Mulai Dari Diri
Soal 1
Mengingat-ingat ekosistem, bayangkan sekolah atau salah satu sekolah tempat Bapak dan Ibu bertugas.
Apa bagian-bagian yang ada dari sekolah tersebut sebagai sebuah ekosistem?
Jawaban
Jika melihat dari sisi biologi, dalam sebuah ekosistem itu ada dua komponen. Komponen pertama adalah komponen biotik (makhluk hidup) yaitu murid, guru, karyawan tata usaha, satpam, penjaga sekolah, bapak ibu yang membantu membersihkan sekolah, orang kantin, orangtua. Kompenen kedua adalah komponen abiotik (non-hidup) seperti kurikulum , sarana dan prasarana, aturan/kebijakan.
Soal 2
Apa saja yang bisa Anda sebut sebagai sumber daya yang dimiliki atau dapat dimanfaatkan oleh sekolah?
Perhatikan untuk tidak terpaku pada hal-hal yang kelihatan.
Jawaban
Sumber daya yang dimiliki atau dapat dimanfaatkan oleh sekolah adalah murid, guru, penjaga sekolah, satpam, penjaga sekolah, bapak ibu yang membantu membersihkan sekolah, orang kantin, orangtua. kurikulum, sarana dan prasarana, serta aturan/kebijakan.
Soal 3
Refleksikan sosok pemimpin atau kepala sekolah yang memimpin sekolah tersebut.
Apa hal-hal yang paling diingat dari sosok pemimpin tersebut, terkait dengan perannya di ekosistem sekolah serta pelibatan/pemanfaatan sumber daya yang ada?
Jawaban
Salah satu yang berkesan dari salah seorang kepala sekolah yang pernah menjabat di sekolah saya adalah beliau memahami kemampuan setiap gurunya sehingga beliau akan selalu memberikan kesempatan untuk guru-guru berkembang dengan melibatkannya dalam kegiatan atau program sekolah sesuai dengan kemampuan masing-masing guru.
Beliau juga selalu memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah untuk dasar beliau mendapatkan perhatian dari pejabat atau orang penting yang ada di pemerintahan untuk mendapatkan bantuan pengembangan infrastruktur sekolah.
Soal 4
Jadi, seperti apa peran pemimpin yang ideal itu, khususnya dalam hal memanfaatkan semua bagian dari ekosistem dan mengelola sumberdaya yang ada di dalam dan sekitar sekolah?
Jawaban
Peran pemimpin yang ideal itu adalah mampu memanfaatkan semua bagian dari ekosistem dan mengelola sumberdaya yang ada di dalam dan sekitar sekolah untuk mencapai tujuan dari sekolah yang salah satunya adalah untuk pengembangan sekolah.
Soal 5
Silakan refleksikan, posisi diri Bapak dan Ibu dalam ekosistem sekolah.
Sejauh mana Bapak Ibu sebagai guru atau peran lainnya telah memanfaatkan sumber daya sekolah?
Jawaban
Sebagai seorang guru dalam ekosistem sekolah, saya telah banyak memanfaatkan sumber daya sekolah seperti murid dan rekan guru yang saya libatkan untuk pengembangan diri, sarana prasarana sekolah yang saya gunakan dalam menunjang pembelajaran yang saya lakukan, dan aturan/kebijakan sekolah yang saya gunakan sebagai dasar dalam menjalankan kewajiban sebagai seorang guru.
Soal 6
Apa saja harapan pada diri Bapak dan Ibu sebagai seorang pendidik, pemimpin, dan pada murid setelah mempelajari modul ini?
Diri sendiri
Murid
Sekolah
Jawaban
Harapan saya setelah mempelajari modul ini:
untuk diri sendiri. Saya berharap mampu memahami tentang ekosistem sekolah dan bagaimana memanfaatkannya untuk kemajuan sekolah
untuk murid. Saya berharap dengan mempelajari modul ini saya akan memiliki lebih banyak referensi untuk memberikan pembelajaran yang berpihak kepada murid dan dapat memenuhi kebutuhan belajar murid.
untuk sekolah. Saya dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk sekolah baik berupa ide atau produk.
Soal 7
Apa saja kegiatan, materi, manfaat, yang Bapak dan Ibu harapkan ada dalam modul ini?
