puisi lama
Definisi : Puisi lama merupakan puisi yang terikat oleh berbagai ketentuan, seperti banyaknya larik setiap bait, banyaknya suku kata pada setiap larik, ataupun rimanya. Ketentuan tersebut berbeda antara jenis puisi yang satu dan puisi lainnya.
puisi lama
Ciri - ciri :
Bersifat statis dan terikat.
Isinya bersifat didaktis dan religius
Kalimat-kalimatnya penuh dengan kata- kata pilihan, bahasa klise, yang lebih diutamakan daripada isinya
Merupakan kepandaian/hasil bersama mengutamakan kegtotong-royongan, bukan perseorangan
mantra
Definisi : Sejenis puisi tua yang dianggap memiliki hikmat dan kekuatan gaib sebagaimana doa
ciri-ciri
Mantra terdiri atas beberapa rangkaian kata yang memiliki irama
Isi dari mantra berhubungan dengan kekuatan gaib
Berbentuk puisi yang isi dan konsepnya menggambarkan kepercayaan suatu masyarakat pada saat itu
Mantra dibuat dan diamalkan untuk tujuan tertentu
Mantra didapat dari cara gaib, seperti keturunan atau mimpi. Atau bisa dijuga diwarisi dari perguruan yang diikuti
Mantra mengandung rayuan dan perintah
Mantra memakai kesatuan pengucapan
Mantra adalah sesuatu yang utuh dan tidak bisa dipahami melalui setiap bagiannya
Di dalam sebuah mantra terdapat kecenderungan esoteric atau khusus pada setiap kata-katanya
Mantra mementingkan keindahan permainan bunyi
contoh
"Seri Dangomala! Seri Damongala!
hendak kirim anak sembilan bulan,
segala inang, segala pengasuh,
jangan beri sakit, jangan beri demam,
tua jadi muda,
jangan beri ngilu dan pening,
kecil menjadi besar,
yang tak kejap diperkejap,
yang tak sama, dipersama,
yang tak hijau, diperhijau,
yang tak tinggi, dipertingi
hijau seperti laut,
tingi seperti Bukit Kaf....!"
pantun
Definisi : Puisi lama merupakan puisi yang terikat oleh berbagai ketentuan, seperti banyaknya larik setiap bait, banyaknya suku kata pada setiap larik, ataupun rimanya. Ketentuan tersebut berbeda antara jenis puisi yang satu dan puisi lainnya.
pantun biasa
ciri - ciri
Tiap bait terdiri dari 4 baris.
Tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata.
Terdiri dari 2 bagian : sampiran( baris ke 1 dan 2) dan isi ( baris ke 3 dan 4).
Bersajak a b a b.
Isinya curhatan perasaan, sindiran, nasihat, atau peribahasa.
contoh
Air dalam bertambah dalam
Hujan di hulu belum lagi teduh
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belum lagi sembuh
pantun kilat/ karmina
ciri - ciri
Tiap bait terdiri dari 2 baris.
Baris pertama sebagai sampiran dan baris kedua sebagai isi
Bersajak a a
Isinya curahan perasaan, sindiran, nasihat, atau peribahasa.
contoh
Ada ubi ada talas
Ada budi ada balas
talibun
ciri - ciri
Terdiri lebih dari 4 baris (selalu genap : 6, 8, 10, dst).
Terbagi atas 2 bagian : sampiran dan isi.
Sajak silang (misal pada 6 baris: a b c a b c ).
ciri - ciri
contoh
Kalau anak pergi ke lepau
Hiu beli berlanak beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi merantau
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu
contoh
pantun berkait/ seloka
ciri - ciri
Terdiri dari lebih dari 1 bait.
Antara bait satu dengan lainnya saling berkaitan.
Isinya berupa petuah atau nasihat.
Pada baris kedua dalam bait terdahulu menjadi baris pertama pada bait berikutnya dan baris keempat dalam bait terdahulu menjadi baris ketiga dalam bait berikutnya.
ciri - ciri
contoh
Bunga melur cempaka biru
Bunga rampai di dalam puan
Tujuh malam semalam rindu
Belum sampai padamu tuan
Bunga rampai di dalam puan
Ruku-ruku dari peringgit
Belum sampai padamu tuan
Rindu saya bukan sedikit
contoh
syair
Definisi : salah satu jenis puisi lama yang pada setiap baitnya terdiri atas empat baris (larik) yang akhirannya berbunyi sama.
ciri - ciri
Tiap bait terdiri atas 4 baris.
