REFLEKSI FILOSOFIS PENDIDIKAN NASIONAL
Santoso, S.Pd.I., M.Pd.I.
(CGP Angkatan 7 Kab. Wonogiri)
Jurnal refleksi dipandang sebagai salah satu elemen kunci pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik, serta menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis (Bain dkk, 1999). Jurnal refleksi dwi mingguan adalah sebuah tulisan tentang refleksi diri setelah mengikuti sebuah kegiatan pelatihan (upgrading skill) yang ditulis secara rutin setiap dua mingguan. Jurnal dwi mingguan merupakan salah satu tugas yang harus dibuat oleh setiap calon guru penggerak.
Pada kesempatan ini saya mencoba menulis jurnal saya mengenai kegiatan-kegiatan pelatihan yang telah diikuti beberapa minggu ini, khususnya pada modul 1.1 Tentang Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara.
Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 1 yaitu model 4F: Fact; Feeling; Findings; dan Future, yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P yakni: Peristiwa; Perasaan; Pembelajaran; dan Penerapan.
Facts (Peristiwa)
Kegiatan CGP Angkatan 7 resmi dibuka pada tangga 20 Oktober 2022 oleh Kemendikbudristek yaitu Bapak Nadiem Makarim,B.A.,M.B.A. dan Dirjen GTK melalui zoom yang diikuti CGP Angkatan 7 se Indonesia. Setelah kegiatan pembukaan tersebut, kami diarahkan oleh pelaksana kegiatan CGP yakni dari Balai Besar Guru Penggerak penjelasan tentang rangkaian kegiatan yang akan kami lalui serta mempelajari apa yang akan dimuat dalam LMS yang akan dimulai dari modul 1.1 yang nantinya akan dilaksanakan juga forum diskusi bersama fasilitator pada ruang kolaborasi bersama teman-teman CGP Lainnya yang akan dibentuk kembali ke beberapa kelompok.
Selanjutnya kami di undang dalam kegiatan Lokakarya Orientasi secara luring di SMA Negeri 2 Wonogiri pada hari Sabtu, 22 Oktober 2022 dimulai pukul 08.00 WIB s. d selesai. Pada kegiatan ini diundang serta kepala sekolah dari masing-masing sekolah CGP yang mengikuti untuk memberikan informasi terkait pelaksanaan program CGP kepada kepala Sekolah. Saya sangat gembira karena dengan diundangnya kepala sekolah saya, Beliau mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang perjalanan Pendidikan Guru Penggerak sehingga diharapkan dapat memberikan arahan, dan dukungan kepada saya sehingga saya selama melaksanakan Pendidikan Guru Penggerak ini dengan baik.
Pada kegiatan itu, kami diarahkan untuk menggali wawasan tentang pengenalan diri, apa yang sudah ada dan yang belum ada pada keterampilan yang saya miliki dan mendiskusinya untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam. Dengan bimbingan oleh para pengajar Praktik khususnya bapak Sunarno, S.Pd., kami melakukan kegiatan ini dengan menyenangkan dimulai dengan membuat kesepakatan kelas, kemudian menulis harapan dan tantangan menjadi CGP dikertas post-it, setelah itu kami harus menempel dikertas karton yang telah disediakan kemudian di bahas secara bersama-sama dan didiskusikan.
Selanjutnya selama kurang lebih selama dua minggu mulai belajar mandiri melalui LMS merefleksikan pemikiran KI Hajar Dewantara. Setelah itu, dilaksanakan ruang kolaborasi bersaman fasilitator yakni ibu Nurhasnah, M.Pd., dimana saya bersama teman-teman saling sharing dan berdiskusi mengenai filosofi KHD dan penerapannya di sekolah. Kemudian kami diharuskan membuat karya berupa demonstrasi konstektual.
Selanjutnya mengikuti kegiatan elaborasi pemahaman 1.1 bersama Instruktur melalui Gmeet. Pada kegiatan ini saya banyak mendapatkan ilmu dan pengalaman yang disampaikan instruktur dan teman-tean CGP lainnya. Instruktur memberikan asupan ilmu tentang pemahaman yang sangat mendalam mengenai konsep Filosofi KHD dan penerapannya pada konteks lokal sosial budaya.
