Materi 2
Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Kolonialisme
Materi 2
Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Kolonialisme
Gambar 2.14. Kapiten Pattimura
Gambar 2.15. Benteng Duurstede di Maluku
PERLAWANAN BANGSA INDONESIA
TERHADAP PENJAJAHAN PEMERINTAH HINDIA BELANDA
Perlawanan Kapitan Patimura
Karena persatuan dan kesatuan rakyat Maluku maka Portugis dapat didesak dan bahkan diusir dari Ternate pada tahun 1575. Orang-orang Portugis kemudian melarikan diri dan menetap di Ambon. Pada tahun 1605 VOC datang dan megusir pPortugis dari Ambon, sehingga Portugis terusir ke Timor Timur dan kemudian menetap di Timor Timur. Dengan keluarnya Portugis dari Timor Timur secara otomatis Maluku dikuasai oleh VOC.
Sejak VOC berkuasa di Maluku rakyat menjadi sengsara, muncullah keinginan untuk melawan kepada VOC. Secara umum penyebab terjadinya perlawanan rakyat Maluku ini adalah karena adanya beberapa faktor seperti:
adanya desas-desus bahwa jumlah guru akan dikurangi untuk penghematan;
Upah kerja yang tidak pernah dibayar;
keharusan membuat garam dan ikan tanpa diupah;
tindakan sewenang-wenang residen terhadap rakyat Saparua;
adanya isu belanda akan mengumpulkan para pemuda untuk dijadikan tentara di luar Maluku.
Thomas Matulessi yang terkenal dengan nama Kapten Pattimura memimpin perlawanan dan dibantu Anthony Ribok, Philip Latumahina, Ulupaha, Paulus Tiahahu, dan seorang pejuang wanita Christina Martha Tiahahu bersama rakyat Maluku melakukan perlawanan pada tahun 1817. Mereka berhasil merebut benteng Duurstede di Saparua sehingga residen Van den Berg tewas. Perlawanan juga berkobar di pulau-pulau lain yaitu Hitu, Nusalaut dan Haruku penduduk berusaha merebut benteng Zeeeland. Untuk merebut kembali benteng Duurstede, pasukan Belanda didatangkan dari Ambon dibawah pimpinan Mayor Beetjes namun pendaratannya digagalkan oleh penduduk dan Mayor Beetjes tewas.
Pada bulan Nopember 1817 Belanda mengerahkan tentara besar-besaran dan melakukan sergapan pada malam hari Pattimura dan kawan-kawannya tertangkap. Mereka menjalani hukuman gantung pada bulan Desember 1817 di Ambon. Paulus Tiahahu tertangkap dan menjalani hukuman gantung di Nusalaut. Christina Martha Tiahahu dibuang ke pulau Jawa. Selama perjalanan ia tutup mulut dan mogok makan yang menyebabkan sakit dan meninggal dunia dalam pelayaran pada awal Januari.
Lihat dan baca juga video pembelajaran dan Ebook berikut :