Tiap baris terdiri dari 8 - 12 suku kata.
Semua baris merupakan isi ( tidak bersampiran).
Bersajak sama a a a a.
Isinya : cerita, hikayat, nasihat, petuah atau tentang ilmu.
Tidak dapat selesai dalam 1 bait.
ciri - ciri
contoh
Haruslah kita mencari bekal
Untuk hidup yang kekal
Sebab harta akan ditinggal
Yang ada hanya amal
Hiduplah sebagai orang berakal
Memperhatikan hidup tiap jengkal
Bila keburukan dapat ditangkal
Jiwa pun tak kan terjungkal
contoh
gurindam
Definisi : Gurindam adalah bentuk puisi Indonesia asli yang tertua sesudah mentera, yang berbentuk pepetah, peribahasa, dan perumpamaan
ciri - ciri
Setiap bait terdiri atas 2 baris
Bersajak sama a a
Kedua baris tersebut merupakan isi
Setiap baris memiliki hubungan sebab akibat
Isinya berupa sindiran, nasihat atau suatu kebenaran
ciri - ciri
contoh
Kurang pikir kutang siasat
tentu dirimu kelak tersesat.
Kalau banyak berkata-kata
di sanalah boleh terjadi dusta.
puisi baru
Definisi : Puisi yang bebas dan tidak terikat dengan aturan- aturan
Ciri- ciri :
Bersifat dinamis
Isinya bersifat individualistis dan ekspresionistis
Kalimat- kalimatnya singkat, padat, berisi, isi lebih penting daripada bahasa
Nama pengarang disebutkan
puisi deskriptif
satire
Definisi : Puisi yang isinya mengecam, mengejek dengan kasar dan tajam suatu ketidakadilan dalam masyarakat.
ciri - ciri
Bentuknya rapi, simetris
Tiap tiap barisnya merupakan kesatuan sintaksis
Berisikan sindiran
Sebagian besar puisi empat seuntai
contoh
Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidad penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.
impresionalistik
Definisi : Puisi yang mengungkapkan kesan (impresi) penyair terhadap suatu hal.
impresionalistik
contoh
ini kali tidak ada yang mencari cinta diantara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali.
Kapal perahu tidak berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut.
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akana. Tidak bergerak dan kini tanah dan air hilang ombak. Tiada lagi, aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung. Masih pengap harap sekali tiba di ujung dab sekalian selamat jalan dari pantai keempat sedu penghabisan bisa terdekap.
contoh
puisi lirik
elegi
Definisi : Elegi adalah jenis puisi baru yang berisi kritikan atau sindiran
elegi
ciri- ciri
Berisi curahan akan kesedihan yang mendalam
Menunjukkan perasaan kehilangan/ kerinduan
ciri- ciri
contoh
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada tiang serta temali.
Kapal, perahu tiada berlaut, menghembus diri
dalam mempercaya mau berpaut..
Gerimis mempercepat kelam.
Ada juga kelepak elang
menyinggung muram..
Desir hari lari berenang. Tidak bergerak..
Dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi.
Aku sendiri.. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap..
ode
Definisi : Jenis puisi baru yang berisi sanjungan untuk orang berjasa
ode
ciri - ciri
Merupakan puisi berisi puji-pujian
Emosi sajak ditata dari bait ke bait
Dapat dirasakan kedalaman perasaan dan curahan pemikiran atau perenungan
ciri - ciri
contoh
Engkau campur baur,
dan seringkali kabur..
Namun aku mencatatmu,
untuk rindu lalu kucoba,
Melupakanmu..
serenada
Definisi : Puisi percintaan yang dapat dinyanyikan
serenada
contoh
Sekawan kucing
berpasang-pasangan
mengeyong di kegelapan.
Sekawan kucing
mengeyong dengan bising
mengeyong dengan panas
di kegelapan.
Manisku! Manisku!
Sekawan kucing
berpasang-pasang
saling menggosokkan tubuhnya
di kegelapan.
Seekor kucing jantan
menyapukan kumisnya yang keras
ke bulu perut betinanya.
Maka yang betina berguling-guling
di atas debu tanah.
Menggeliat dan berguling-guling
tak terang pandang matanya.
