Sebagian dari kita pasti pernah mendengar kata polimer, namun hanya sekedar mengetahui nama tersebut tidak dengan kegunaan atau detail benda tersebut. Bahkan, beberapa orang juga membayangkan bahwa polimer memiliki hal yang berhubungan dengan plastik.
Nah, pada artikel ini kita akan membahas mengenai pengertian polimer, sifat, perbedaan sifat - sifat polimer, klasifikasi struktur, pembentukan, tata nama dan manfaat polimer. Semoga artikel ini dapat membantu kalian yang sedang kebingungan dalam belajar.
Polimer berasal dari bahasa Yunani : poly (yang artinya banyak) dan meros (yang artinya unit atau bagian). Polimer merupakan molekul yang berukuran yang besar yang terdiri dari monomer (rantai/unit pembangun) yang terbeantuk dari reaksi polimerisasi. Monomer merupakan sebarang zat yang dapat dikonversi menjadi suatu polimer.
Polimer linear
Polimer linear terdiri dari rantai panjang atom-atom kerangka yang dapat mengikat gugus substituen
Polimer ini biasanya dapat larut dalam beberapa pelarut, dan dalam keadaan padat pada temperatur normal
Polimer ini terdapat sebagai elastomer, bahan yang fleksibel (lentur) atau termoplastik seperti gelas)
Contoh : Polietilena, polivinil klorida (PVC), polimetil metakrilat (PMMA), Lucite, Plexiglas atau perspex, poliakrilonitril (orlon atau creslan) dan nylon66
Polimer bercabang
Polimer bercabang dapat divisualisasi sebagai polimer linear dengan percabangan pada struktur dasar yang sama sebagai rantai utama. Rantai polimer yang bercabang banyak memiliki daya tegang rendah dan mudah meleleh.
Polimer jaringan tiga dimensi (three - dimension network)
Polimer dengan ikatan kimianya terdapat antara rantai. Bahan ini biasanya di swell (digembungkan) oleh pelarut tetapi tidak sampai larut
Ketidaklarutan ini dapat digunakan sebagai kriteria dari struktur jaringan. Makin besar persen sambung-silang (cross-links) makin kecil jumlah penggembungannya (swelling). Jika derajat sambung-silang cukup tinggi, polimer dapat menjadi kaku, titik leleh tinggi, padat yang tak dapat digembungkan, misalnya intan (diamond)
Panjang rantai polimer
Semakin panjang rantai polimer, maka kekuatan dan titik leleh senyawanya semakin tinggi.
Gaya antar molekul
Semakin besar gaya antar molekul pada rantai polimer maka polimer akan menjadi kuat dan sukar meleleh.
Percabangan
Rantai polimer yang bercabang banyak mempunyai daya tegangan rendah dan mudah meleleh.
Ikatan silang antar rantai polimer
Semakin banyaknya ikatan silang maka polimer semakin kaku dan rapuh sehingga mudah patah. Hal tersebut dikarenakan adanya Ikatan silang antar rantai polimer mengakibatkan terjadinya jaringan yang kaku dan membentuk bahan yang keras.
Sifat kristalinitas rantai polimer
Semakin tinggi sifat kristalinitas, rantai polimer akan lebih kuat dan lebih tahan terhadap bahaan-bahan kimia dan enzim. Biasanya yang bersifat kristalinitas tinggi yaitu polimer dengan struktur teratur, sedangkan polimer berstruktur tidak teratur cenderung mempunyai kristanilitas rendah dan sifatnya amorf (tidak keras).
Sifat termal
Polimer sebagai isolator memiliki sifat termal yang baik meskipun polimer bukan merupakan konduktor. Jika ditinjau dari jenisnya, polimer yang dipanaskan ada yang menjadi lunak namun ada juga yang menjadi keras. Perubahan ini penting untuk bahan komponen tertentu.
Sifat kelenturan
Karena bersifat lentur, polimer mudah diolah menjadi produk yang diinginkan. Namun, polimer alam lebih diolah sesuai dengan keinginan dibandingkan polimer sintetis.
