SMP NEGERI 5 GORONTALO
Unsur intrinsik cerita pendek adalah elemen-elemen yang membentuk struktur dan substansi cerita. Mempahami unsur-unsur intrinsik cerita pendek adalah kunci untuk mendekati dan menganalisis cerita secara mendalam.
Tema adalah pesan atau gagasan umum yang disampaikan oleh cerita. Ini adalah konsep atau ide yang mencakup cerita dan dapat memiliki implikasi yang lebih mendalam atau makna filosofis. Tema bisa tentang cinta, persahabatan, perubahan, keadilan, dll.
Tokoh adalah orang, hewan, atau entitas fiksi dalam cerita yang menggerakkan plot dan berinteraksi satu sama lain. Mereka memiliki karakteristik, kepribadian, dan konflik masing-masing. Tokoh utama adalah karakter pusat yang biasanya mengalami perubahan atau pertumbuhan sepanjang cerita.
Karakter adalah individu atau entitas yang berperan dalam cerita. Karakter dapat berupa karakter utama (protagonis) dan karakter pendukung (antagonis atau karakter lain yang membantu memajukan cerita). Karakter menciptakan dinamika dalam cerita.
Penokohan (characterization) dalam sastra adalah proses pengembangan dan penciptaan karakter-karakter dalam cerita. Ini adalah salah satu elemen penting dalam cerita karena karakter adalah "aktor" utama dalam plot dan memainkan peran sentral dalam membawa cerita hidup. Penokohan melibatkan cara pengarang menggambarkan, mengembangkan, dan mendalami karakter dalam cerita. Berikut adalah beberapa aspek penting dari penokohan:
Deskripsi Fisik: Ini mencakup penampilan fisik karakter seperti rambut, mata, postur tubuh, dan atribut fisik lainnya.
Sifat Karakter: Ini melibatkan sifat-sifat karakter seperti kepribadian, sikap, nilai-nilai, kebiasaan, dan konflik internal yang mereka alami.
Motivasi Karakter: Ini adalah alasan di balik tindakan dan keputusan karakter. Memahami motivasi karakter membantu pembaca memahami mengapa mereka bertindak seperti yang mereka lakukan.
Perkembangan Karakter: Ini mencakup bagaimana karakter berkembang dan berubah sepanjang cerita. Beberapa karakter mengalami perubahan signifikan, sementara yang lain mungkin tetap konsisten.
Dialog Karakter: Cara karakter berbicara dan berinteraksi dengan karakter lainnya dapat mengungkapkan banyak tentang kepribadian mereka.
Tindakan Karakter: Tindakan karakter adalah apa yang mereka lakukan dalam cerita. Tindakan karakter adalah bukti konkret dari sifat dan motivasi mereka.
Peran Karakter: Peran karakter dalam cerita dapat bervariasi, seperti karakter utama (protagonis), karakter yang berlawanan (antagonis), karakter pendukung, dan lain sebagainya.
Pengarang menggunakan teknik-teknik karakterisasi untuk mengembangkan karakter dan membuat mereka lebih nyata, kompleks, dan menarik bagi pembaca. Ini memungkinkan pembaca untuk merasa terhubung dengan karakter, memahami perasaan mereka, dan mengikuti perkembangan karakter sepanjang cerita. Penokohan yang baik adalah salah satu elemen kunci dalam menciptakan cerita yang meyakinkan dan mendalam.
Latar (setting) dalam sastra adalah lingkungan fisik, tempat, dan waktu di mana cerita berlangsung. Latar mencakup deskripsi lokasi, waktu (era atau periode waktu), dan kondisi sosial atau budaya yang membentuk konteks untuk cerita. Latar adalah elemen penting dalam sebuah cerita karena itu menciptakan kerangka untuk peristiwa dan karakter dalam cerita serta memberikan pembaca gambaran yang lebih baik tentang dunia dalam cerita. Berikut adalah beberapa aspek penting dari latar:
Pengaturan Tempat (Setting of Place): Ini merujuk pada lokasi fisik di mana cerita berlangsung. Lokasi ini bisa berupa tempat nyata atau tempat imajiner yang diciptakan oleh pengarang. Contoh pengaturan tempat meliputi kota kecil, hutan misterius, kantor, dan sebagainya.
Pengaturan Waktu (Setting of Time): Ini mengacu pada periode waktu atau era di mana cerita terjadi. Cerita bisa berlangsung di masa lampau, masa kini, atau masa depan. Pengaturan waktu dapat mencakup musim, tahun, atau bahkan sepanjang hari.
Kondisi Sosial dan Budaya (Social and Cultural Setting): Ini merujuk pada norma-norma sosial, nilai, dan norma budaya yang ada dalam cerita. Kondisi sosial dan budaya menciptakan konteks yang memengaruhi perilaku karakter dan peristiwa dalam cerita.
Latar suasana (atmosphere setting) adalah salah satu aspek latar yang merujuk pada mood, nuansa, atau suasana emosional yang diciptakan oleh pengarang melalui deskripsi lingkungan atau suasana dalam cerita. Meskipun latar suasana adalah komponen penting dalam pembentukan latar cerita, sebutannya sering kali digunakan sebagai bagian dari latar yang lebih luas. Dalam konteks pembicaraan tentang "latar" dalam sastra, latar suasana biasanya dimasukkan sebagai bagian dari pengaturan tempat dan waktu.
