelitian ini adalah seorang perempuan (RR) berusia 24 tahun dengan pendidikan terakhir SMP yang mengalami depresi berat dengan gejala psikotik. Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan Depression Anxiety Stress Scale (DASS-42) untuk membantu peneliti dalam memahami dinamika partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penurunan skala DASS - 42 pada skor depresi dari 38 (sangat parah) menjadi 16 (sedang) dan membawa perubahan positif terhadap (RR) yaitu dari yang sebelumnya tidak mau keluar rumah dan berinteraksi dengan lingkungan, menaruh curiga dengan orang yang berhenti di dekat rumahnya, dan tidak mau melakukan kegiatan apapun menjadi individu yang mau memperbaiki komunikasi dengan keluarga agar tidak terjadi salah paham, berjalan-jalan keluar rumah, dan melakukan kegiatan positif seperti memperdalam ilmu agama dan membantu pekerjaan rumah serta memahami pentingnya mencari bantuan ke profesional dan pentingnya minum obat.
Daftar Pustaka
Andari, S. (2017). Fenomena Bunuh Diri di Kabupaten Gunung Kidul. Sosio Konsepsia, 7(1), 92–108. https://doi.org/10.33007/ska.v7i1.1141
Angela, I., & Tondok, M. S. (2022). Bagaimana Menerapkan Acceptance and Commitment Therapy (ACT) dalam Masa Pandemi Covid-19: Sebuah Tinjauan Sistematis. Journal Psikogenesis, 9(2), 172–185. https://doi.org/10.24854/jps.v9i2.1938
Anggraeni, J., & Budiarto, S. (2020). Menurunkan tingkat depresi melalui acceptance and commitment therapy (ACT) pada ODHA. Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan, 2(2), 111–117. https://doi.org/10.26555/jptp.v2i2.21072
Ardhani, A. N., & Nawangsih, S. K. (2020). Pengaruh Acceptance and Commitment Therapy (ACT) terhadap Penurunan Kecemasan pada Perempuan Korban Kekerasan Seksual. PHILANTHROPY: Journal of Psychology, 4(1), 69. https://doi.org/10.26623/philanthropy.v4i1.2139
Assyakurrohim, D., Ikhram, D., Sirodj, R. A., & Afgani, M. W. (2022). Metode Studi Kasus dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer, 3(01), 1–9. https://doi.org/10.47709/jpsk.v3i01.1951
Hadi, I., Wijayati, F., Usman, R. D., & Rosyanti, L. (2017). Major Depressive Disorder: A Mini Review. Health Information : Jurnal Penelitian, 9(1), 34–49. https://doi.org/10.36990/hijp.v9i1.102
Institute for Health Metrics and Evaluation University of Washington. (2022). Global, regional, and national burden of 12 mental disorders in 204 countries and territories, 1990–2019: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2019. The Lancet Psychiatry, 9(2), 137–150. https://doi.org/10.1016/S2215-0366(21)00395-3
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018. https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf
Kurniawan, Y., & Sulistyarini, I. (2017). Terapi Kognitif Perilaku untuk Mengurangi Episode Depresi Berat dengan Gejala Psikotik. Philanthropy: Journal of Psychology, 1(1), 65. https://doi.org/10.26623/philanthropy.v1i1.680
Maslim, R. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (R. Maslim, Ed.). Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya Jakarta.
Nevid, J. S., Rathus, S. A., & Greene, B. (2005). Psikologi Abnormal (5 ed., Vol. 1). Penerbit Erlangga.
Santoso, M. B., Hasnah Siti Asiah, D., & Ilma Kirana, C. (2017). Bunuh Diri dan Depresi dalam Perspektif Pekerjaan Sosial. Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(3), 390–447.
Santrock, J. W. (2003). Adolescence : Perkembangan Remaja (6 ed.). Penerbit Erlangga.
Sari, N., Utami, M. S. S., & Rahayu, E. (2022). The Effectiveness of Acceptance and Commitment Therapy (ACT) for Reducing Depression in Post-Stroke Patients. Philanthropy : Journal of Psychology, 6(1), 13. https://doi.org/10.26623/philanthropy.v6i1.4681
Sulistiowati, N. M. D. (2016). Modul Pelaksanaan Terapi Spesialis ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY (ACT). Universitas Udayana : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran.
Sulistyorini, W., & Sabarisman, M. (2017). Depresi : Suatu Tinjauan Psikologis. Sosio Informa, 3(2). https://doi.org/10.33007/inf.v3i2.939
WHO. (2022, Juni 8). Mental disorders. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-disorders