Feelings (Perasaan)
Selama kurang lebih dua minggu menjadi CGP, banyak sekali hal yang dirasakan mulai dari perasaan senang, down, bahagia, takut dan semua bercampur aduk dengan keinginan dan tekad yang kuat untuk dapat menyelesaikan Program Guru Penggerak ini disamping kesibukan saya dalam menyelesaikan Pendidikan magister saya yang juga dipenuhi dengan tugas-tugas kuliah yang kadang menyita waktu saya dalam mengerjakannya. Namun dengan segala hambatan dan tantanga tersebut membuat saya semakin termotivasi diri untuk dapat belajar mencari solusi, memperbaiki diri untuk pandi memanajemen waktu saya, dan lebih fokus kepada kedua program yang sedang saya pelajari.
Saya merasa senang karena saya mulai mengetahui dan memahami hakikat Pendidikan dari penerapan filosofi atau pemikiran KHD dalam Pendidikan dan pembelajara. Saya mulai merubah cara mengajar saya yang semula saya banyak melakukan pembelajaran konvensional, sekarang lebih berpusat pada siswa. Siswa merasa senang karena kebutuhan belajarnya terpenuhi. Semangat siswa untuk bersekolah semakin meningkat. Saya juga merasa bangga karena saya bisa memperoleh ilmu dan dapat mengaplikasikannnya dalam pembelajaran saya di kelas.
Findings (Pembelajaran)
Pada modul yang saya pelajari ini, saya menemukan hal-hal baru, pemahaman baru, hal yang selama ini belum begitu saya dalami dalam Pendidikan yaitu filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara. Pemahaman ini harus saya miliki sebagai pendidik untuk meningkatkan kuliatas diri saya sendiri. Melalu Dasar pemikiran KHD ini, saya merasa memiliki amunisi baru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan melaksanakan Pendidikan.
Sebelum saya mempelajarai atau mengahui pemikiran KHD terkait Pendidikan dan pengajaran saya memiliki keyakinan bahwa Tindakan yang tegas terhadap pesrta didik akan bisa merubah perilaku siswa saya untuk dapat disiplin dan memberikan perhatian penuh dalam kegiatan belajar.
Saya mengarahkan siswa dalam mengatasi permasalahannya, akan tetapi belum memberikan pembelajaran yang menyenangkan untuk siswa saya.
Setelah lebih memahami pemikiran tentang Pendidikan dari KHD saya mulai mengerti bahwa pembelajaran yang baik hendaknya mampu meberikan tuntunan kepada siswa dengan sabar ikhlas dan mengutamakan kepentingan siswa
Pendalaman ilmu makin saya dapatkan tentang filosofi Pendidikan KHD pada saat berdiskusi dengan sesama teman CGP, fasilitator beserta instruktur di berbagai ruang kolaborasi dan pemahaman materi. Saya jadi mengetahui secara detail bagaimana peran saya sebagai pendidik yakni sebagai penuntun anak sesuai dengan kodrat alamnya, yang nantinya siswa diharapkan dapat hidup secara Bahagia dan mandiri di masyarakat dengan mengacu pada trilogi pendidikan yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso dan tut wuri handayani. Pendidikan harus didasarkan pada kodrat alam dan kodrat zaman. Bahwa anak memiliki kodrat merdeka, merdeka batin adalah pendidikan sedangkan merdeka lahir adalah pengajaran. Sehingga kedepannya saya harus memberikan kemerdekaan kepada siswa saya dalam belajar, mengerjakan tugas menyesuaikan bakat dan minatnya, serta mengembangkan kreatifitas siswa sebagai manusia yang merdeka yang berdiri dengan kekuatan sendiri.
Anak hakikatnya bukanlah kertas kosong akan tetapi mereka terlahir sebagai kertas yang telah bergambar garis putus-putus, sehingga kita sebagai pendidik bertugas untuk menebalkan garis-garis samar tersebut agar dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan yang sebenarnya.