Tanaman yang dapat dijadikan sebagai indikator adalah tanaman yang mempunyai warna terang contohnya: Kol ungu, kulit manggis, bunga sepatu, bunga bougenvil, pacar air dan kunyit. Dapat atau tidaknya suatu tanaman dijadikan sebagai indikator alami adalah terjadinya perubahan warna apabila ekstraknya diteteskan pada larutan asam atau basa. Dengan menggunakan indikator ini, kita bisa menentukan suatu larutan bersifat asam, basa, atau netral. Cara mengetahuinya itu dengan meneteskan ekstrak tumbuhan tadi ke dalam sebuah larutan. Kemudian, lihat perubahan warnanya. Dari perubahan warna itulah kita bisa tahu mana larutan yang mengandung asam atau basa. Berikut contoh perubahan warna pada indikator alami saat ditetesi larutan asam dan basa.
Indikator universal adalah campuran dari beberapa indikator asam-basa yang masing-masing memiliki titik perubahan warna pada rentang pH yang berbeda. Dengan demikian, indikator ini dapat memberikan gambaran yang lebih luas tentang nilai pH suatu larutan. Indikator ini biasanya digunakan dalam pengujian pH secara kualitatif dan memberikan perubahan warna yang jelas untuk pH yang bervariasi dari 1 hingga 14.
Pada dasarnya, indikator universal memiliki kemampuan untuk menunjukkan apakah suatu larutan bersifat asam, netral, atau basa berdasarkan perubahan warnanya ketika dilarutkan dalam larutan tersebut.
Indikator universal terdiri dari beberapa senyawa yang masing-masing menunjukkan perubahan warna pada pH tertentu. Ketika indikator universal ditambahkan ke dalam larutan yang ingin diuji, senyawa tersebut akan berubah warna berdasarkan konsentrasi ion hidrogen (H⁺) atau ion hidroksida (OH⁻) dalam larutan tersebut.
Pada pH rendah (asam): Indikator universal akan berwarna merah, menunjukkan konsentrasi ion hidrogen yang tinggi.
Pada pH netral (sekitar pH 7): Indikator universal akan berwarna hijau, yang menandakan keseimbangan antara ion hidrogen dan ion hidroksida.
Pada pH tinggi (basa): Indikator universal akan berwarna biru atau ungu, yang menunjukkan konsentrasi ion hidroksida yang lebih tinggi.
Dengan demikian, indikator universal memberikan informasi visual yang sangat mudah dipahami mengenai pH suatu larutan.
Indikator universal menggabungkan beberapa jenis indikator asam-basa yang memiliki rentang pH yang berbeda. Berikut adalah perubahan warna yang umum terjadi pada indikator universal berdasarkan pH larutan:
pH 1–3 (Sangat Asam): Warna indikator berubah menjadi merah.
pH 4–6 (Asam): Warna berubah menjadi kuning.
pH 7 (Netral): Warna indikator akan berwarna hijau.
pH 8–10 (Agak Basa): Warna indikator berubah menjadi biru.
pH 11–14 (Basa): Warna indikator berubah menjadi ungu.
Indikator universal biasanya berupa campuran beberapa jenis indikator pH yang memiliki titik perubahan warna pada rentang pH yang berbeda. Beberapa indikator yang sering digunakan dalam campuran ini antara lain:
Methyl Red (berubah warna dari merah pada pH 4.4 hingga kuning pada pH 6.2)
Bromthymol Blue (berubah warna dari kuning pada pH 6.0 hingga biru pada pH 7.6)
Phenolphthalein (berubah dari tidak berwarna pada pH rendah hingga pink pada pH 8.3–10)
Thymol Blue (berubah dari merah pada pH rendah hingga kuning pada pH tinggi)
Dengan menggabungkan indikator-indikator tersebut, indikator universal dapat memberikan spektrum perubahan warna yang lebih luas, sehingga bisa digunakan untuk menilai pH secara kasar dalam kisaran pH 1 hingga 14.
Kertas Lakmus adalah salah satu jenis indikator asam-basa yang sangat umum digunakan dalam kimia untuk menentukan apakah suatu larutan bersifat asam atau basa. Kertas lakmus terbuat dari bahan alami, seperti ekstrak lumut merah, yang peka terhadap perubahan pH. Ketika kertas lakmus dicelupkan ke dalam larutan, ia akan berubah warna sesuai dengan tingkat keasaman atau kebasaan larutan tersebut. Kertas lakmus memiliki dua jenis utama, yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Kertas lakmus merah akan berubah menjadi biru jika larutan bersifat basa (pH > 7) dan tetap merah jika larutan bersifat asam (pH < 7). Sebaliknya, kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah jika larutan bersifat asam dan tetap biru jika larutan bersifat basa. Perubahan warna ini terjadi karena adanya ion hidrogen (H⁺) yang ada dalam larutan asam dan ion hidroksida (OH⁻) dalam larutan basa.