Serta dari mulutnya
keluar suara panjang,
kerna telah dilemahkan
seluruh urat badannya.
Manisku! Manisku!
Dengarlah bunyi kucing
mengganas di kegelapan.
Seekor kucing jantan
menggeram dengan dalam
di leher betinanya.
Maka
selagi sang betina kecapaian
ia pun menyeringai
puisi naratif
romansa
Definisi : Jenis puisi cinta yang menggunaka bahasa romantik yang berisi kisah percintaan dan diselingi perkelahian dan petualangan.
romansa
ciri - ciri
Mengandung kalimat yang puitis
Bertemakan romansa yang menggambarkan ungkapan cinta kepada yang dikasihi
Penggambaran dilakukan secara tersirat
ciri - ciri
contoh
Hidup ini tak pernah sempurna.
seperti kata-kata yang ada pahit walau terucap manis..
Hidup ini tak pernah sempurna.
seperti langit yang menyimpan hitam meski putih menyelimuti..
Hidup ini tak pernah sempurna.
seperti nyawa yang hanya bisa mati sekali..
Hidup ini tetap tak akan pernah sempurna bagiku.
jika andai saja kau tak hadir untukku..
balada
Definisi : Puisi yang berisi cerita tentang orang- orang perkasa maupun tokoh pujaan
balada
ciri ciri
Terdiri dari tiga bait, masing-masing dengan 8 larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b
Pada bait berikutnya rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c
Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya
contoh
Minggu kelabu
Minggu pagi kelabu
Kuberjalan tiada tentu
Angin sejuk menerpa rambutku
Bawa aku ketepi jalan itu
Bus berhenti tepat didepanku
Ku melangkah naik, lalu duduk dibangku
Kubuka jendela kaca
Pandanganku lempar keluar sana
Mataku terbelalak
Saat melihat balihonya
Ya, itu dia
Dia yang membuatku seperti ini
Dia yang menghancuurkan hidupku
Dia yang porak-porandakan keluargaku
Karena dia kami miskin
Karen adia kami melarat
Ku gapai wajahnya
Kucakar dia dengan kuku-kukuku
Hahahahaha
Aku ketawa penuh kepuasan
unsur puisi
intrinsik
lahir
tipografi
Bentuk wajah yang ditampilkan pada puisi tersebut cukup menarik. Penulisannya rata kiri. Bagian kanan tulisan terlihat tidak teratur. Terkesan singkat dan indah karena tiap baris puisi hanya disusun oleh beberapa kata saja. Bahkan ada yang satu baris hanya terdiri satu kata. Jadi, baris-baris dalam puisi itu tidak panjang-panjang, melainkan pendek. Selain itu, setiap baris tidak diawali dengan huruf kapital. Beberapa baris diawali huruf kapital dan lainnya diawwali huruf kecil.
diksi
Diksi yang digunakan penyair adalah kata-kata yang bernada ragu, lemah, bimbang, dan rapuh. Sebagai contoh pengarang menggunakan kata-kata “Dalam termenung”, “Biar susah sungguh”, “Aku hilang bentuk”, “Remuk”.
imaji
Imaji yang muncul dalam puisi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.
Imaji penglihatan terdapat pada kata-kata “tinggal kerdip lilin di kelam sunyi”. Penyair mengajak pembaca melihat seberkas cahaya kecil walau hanya sebuah perumpamaan.
Imaji pendengaran terdapat pada “aku masih menyebut namaMu”. Pembaca diajak seolah-plah mendengar ucapan tokoh aku dalam menyebut nama Tuhan .
Imaji sentuh atau rasa terdapat pada kata-kata “cahaya-mu panas suci”. Penyair menyampaikan kepada pembaca nikmatnya sinar suci Tuhan sehingga pembaca seolah-olah merasakannya.
imaji
kata konkret
Kata-kata konkrit yang dipakai pengarang diantaranya sebagai berikut.
Kata “termangu”, untuk mengkonkritkan bahwa penyair mengalami krisis iman yang membuanya sering ragu terhadap Tuhan.
Kata-kata “tinggal kerdip lilin dikelam sunyi”, untuk mengkonkritkan bahwa penyair mengalami krisis iman.