Sifat ketahanan terhadap mikroorganisme
Sifat ini biasanya dimiliki oleh polimer sintetis. Sedangkan polimer alam seperti sutra, wol, dan polimer alam lainnya tidak tahan terhadap mikroorganisme.
Sifat lainnya
Ringan, dalam arti rasio bobot/volume kecil
Tahan korosi dan kerusakan terhadap lingkungan yang agresif
Dimensinya stabil karena memiliki berat molekul besar; dan lainnya
Berdasarkan asalnya
Polimer alam
Polimer alam adalah polimer yang ditemukan di alam dan berasal dari organisme hidup. Sifat-sifat polimer alam kurang menguntungkan. Misalnya, karet alam terkadang cepat rusak, tidak elastis, dan beriak. Hal ini dapat terjadi karena karet alam tidak tahan terhadap bensin atau minyak tanah dan terkena udara dalam jangka waktu yang lama.
Sebagai contoh lain, sutra dan wol adalah senyawa protein yang memberi makan bakteri, sehingga wol dan sutra cepat rusak. Pada umumnya polimer alam bersifat hidrofilik (seperti air), sulit dicairkan dan sulit dicetak, sehingga sulit untuk mengembangkan fungsi polimer alam untuk penggunaan yang lebih luas dalam masyarakat sehari-hari.
Polimer sintetis
Polimer sintetis atau polimer buatan adalah polimer yang tidak ada di alam dan harus dibuat oleh manusia. Sampai saat ini, para ahli kimia polimer telah melakukan penelitian terhadap struktur molekul alami untuk mengembangkan polimer sintetis.
Dari hasil penelitian ini, polimer sintetis yang dihasilkan dapat direkayasa sesuai dengan sifat-sifatnya, seperti suhu tinggi rendahnya titik leleh, elastisitas dan kekakuan, serta ketahanan terhadap zat kimia. Tujuannya adalah untuk mendapatkan polimer sintetis yang berkinerja seperti yang diharapkan.
Polimer sintetis dikembangkan untuk tujuan komersial, seperti membentuk serat untuk benang tekstil dan memproduksi ban elastis. Para ahli kimia kini telah berhasil mengembangkan ratusan jenis polimer sintetis untuk tujuan yang lebih luas. Contoh polimer sintetik adalah selulosa asetat, yang merupakan turunan selulosa yang diperoleh dengan dari asetilasi selulosa dan digunakan untuk membuat kaca film.
Proses Pembuatannya
Polimer adisi
Reaksi adisi adalah reaksi di mana ikatan rangkap diurai menjadi ikatan tunggal dan atom ditambahkan ke senyawa yang terbentuk. Oleh karena itu, polimerisasi adisi merupakan reaksi polimerisasi dari monomer dengan ikatan rangkap (ikatan tidak jenuh). Dalam reaksi ini, monomer membuka ikatan rangkap dan bergabung dengan monomer lain untuk membentuk ikatan tunggal (ikatan jenuh).
Dengan kata lain, monomer yang membentuk polimer adisi adalah senyawa dengan ikatan karbon ikatan rangkap seperti alkena, sterina, dan haloalkena. Hampir semua plastik dibuat dengan polimerisasi adisi, sehingga polimer adisi ini biasanya sama dengan plastik. Misalnya polietena, polipropena, polivinil klorida, teflon, dan poliisoprena.
Polimer kondensasi
Polimer kondensasi adalah gabungan dari gugus fungsi antara dua monomer. Artinya, polimerisasi kondensasi adalah reaksi yang membentuk polimer dari monomer dengan dua gugus fungsi. Misalnya, polipeptida atau senyawa protein dan polisakarida adalah senyawa bio molekuler yang dibentuk oleh polimerisasi kondensasi.
Secara umum reaksinya seperti ini : n monomer → 1 polimer + (n – 1) H2O
Jenis monomernya
Homopolimer
Homopolimer, juga dikenal sebagai polimer linier, adalah polimer yang terdiri dari monomer yang sama atau serupa. Misalnya polivinil klorida adalah polimer adisi yang mengandung monomer yang sama, yaitu vinil klorida.