Latar suasana menciptakan nuansa emosional yang membantu membawa pembaca ke dalam dunia cerita. Ini mencakup elemen-elemen seperti cuaca, cahaya, suara, aroma, dan elemen-elemen lain yang menciptakan perasaan dan mood dalam cerita. Latar suasana dapat menjadi penting dalam menciptakan atmosfer yang mendukung tema cerita atau menggambarkan perasaan karakter.
Sebagai contoh, dalam cerita horor, latar suasana mungkin menciptakan perasaan ketegangan, kecemasan, dan ketakutan melalui deskripsi malam gelap, hujan lebat, dan suara-suara aneh. Dalam cerita romantis, latar suasana mungkin menciptakan perasaan kehangatan dan cinta melalui deskripsi matahari terbenam di tepi pantai yang indah.
Jadi, meskipun latar suasana adalah elemen penting dalam latar, ia umumnya digambarkan sebagai bagian dari pengaturan tempat dan waktu cerita. Dalam konteks diskusi tentang latar dalam sastra, ini dianggap sebagai elemen yang relevan dalam menciptakan lingkungan cerita yang mendalam.
Plot adalah urutan peristiwa dalam cerita. Plot terdiri dari elemen-elemen seperti pengantar, konflik, klimaks, dan resolusi. Pengantar memperkenalkan latar belakang dan karakter. Konflik adalah masalah utama yang harus dipecahkan. Klimaks adalah puncak ketegangan dalam cerita, dan resolusi adalah bagian di mana konflik selesai.
Sudut pandang (point of view) dalam sastra adalah perspektif atau sudut dari mana cerita diceritakan atau disampaikan kepada pembaca. Ini mencakup siapa yang menceritakan cerita, bagaimana cerita diceritakan, dan penekanan pada sudut pandang karakter atau narator dalam cerita. Sudut pandang adalah elemen penting dalam sebuah kisah karena memengaruhi cara kita melihat karakter, peristiwa, dan konflik dalam cerita. Ada beberapa jenis sudut pandang yang umum digunakan dalam sastra:
Sudut Pandang Orang Pertama (First-Person Point of View):
Dalam sudut pandang orang pertama, narasi disampaikan oleh karakter dalam cerita. Kata-kata "saya" digunakan untuk mengidentifikasi narator. Pembaca melihat cerita melalui lensa karakter tersebut. Ini memberikan perspektif yang intim dan mendalam ke dalam pikiran dan perasaan karakter narator, tetapi juga membatasi pemahaman kepada apa yang diketahui atau dipahami oleh narator.
Contoh: "Saya merasa sangat gugup saat melihatnya melintasi ruangan."
Sudut Pandang Orang Kedua (Second-Person Point of View):
Sudut pandang orang kedua cukup jarang digunakan dalam fiksi. Dalam sudut pandang ini, narasi ditujukan langsung kepada karakter atau pembaca dengan kata-kata "kamu" atau "anda." Ini memberikan kesan bahwa pembaca adalah karakter dalam cerita.
Contoh: "Anda berjalan-jalan di tengah hujan deras, mencari tempat berlindung."
Sudut Pandang Orang Ketiga Terbatas (Third-Person Limited Point of View):
Dalam sudut pandang orang ketiga terbatas, seorang narator eksternal menceritakan cerita dari sudut pandang salah satu karakter dalam cerita. Narator hanya mengetahui apa yang dilihat, didengar, dan dipahami oleh karakter tersebut. Ini memberikan sudut pandang yang lebih terbatas dibandingkan dengan sudut pandang orang ketiga ominipresent.
Contoh: "Dia merasa sangat marah dan bingung ketika ia mengetahui keputusan tersebut."
Sudut Pandang Orang Ketiga Ominipresent (Third-Person Omniscient Point of View):
Dalam sudut pandang orang ketiga ominipresent, seorang narator eksternal menceritakan cerita dan memiliki wawasan atau pengetahuan penuh tentang semua karakter, peristiwa, dan pikiran dalam cerita. Narator ini tahu segalanya, bahkan hal-hal yang tidak diketahui oleh karakter dalam cerita.
Contoh: "Dia tidak menyadari bahwa di balik punggungnya, karakter lain merencanakan sesuatu yang akan mengubah jalannya sejarah."
Sudut Pandang Orang Ketiga Terbatas Bergantian (Third-Person Limited Alternating Point of View):
Dalam sudut pandang ini, cerita diceritakan dari sudut pandang karakter-karakter yang berbeda dalam cerita. Narator secara bergantian memasuki pikiran dan perasaan beberapa karakter dalam cerita.
Contoh: "Dia berjalan ke kantor, merasa sangat tegang. Sementara itu, di rumah, istri nya merasa khawatir."
Pemilihan sudut pandang dapat memengaruhi bagaimana pembaca merasa terlibat dalam cerita, apa yang mereka ketahui tentang karakter, dan bagaimana konflik dan peristiwa disampaikan. Setiap sudut pandang memiliki keunikan dan memengaruhi cara cerita diceritakan dan dipahami.
Kesimpulan Pesan atau Tema: Resolusi dapat memperkuat pesan atau tema yang ingin disampaikan oleh penulis melalui cerita. Ini adalah kesempatan terakhir bagi penulis untuk menyampaikan pesan penting kepada pembaca.