Jawaban
Saya berharap kegiatannya berupa pemahaman bagaimana memanfaatkan semua potensi yang ada di sekolah untuk kemajuan sekolah
Eksplorasi Konsep
Apabila kita menganggap sebuah sekolah adalah sebuah ekosistem dengan faktor biotik dan abiotik yang ada di dalamnya, maka faktor-faktor apa saja yang termasuk dalam kelompok biotik dan abiotik?
Bagaimanakah seharusnya seorang kepala sekolah berperan dalam mengelola ekosistem sekolahnya?
Kemampuan apa saja yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah sebagai pemimpin ekosistem sekolah?
Apa yang harus dilakukan oleh seorang kepala sekolah dalam mengelola sumber daya sekolah secara efektif dan efisien?
Seberapa besar dampak sumber daya (fasilitas) yang sekolah miliki untuk memfasilitasi proses pembelajaran murid saat ini? Jelaskan!
Sejauh mana sumber daya sekolah yang kita miliki sudah kita gunakan secara efektif untuk mendukung kualitas pembelajaran di sekolah? Jelaskan!
Adakah cara alternatif yang bisa kita lakukan untuk memaksimalkan sumber daya yang sudah ada demi meningkatkan kualitas pembelajaran murid?
Sudahkah sekolah memanfaatkan apa yang ada di lingkungan sekitar? Bagaimana pemanfaatannya?
Jawaban :
Kelompok biotik : guru, murid, karyawan tata usaha, satpam, penjaga sekolah, orang yang membantu membersihkan sekolah, orang kantin, dan orangtua. Kelompok abiotik : ki Kurikulum, sarana dan prasarana, aturan/kebijakan dan lingkungan sekolah.
Kepala sekolah seharusnya terlebih dahulu mengetahui dan memahami seperti apa ekosistem di sekolahnya. Kemudian kepala sekolah dapat memprogramkan apa yang perlu dilakukannya untuk mengembangkan ekosistem tersebut menjadi lebih baik dan dapat memanfaatkan ekosistem tersebut untuk membuat sekolah menjadi sekolah yang unggul
Kemampuan yang diperlukan sekolah sebagai pemimpin ekosistem sekolah adalah kemampuan untuk merancang visi ke depannya baik jangka pendek dan jangka panjang, kemampuan berkolaborasi dengan semua pihak yang dapat membantu sekolah lebih baik lagi, kemampuan berkomunikasi dengan berbagai pihak dan kemampuan manajerial.
Kepala sekolah perlu mengetahui dan memahami ekosistem sekolah agar kepala sekolah dapat mengelola sumberdaya secara efektif dan efisien.
Dampak sumber daya atau fasilitas cukup berpengaruh pada proses pembelajaran murid. Jika sumber daya memadai maka pembelajaran akan berjalan secara maksimal. Namun jika sebaliknya pun sebenarnya pembelajaran dapat berjalan maksimal karena dengan keterbatasan sumber daya akan membuat guru-guru lebih kreatif
Sumber daya yang dimiliki sekolah telah dimanfaatkan secara maksimal untuk proses pembelajaran. Walaupun, masih ada guru yang belum memanfaatkan secara maksimal
Cara memaksimalkan sumber daya untuk pembelajaran dapat dengan memberikan sosialisasi kembali tentang apa saja sumber daya yang ada di sekolah dan apa serta siapa saja yang dapat memanfaatkannya kepada seluruh warga sekolah. Kemudian dengan membuka peluang untuk seluruh warga sekolah dapat mengakses sumber daya di sekolah
Sekolah sudah memanfaatkan apa yang ada di lingkungan sekolah. Sebagai contoh sekolah kami memiliki lapangan sepak bola dan lintasan lari yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran dan merencanakan program-program sekolah seperti mengadakan turnamen sepak bola.
Studi Kasus (1) - video yang menggali sumber daya beserta implementasinya
Setelah menonton video, silakan menuliskan pengalaman Bapak dan Ibu CGP melalui pertanyan berikut ini:
Apakah suasana dari video yang baru saja kita saksikan?
Jawaban
Pada rapat pertama (deficit based thinking) :
Suasana yang dirasakan beraura negatif. Dari awal rapat yang dibicarakan guru-guru tersebut hanya tentang kekurangan sumber daya, dan berakhir dengan memutuskan untuk tidak mengadakan perpisahan murid kelas 6.