(-P-P-P-P-P-P-P-P-)n
Pada polimer adisi homopolimer, ikatan rangkapnya terbuka lalu berikatan membentuk polimer yang berikatan tunggal.
Kopolimer
Kopolimer juga dikenal sebagai heteropolimer adalah polimer yang monomernya berbeda. Contoh dakron, nilon66, dan melamin (fenol formaldehida). Proses polimerisasi berlangsung di bawah suhu dan tekanan tinggi atau dengan bantuan katalis, tetapi tanpa katalis, struktur molekulnya tidak teratur. Dengan demikian, fungsi katalis adalah untuk mengontrol pembentukan struktur molekul agar lebih teratur sehingga diperoleh sifat-sifat polimer yang diharapkan.
Proses pembentukan polimer berlangsung dengan suhu dan tekanan tinggi atau dibantu dengan katalis, namun tanpa katalis strukyur molekul yang terbentuk tidak beraturan.
Jadi, fungsi katalis adalah untuk mengendalikan proses pembentukan struktur molekul polimer agar lebih teratur sehingga sifat-sifat polimer yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.
Contoh struktur rantai molekul polimer tidak beraturan 9 produk polimerisasi tanpa katalis) adalah sebagai berikut :
Kopolimer tidak beraturan (-P-S-S-P-P-S-S-S-P-S-P-)n
Sistem blok :
Kopolimer blok Sistem berseling (-P-P-P-S-S-S-P-P-P-S-S-S-)n
Kopolimer berseling (-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-)n
Berdasarkan sifatnya terhadap panas
Polimer termoplas
Termoplas adalah polimer yang lunak jika dipanaskan dan dapat berubah bentuk. Termoplas memiliki gaya antarmolekul sedang. Jika polimer termoplas memiliki struktur linier maka akan memiliki struktur yang keras, sedangkan jika bercabang maka akan menjadi lunak. Saat dipanaskan, termoplastik menjadi lunak dan mengeras lagi saat didinginkan.
Proses peleburan selama pemanasan dan pendinginan dapat diulang sebanyak yang diinginkan tanpa mengubah komposisi kimia polimer. Contoh polimer jenis ini adalah plastik seperti polietilena PE, plastik poliproilena PP, plastik polietilen tereftalat, dan plastik polivinil chloride PVC.
Polimer termoseting
Termosetting adalah jenis polimer yang tetap keras dan tidak lunak jika terkena panas. Polimer ini hanya dapat dipanaskan satu kali, yaitu pada saat pembuatannya. Jadi jika setelah putus tidak bisa di sambung kembali. Contoh dari polimer ini adalah bakelit.
Karet Sintetis
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan ban mobil dan motor, ahli-ahli kimia organic telah mengembangkan pembuatan karet sintetis untuk mempercepat perolehan kebutuhan tersebut. Karet-karet sintetis tersebut dibuat dengan menggunakan bahan dasar monomer, seperti butadiene dan stirena dengan cara kopolimerisasi. Ketika dua atau lebih monomer berbeda bersatu untuk dipolimerisasi, hasilnya disebut sebagai kopolimer dan prosesnya disebut sebagai kopolimerisasi.
Serat Sintetis
Kapas merupakan serat alam yang merupakan polimer dari karbohidrat (selulosa), dan polimer dari protein (wol dan sutera). Seperti halnya karet, serat memiliki polimer sintetis, yaitu nilon dan poliester (dakron). Dakron atau tetoron merupakan polyester. Polimer ini yang sangat kuat, sangat lentur dan transparan.
Orlon
Orlon merupakan polimer adisi dari monomer akrilonitril. Polimer ini merupakan serat sintetis, seperti wol digunakan dalam tekstil sebagai campuran wol, karpet, dan kaus kaki.