Kata-kata “aku hilang bentuk/remuk”, untuk mengkonkritkan gambaran bahwa penyair telah dilumuri dosa-dosa
Kata-kata “dipintumu aku mengetuk, aku tidak bisa berpaling” , untuk mengkonkritkan bahwa tekad penyair yang bulat untuk kembali ke jalan Tuhan”
kata konkret
gaya bahasa
Gaya bahasa yang muncul didominasi oleh majas hiperbola, yaitu melebih-lebihkan. Sebagai contoh kata-kata “Biar susah sungguh / mengingat kau penuh seluruh” atau kata-kata “Tuhanku / aku hlang bentuk / remuk”
verivikasi
Untuk rima akhirnya mempunyai pola yang tidak beraturan. Sebagai contoh, bait ke-1 hanya terdiri satu baris yang berarti mempunyai rima akhir a. untuk bait ke-2 terdiri dari tiga baris dengan rima akhir a-a-a. Begitu pula untuk bait ke-3 dan ke-4 mempunyai rima akhir a-a, a-a. Untuk bait-bait salanjutnya tidak menentu rima akhirnya.
batin
tema
Tema puisi tersebut adalah ketuhanan. Hal itu karena diksi yang digunakan sangat kental dengan kata-kata yang bermakna ketuhanan.
tema
perasaan
Perasaan dalam puisi tersebut adalah perasaan terharu dan rindu. Perasaan tersebut tergambar dari diksi yang digunakan antara lain: termenung, menyebut nama-Mu, aku hilang bentuk, remuk, aku tak bisa berpaling.
perasaan
nada
Nada dalam puisi tersebut adalah mengajak (ajakan) agar pembaca menyadari bahwa hidup ini tidak bisa berpaling dari ketentuan Tuhan. Karena itu, dekatkanlah diri kita dengan Tuhan.
nada
amanat
Amanat yang dapat kita ambil dari puisi tersebut diantaranya adalah agar kita (pembaca) bisa menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan Tuhan. Agar kita bisa merenung (termenung) seperti yang dicontohkan penyair.
amanat
ekstrinsik
biografi
Unsur biografi ini adalah latar belakang pengarang. Latar belakang cukup berpengaruh dalam pembuatan puisi, misalkan penulis puisi yang latar belakangnya berasal dari keluarga miskin, maka jika ia membuat puisi akan sangat menyentuh hati para pembacanya, yang terbawa dari latar belakang penulis sehingga mampu dikesankan dalam sebuah puisi.
sosial
Unsur sosial sangat erat kaitanya dengan kondisi masyarakat ketika puisi itu dibuat. Misalkan puisi itu dibuat ketika masa orde baru menjelang berakhir. Pada saat itu kondisi masyarakat itu sedang sangat kacau dan keadaan pemerintahan pun sangat carut marut, sehingga puisi yang dibuat pada saat itu adalah puisi yang mengandung sindiran-sindiran terhadap masyarakat.
nilai
Unsur nilai dalam puisi ini meliputi unsur yang berkaitan dengan pendidikan, seni, ekonomi, politik, sosial,budaya, adat-istiadat, hukum, dan lain-lain. Nilai yang terkandung dalam puisi menjadi daya tarik tersendiri sehingga sangat mempengaruhi baik atau tidaknya puisi.
Periodisasi puisi
Puisi
periode angkatan
balai pustaka
CONTOH
Sajak
Di mana harga karangan sajak
Bukan dalam maksud isinya;
Dalam bentuk, kata nan rancak,
Di cari timbang dengan pilihannya.
Tanya pertama keluar di hati
Setelah sajak dibaca tamat
Sehingga mana tersebut sakti,
Mengikat diri di dalam hikmat
Rasa bujangga waktu menyusun,
Kata yang datang berduyun-duyun
Dari dalam, bukan nan dicari
Harus kemnali dalam pembaca,
Sebagai bayang di muka kaca
Harus bergoncang hati nurani
Analisis
Dengan jelas dapat kita lihat , bahwa puisi diatas memiliki corak yang sama dengan Pantun yaitu memiliki sajak a-b,a-b, seperti dalam kutipan berikut :
Di mana harga karangan sajak
Bukan dalam maksud isinya;
Dalam bentuk, kata nan rancak,
Di cari timbang dengan pilihannya.