Pada rapat kedua (aset based thinking) :
Suasana yang dirasakan sangat positif sekali. Setiap guru menyampaikan sumber daya apa yang bisa dimanfaatkan untuk mengadakan perpisahan murid kelas 6. Di sini juga terlihat kreatifitas guru-guru dalam memanfaatkan sumber daya yang ada.
Studi kasus (2) - Video yang Menggali Sumber Daya Beserta Implementasinya
Suasana rapat yang bagaimana yang termasuk dalam contoh pendekatan berbasis kekurangan dan yang termasuk dalam pendekatan berbasis aset/kekuatan?
Jawaban
Suasana rapat yang mencirikan pendekatan berbasis kekurangan (deficit based learning):
memiliki aura atau atmosfir yang negatif
hanya berfokus pada masalah
kreatifitas dan motivasi rendah
kurang kolaboratif
Suasana rapat yang mencirikan pendekatan berbasis aset/kekuatan (aset based thinking):
memiliki aura atau atmosfir yang positif
berfokus pada potensi/kekuatan/aset
kreatifitas dan motivasi tinggi
kolaboratif
Selama kita berada di sekolah, pada saat rapat antar guru atau dengan kepala sekolah, biasanya apa yang dibahas? Apakah membahas apa yang menjadi kekurangan sekolah selama ini? Atau membahas soal kekuatan yang dimiliki oleh sekolah?
Jawaban
Pengalaman rapat selama ini di sekolah, biasanya lebih sering membahas kekuatan yang dimiliki sekolah. Salah satu contohnya, pada perpisahan tahun lalu dengan dana perpisahan yang minim kami tetap melaksanakan perpisahan dengan konsep yang sederhana. Kami menggunakan tenda dan juga memanfaatkan teras sekolah untuk tempat acara. Kami juga memanfaatkan ruang kelas untuk acara makan siang bersama seluruh tamu undangan. Untuk konsumsi, snack disediakan oleh sekolah sedangkan dan makanan untuk makan siang di bawa oleh wali murid. Kolaborasi dengan wali murid dan masyarakat sekitar sekolah sering dilakukan di sekolah kami.
Apabila kita mendiskusikan seorang murid bersama sesama rekan guru, biasanya apakah yang kita bahas? Kekurangan atau kenakalan dari murid kita atau kebaikan atau kekuatan yang dimiliki murid kita?
Jawaban
Ketika mendiskusikan seorang murid bersama sesama rekan guru, pada awalnya membahas tentang kekurangan atau kenakalan murid tersebut (jika murid yang dibahas memang sedang dalam masalah) tetapi selalu setelah itu selalu dilanjutkan dengan membahas kebaikan atau kekuatan murid tersebut.
Pertanyaan Pemantik
Soal 1
Apakah kita bisa menggunakan Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset untuk mengelola sumber daya sekolah kita? Bisakah kita mengganti kata komunitas menjadi sekolah, Pendekatan Pengembangan Sekolah Berbasis Aset? Mengapa?
Jawaban
Kita dapat menggunakan pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset untuk mengelola sumber daya sekolah kerana pendekatan ini menekankan dan mendorong sekolah untuk dapat memberdayakan aset yang dimiliki sekolah serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna. Konsep ini yang sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan tantangan yang ada di sekolah.
Mengganti kata komunitas menjadi sekolah pada Pendekatan Pengembangan Sekolah Berbasis Aset saya rasa bisa saja karena sekolah merupakan sebuah komunitas dan dengan menggantinya akan membuat pendekatan tersebut lebih spesifik atau khusus untuk semua hal yang ada di sekolah
Soal 2
Apa contoh pengelolaan sumber daya sekolah kita dengan pendekatan PKBA?
Jawaban
Sekolah kami memiliki pagar tembok yang cukup panjang karena area sekolah yang ada juga cukup luas. Pagar tembok tersebut sering beberapa kali dimanfaatkan untuk pembelajaran. Terakhir pagar tembok itu dimanfaatkan untuk membuat himbauan tentang kesehatan pada kegiatan P5 tema bangunlah jiwa dan raganya.
Soal 3
Bagaimanakah selama ini kita mengelola sumber daya? Apakah sudah menggunakan pendekatan PKBA?