Plastik
Plastik merupakan polimer sintetis yang paling populer karena banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan jenis monomernya, ada beberapa jenis plastik yaitu sebagai berikut :
Polietena (Polietilena)
Polietilena merupakan polimer plastik yang sifatnya ulet (liat), massa jenis rendah, lentur, sukar rusak apabila lama dalam keadaan terbuka di udara maupun apabila terkena tanah lumpur, tetapi tidak tahan panas. Polietena adalah plastik yang banyak diproduksi, dicetak lembaran untuk kantong plastik, pembungkus halaman, ember, dsb.
Polipropena (Polipropilena)
Polipropena mempunyai sifat yang sama dengan polietena. Oleh karena plastik ini juga banyak diproduksi, hanya kekuatannya lebih besar dari polietena dan lebih tahan panas serta tahan terhadap reaksi asam dan basa. Plastik ini juga digunakan untuk membuat botol plastik, karung, bak air, tali, dan kabel listrik (insulator).
PVC (Polivinil Klorida)
PVC mempunyai sifat keras dan kaku digunakan untuk membuat pipa plastik, pipa paralon, pipa kabel listrik, kulit sintetis, dan ubin plastik.
Teflon (Tetrafluoroetena)
Teflon merupakan lapisan tipis yang sangat tahan panas dan tahan terhadap bahan kimia. Teflon digunakan untuk pelapis wajan (panic anti lengket), pelapis tangki di pabrik kimia, pipa anti patah, dan kabel listrik.
Bakelit (Fenol Formaldehida)
Bakelit adalah suatu jenis polimer yang dibuat dari dua jenis monomer, yaitu fenol dan formaldehida. Polimer ini sangat keras, titik leburnya sangat tinggi dantahan api. Bakelit digunakan untuk instalasi listrik dan alat-alat yang tahan suhu tinggi, misalnya asbak dan fiting lampu listrik.
Polyethylene terephthalate ( PET atau PETE ), biasa dipakai dalam kemasan minuman/makanan yang berwarna bening, dan direkomendasi untuk sekali pakai. Jika dipakai berulang kali , lapisan polimer pada plastik dapat mengeluarkan zat karsinogen yang menyebabkan kanker.
High Density Poluethylene (HDPE), biasa dipakai dalam pembuatan botol minuman yang berwarna putih, galon air minum, dan plastik belanja. Direkomendasi untuk satu kali pemakaian saja karena mengandung senyawa antimony trioksida yang dapat menyebabkan beberapa masalah seperti menimbulkan gangguan pernapasan, mengakibatkan iritasi kulit, gangguan siklus menstruasi, dan juga menyebabkan keguguran.
Polyvinyl Chloride (PVC atau V), biasa dipakai dalam pembuatan kemasan non- pangan, saluran pipa, botol sampo, dan sebagainya. Tidak boleh digunakan untuk menyimpan makanan/minuman karena mengandung zat Diethylhydroxylamine(DEHA) yang dapat merusak ginjal dan hati.
Low Density Polyethylene (LDP), sering dipakai sebagai kantong belanja, plastik kemasan, dan botol botol lembek. Salah satu jenis plastik yang bisa dipakai sebagai pembungkus makanan/minuman karena memiliki perlindungan yang baik terhadap reaksi kimi.
Polypropylene (PP), biasa digunakan pembuatan botol minuman, makanan, dan pembuatan wadah penyimpanan yang dapat dipakai berulang ulang, karena mampu mencegah terjadinya reaksi kimia dan tahan terhadap panas.
Polystyrene (PS), banyak dipakai dalam pembuatan styrofoam, wadah makanan beku dan siap saji,piring, garpu, dan sendok plastik. Namun sangat tidak dianjurkan untuk pembungkus makanan karena mengandung zat styrene yang dapat menimbulkan masalah seperti kerusakan otak, mengganggu hormon esterogen pada wanita, mengganggu pertumbuhan dan sistem saraf, dan juga menimbulkan kanker.