Pada kutipan diatas, Sanusi Pane menggunakan akhiran k-a,k-a pada sajaknya. Hal ini sangat serupa dengan ciri pantun yang memiliki akhiran a-b,a-b. Jadi dapat kita pahami bahwa puisi angkatan 20-an memiliki karakteristik yang sama dengan pantun. Selain memiliki corak yang sama dengan pantun, puisi ini juga memiliki corak yang sama dengan
syair, seperti dalam puisi Sanusi
CIRI
Sudah tidak terlalu terikat
Bukan lagi istana sentris
Sifatnya mendidik
Bersifat kedaerahan
Menggambarkan keindahan alam, gunung, dan sebagainya.
Makna tersirat
Imaji yang ditimbulkan ada tiga macam, yaitu imaji visual, auditif, taktil.
Mirip dengan Pantun atau Syair
Tidak memiliki sampiran seperti halnya pantun
Bersifat didaktis (mendidik), ditujukan kepada pembaca untuk memberi nasihat
CIRI
Puisi
periode angkatan
pujangga baru
CONTOH
Padamu Jua
Di mana engkau
Rupa tiada
Suara sayup
Hanya kata merangkai hati
Engkau cemburu
Engkau ganas
Mangsa aku dalam cakarmu
Bertukar tangkap dengan lepas
Nanar aku, gila sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menari ingin
Serupa dara di balik tirai
Kasihmu sunyi
Menunggu seorang diri
Lalu waktu bukan giliranku
Mati hari bukan kawanku
Analisis
Dari puisi "Padamu Jua" dapat diketahui bahwa puisi angkatan ini bukan termasuk pantun atau syair lagi. Pilihan kata-katanya sangat indah dan diwujudkan dalam rima yang sesuai. Puisi "Padamu Jua" mengekspresikan perasaan rindu dan cinta kepada sang kekasih. Dalam puisi "Padamu Jua" terdapat bahasa kias yang berupa perbandingan, seperti serupa dara di balik tirai. Pada puisi "Padamu Jua" masih mempertahankan persajakan. Persajakan ini dapat dilihat dari setiap baitnya.
CIRI
CIRI
Puisi baru, bukan pantun dan syair lagi, ada jenis baru yaotu soneta berasal dari barat.
Kata-katanya menggunakan kata-kata yang indah
Bentuknya simetris : ini dipengaruhi puisi lama
Gaya ekspresi aliran romantik; tampak pada pengucapan perasaan, pelukisan alam indah, tenteram, dan sebagainya.
Gaya sajaknya diafan atau polos, hubungan antara kaliat jelas, hampir tidak digunakan kata yang ambigu seperti simbolik atau metafora implisit
Persajakan (rima) merupakan salah satu saran kepuirisan utama
Menggunakan Bahasa Indonesia asli
PUISI
PERIODE
ANGKATAN '45
CONTOH
Aku
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari, Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Chairil Anwar
CONTOH
CIRI
Puisi berisi tentang perjuangan
Puisi adalah puisi bebas yang tidak terikat oleh pembagian bait, barim dan persajakan
Ikatan puisi lama sudah ditinggalkan
Bebas tidak terikat oleh pembagian baik, baris, dan persajakan
Kosa katanya adalah bebas adalah bahasa sehari-hari
Menggunakan gaya bahasa ironi dan sinisme
CIRI
PUISI
PERIODE
ANGKATAN 50
CONTOH
Blues untuk Bonnue
Kota Boston lusuh dan layu
kerna angin santer, udara jelek.
Dan malam larut yang celaka.
Di dalam cafe itu
seorang penynyi Negro tua
bergitar dan bernyanyi
Hampir-hampir tanpa penonton
. . . .
Ia bernyanyi
Suaranya dalam
Lagu dan kata ia kawinkan
lalu beranak seratus makna
Georgia. Georgia yang jauh .
Analisis
Puisi "Blues untuk Bonnie" berbentuk balada. Dari kutipan di atas dapat dilihat adanya gaya ulangan, seperti pada baris kelima. Pada baris kelima tersebut kata Georgia diulang.
Puisi "Blues untuk Bonnie" menggambarkan suasana muram dan penderitaan kaun Negro yang tinggal di gubug-gubug yang bocor
Masalah yang diungkapkan dalam kutipan puisi di atas adalah masalah kemiskinan yang dihadapi oleh seorang penyanti Negro tua.
CIRI
Puisi dengan gaya bercerita banyak ditulis oleh banyak penyair.
Gaya puisi yang banyak diciptakan tidak berbeda dari periode 1945-1953
Gaya mantra mulai tampak dalam balada-balada
Mulai berkembang ulangan kata
Menceritakan keadaaan sesudah kemerdekaan Indonesia.
