Materi 2
Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Kolonialisme
Materi 2
Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Kolonialisme
Gambar 2.13. Sultan Agung Raja Kerajaan Mataram Islam
PERLAWANAN BANGSA INDONESIA
TERHADAP PENJAJAHAN VOC
Perlawanan Sultan Agung
Sultan Agung adalah raja yang paling terkenal dari kerajaan Mataram yang mempunyai cita-cita :
menyatukan seluruh tanah jawa dibawah panji-panji Mataram; dan
mengusir kekuasaaan asing dari Bumi Mataram.
Datangnya VOC ke pulau Jawa sangat mengancam keberadaan Mataram. Apalagi tindakan – tindakan VOC yang memaksa kehendak untuk melakukan monopoli perdagangan yang membuat kemarahan Sultan Agung semakin memuncak. Kebijakan monopoli perdagangan VOC sangat meresahkan pribumi. Oleh karena itulah, Sultan Agung merencanakan penyerangan ke Batavia sebagai basis dari VOC. Ada beberapa alasan penyerangan Mataram ke Batavia, diantaranya :
Tindakan monopoli VOC
VOC sering menghalangi kapal – kapal Mataram yang akan berdagang ke Malaka
VOC menolak mengakui kedaulatan Kerajaan Mataram
Keberadaan VOC dianggap mengancam masa depan Pulau Jawa
Pada tahun 1626 Sultan Agung telah mempersiapkan pasukan dengan untuk mengusir VOC, Tanda-tanda pertama bahwa orang Mataram akan merencakan sesuatu yang luar biasa adalah penutupan hampir seluruh pantai Jawa atas perintah Tumenggung Baureksa dari Kendal selaku pimpinan perang.
Pada tanggal 22 Agustus 1628, Tumenggung Baureksa (Panglima tertinggi armada Jawa) tiba di pelabuhan Batavia dengan 50 kapal yang lengkap dengan perbekalan yang sangat banyak selanjutnya selanjutnya datang lagi 7 kapal mataram yang akan menuju Malaka singgah dulu ke Batavia. VOC berkeinginan untuk menghalang-halangi datangnya kapal-kapal mataram namun tidak membuahkan hasilnya.
Pasukan Mataram dibawah pimpinan Tumenggung Baurekso, ditambah dengan pasukan yang di pimpin oleh Agul-Agul yang dibantu oleh seperti pasukan di bawah Sura Agul-Agul yang dibantu oleh Kiai Dipati Mandurareja dan Upa Santa. Datang pula laskar orang-orang Sunda di bawah pimpinan Dipati Ukur. Pasukan Mataram berusaha mengepung Batavia dan melakukan penyerangan dari berbagai tempat. Terjadilah pertempuran sengit antara pasukan Mataram melawan tentara VOC di berbagai tempat. Tetapi kekuatan tentara VOC dengan senjatanya jauh lebih unggul, sehingga dapat memukul mundur semua lini kekuatan pasukan Mataram. Tumenggung Baureksa sendiri gugur dalam pertempuran itu. Dengan demikian serangan tentara Sultan Agung pada tahun 1628 itu belum berhasil.
Mataram sangat kehilangan atas kepergian para pahlawan Mataram di medan pertempuran, dan perjuangan yang telah gugur tidak boleh dihentikan justru harus dilanjutkan, Sultan Agungpun segera menyusun rencana untuk melakukan penyerangan kembali VOC, namun sayang rencana penyerangan Sultan Agung yang kedua ini telah diketahui oleh VOC. Lumbung-lumbung beras yang sudah dipersiapkan oleh oleh Sultan Agung dihancurkan oleh VOC, begitu juga 200 buah kapal Mataram dihancurkan VOC. Walaupun pasukan Mataram dapat menghancurkan benteng Hollandia dan menguasai benteng Bomel.
Pada saat berkecamuknya perang antara Mataram dan VOC terdengar berita bahwa Gubernur jendral J.P Coen meninggal tepatnya tanggal 21 Sepetrember 1629. Kejadian ini membuat semangat Mataram kembali menyala, sengan sisa-sisa pasukan dan perlengkapan yang ada terus melakukan penyerangan, disisi yang lain VOC yang sedang berduka menjadi semakin marah kepada mataram. Dengan mengandalkan persenjataan yang lebih baik dan lengkap, akhirnya VOC dapat menghentikan serangan-serangan pasukan Mataram. Pasukan Mataram semakin melemah dan akhirnya ditarik mundur kembali ke Mataram. Dengan demikian serangan Sultan Agung yang kedua ini juga mengalami kegagalan.
Lihat dan baca juga video pembelajaran dan Ebook berikut :