Other (O), terdapat 4 jenis yang tergolong jenis plastik other yaitu Styrene acrylonitrile(SAN), Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS), Polycarbonate (PC), Nylon. Plastik jenis ABS dan SAN bisa digunakan untuk kemasan pangan, namun PC tidak dianjurkan untuk wadah penyimpanan makanan karena mengandung Bisphenol - A yang dapat menimbulkan kerusakan sistem hormon, kerusakan kromosom pada ovarium, menurunkan kualitas sperma, dan mengganggu sistem hormon.
Plastik Polietilentereftalat (PET)
Plastik PET ini merupakan serat sintetik poliester (dakron) yang transparan dengan daya tahan kuat, tahan terhadap asam, kedap udara, fleksibel, dan tidak rapuh. Dalam hal penggunaannya, plastik PET menempati urutan pertama. Penggunaannya sekitar 72% sebagai kemasan minuman dengan kualitas yang baik. Plastik PET merupakan poliester yang dapat dicampur dengan polimer alam seperti sutera, wol dan katun untuk menghasilkan bahan pakaian yang bersifat tahan lama dan mudah perawatannya.
Plastik Polietena/Polietilena (PE)
Terdapat dua jenis plastik PE, yaitu Low Density Polyethylene (LDPE) dan High Density Polyethylene (HDPE). Plastik LDPE banyak digunakan sebagai kantong plastik serta pembungkus makanan dan barang. Plastik HDPE banyak digunakan sebagai bahan dasar membuat mainan anak-anak, pipa yang kuat, tangki korek api gas, badan radio dan televisi, serta piringan hitam.
Polivinil Klorida (PVC)
Plastik PVC bersifat termoplastik dengan daya tahan kuat. Plastik ini juga bersifat tahan serta kedap terhadap minyak dan bahan organik. Ada dua tipe plastik PVC yaitu bentuk kaku dan bentuk fleksibel. Plastik bentuk kaku digunakan untuk membuat konstruksi bangunan, mainan anak anak, pipa PVC (paralon), meja, lemari, piringan hitam, dan beberapa komponen mobil. Adapun plastik bentuk fleksibel, jenis ini digunakan untuk membuat selang plastik dan isolasi listrik. Dalam hal penggunaannya, plastic PVC menempati urutan ketiga dan sekitar 68% digunakan untuk konstruksi bangunan (pipa saluran air).
Plastik Nilon
Plastik nilon merupakan polimer poliamida (proses pembentukannya seperti pembentukan protein). Plastik Nilon ditemukan pada tahun 1934 oleh Wallace Carothers dari Du Pont Company. Ketika itu, Carothers mereaksikan asam adipat dan heksametilendiamin. Plastik yang bersifat sangat kuat (tidak cepat rusak) dan halus ini banyak digunakan untuk pakaian, peralatan kemah dan panjat tebing, peralatan rumah tangga serta peralatan laboratorium.
Karet Sintetik
Karet Sintetik yang terkenal adalah Styrene Butadiene Rubber (SBR), suatu polimer yang terbentuk dari reaksi polimerisasi antara stirena dan 1,3-butadiena. Karet sintetik ini banyak digunakan untuk membuat ban kendaraan karena memiliki kekuatan yang baik dan tidak mengembang apabila terkena minyak atau bensin.
Wol
Wol adalah serat alami dari protein hewani (keratin) yang tidak larut. Struktur protein wol yang lentur menghasilkan kain dengan mutu yang baik, namun kadang-kadang menimbulkan masalah karena dapat mengerut dalam pencucian. Oleh karena itu, wol dicampur dengan PET untuk menghasilkan kain yang bermutu baik dan tidak mengkerut pada saat pencucian.
Kapas
Kapas merupakan serat alami dari bahan nabati (selulosa) yang paling banyak digunakan (hampir 50% pemakaian serat alami berasal dari kapas). Kain katun dibuat dari serat kapas dengan perlakuan kimia sehingga menghasilkan kain yang kuat, enak dipakai, dan mudah perawatannya.
Source :
PDF Pembelajaran Sekolah