CIRI
PUISI
periode
angkatan 1970
CONTOH
Solitude
yang paling mawar
yang paling duri
yang paling sayap
yang paling bumi
yang paling pisau
yang paling risau
yang paling nancap
yang paling dekap
samping yang paling
kau !
Oleh : Sutardji Calzoum Bachri
Analisis
Pada puisi "Solitude" kata yang paling diulang-ulang.
Puisi "Solitude" menggunakan kata-kata dan kalimat-kalimat yang sederhana.
Puisi "Solitude" menunjukkan kesepian hati penyair. Penyair merasa bahwa Tuhanlah segala-galanya dan ditunjukkan dengan kalimat :
samping yang paling
Kau !
Kata 'Kau!' pada puisi "Solitude" mengacu kepada Tuhan
CIRI
Puisi bergaya mantra
Digunakan bahasa daerah secara menyolok
Dipergunakan asosiasi-asosiasi bunyi untuk mendapatkan gaya baru
Puisi-puisi imajisme menggunakan teknik tak langsung berupa gambaran-gambaran dengan lukisan-lukisan atau cerita kiasan
Gaya penulisan yang prosais dan berhubungan dengan gaya pisis imajisme
Puisi lugu, mempergunakan teknik pengungkapan ide secara polos dengan kata-kata serebral.
CIRI
PUISI
PERIODE
ANGKATAN 2000
CONTOH
Ekstase Waktu
Dunia membuka dunia menutup tak jadi manusia
Aku kejar ujung jalan menyebelah maut ke mana aku kejar
Dunia sendiri tanpa manusia
Berlali
Seperti perahu tak berkemudi
Terlepas dari jarak
Beri aku orang!
Aku mau bangun di atas kemakhlukan ini
O matahari membuka matahari menutup tak jadi manusia
Berdiri di kesunyian tubuh aku kek=ar ke mana aku kejar
Sampai mabauk ketinggian makhluk
Direguk sampai habis tenggorok
Jiwa membuka
Seperti api menghabiskan nyala
Afrizal malna
CIRI
Karya cenderung vulgar
Mulai bermunculan fiksi-fiksi islami
Muncul cyber sastra di internet
Bahasa kerakyatjelataan
CIRI
PUisi KONTEMPORER
CIRI
CIRI
1
Puisi bergaya mantra dengan sarana kepuitisan berupa pengulangan kata, frasa, atau kalimat
2
Gaya bahasa paralelisme dikombinasi dengan gaya bahasa hiperbola dan enumerasi dipergunakan penyair untuk memperoleh efek pengucapan maksimal
3
Tipografi puisis dieksploitasi secara sugestif dan kata-kata nonsens dipergunakan dan diberi makna baru
4
Kata-kata dari bahasa daerah banyak dipergunakan untuk memberi efek kedaerahan dan efek ekspresif
5
Asosiasi bunyi banyak digunakan untuk memperoleh makna baru
6
Banyak digunakan gaya penulisan prosais
7
Banyak menggunakan kata-kata tabu
8
Banyak ditulis puisi lugu untuk mengungkapkan gagasan secara polos
CONTOH
mengenang kasih dan rindu hati ini
karena hari terendap oleh rasa yang jauh meninggi
dari hati yang luka berdarah mengalir
rasa perih dan berdiri
bungkam benci hati
meragu menderu
terayu mimpi
haru tepi
Merindumu
Tanda petik yang didalamnya tidak terdapat tulisan apapun menanadakan kekosongan hati si penulis.
Dua tanda tanya pada baris kedua menandakan kebimbangan hati ketika ada seorang wanita yang memberikan harapan.
Satu tanda tanya pada baris kedua menandakan ketidakpastian harapan yang diberikan oleh seorang wanita yang ia sukai.
Huruf “X” menandakan kisah cinta yang tidak berbalas (pupus).
PERIODE
Puisi kontemporer lahir pada tahun 1970-an dan masih ada hingga saat ini
TOKOH
Sutardji
Calzoum Bahri
Karnyanya :
- Kumpulan sajak o, amuk, kapak
- Tragedi sihka dan winka
- Batu
Linus Suryadi
Karyanya :
- Langit Kelabu
Supardi Djoko Damono
Karyanya :
- Dukamu Abadi
- Mata Pisau
- Akuarium