Jawaban
Bagaimanakah selama ini kita mengelola sumber daya? Apakah sudah menggunakan pendekatan PKBA?
Soal 4
Jika belum, bagaimana caranya kita mengelola dengan pendekatan pengembangan sekolah berbasis aset?
Jawaban
Mengelola sumber daya dengan pendekatan pengembangan sekolah berbasis aset dengan cara
Berkolaborasi dengan semua stakeholder yang ada disekolah seperti warga sekolah, masyarakat, wali murid, dan pemerintah
Memanfaatkan keahlian yang dimiliki guru-guru di sekolah
Studi Kasus 1
Ibu Lilin adalah salah satu guru di SMP favorit yang selalu diincar oleh para orang tua. Sekolah tersebut juga selalu menduduki peringkat I rerata perolehan nilai UN. Murid-murid begitu kompetitif memperoleh nilai ulangan dan prestasi lainnya, dan dalam keseharian proses belajar mengajar, murid terlihat sangat patuh dan tertib. Bahkan, ada yang bergurau bahwa murid di sekolah favorit tersebut tetap antusias belajar meskipun jam kosong.
Keadaan berubah semenjak regulasi PPDB Zonasi digulirkan. Ibu Lilin mulai sering marah-marah di kelas karena karakter dan tingkat kepandaian murid-muridnya yang heterogen. Sering terdengar, meja guru digebrak oleh Ibu Lilin karena kondisi kelas yang susah dikendalikan. Apalagi, jika murid-murid tidak kunjung paham terhadap materi pelajaran yang Ibu Lilin jelaskan. Seringkali, begitu keluar dari kelas, raut muka Ibu Lilin merah padam dan kelelahan. Suatu hari, ada laporan berupa foto dari layar telepon genggam yang menunjukkan tulisan tentang Ibu Lilin menjadi bulan-bulanan murid-murid di grup WhatsApp.
Beberapa murid dipanggil oleh Guru BK. Ibu Lilin juga berada di ruang konseling saat itu, beliau marah besar dan tidak terima penghinaan yang dilontarkan lewat pesan WA murid-muridnya. Bahkan, beliau memboikot, tidak akan mengajar jika murid-murid yang terlibat pembicaraan tersebut tidak dikeluarkan dari sekolah. Kasus tersebut terdengar pula oleh guru-guru sekolah non favorit. “Saya mah sudah biasa menghadapi murid nakal dan bebal.” Kata Bu Siti, yang mengajar di sekolah non favorit.
Jawaban
Jawaban Studi Kasus 1:
Saya melihat kasus Ibu Lilin sebagai dampak dari perubahan kebijakan. Kebijakan tentang regulasi PPDB Zonasi mengakibatkan ekspektasi Ibu Lilis tentang muridnya menjadi berbeda. Namun, sangat disayangkan cara Ibu Lilis menerima perubahan tersebut tidak bijaksana. Ibu Lilis kurang mampu mengelola emosinya dan selalu menyalahkan muridnya. Ibu Lilis tidak berusaha melakukan perubahan dalam pembelajarannya. Dengan status sebagai sekolah favorit tentunya sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah sudah memadai, dan Ibu Lilis tidak memanfaatkan aset tersebut.
Tetapi sikap seperti yang Ibu Lilis lakukan tersebut bisa jadi karena belum pernah menghadapi situasi yang demikian, sehingga ada kekagetan melihat situasi baru tersebut. Untuk itu kepala sekolah Ibu Lilis sebaiknya lebih memberikan perhatian dan dukungan agar guru-gurunya dapat mengelola emosi dalam menghadapi murid. Kepala sekolah juga perlu melakukan kolaborasi dengan semua pihak termasuk dengan orangtua murid untuk perkembangan murid. Kepala sekolah juga perlu melakukan peningkatan kompetensi pedagogik guru agar guru lebih mampu dalam menghadapi murid yang heterogen.
Studi Kasus 2
Pak Pupur, guru yang dicintai para muridnya. Cara mengajarnya hebat, ramah, dan menyayangi murid layaknya anak sendiri. Suatu ketika, Dinas Pendidikan daerah membuka lowongan pengawas sekolah. Kepala Sekolah merekomendasi Pak Pupur untuk mendaftar seleksi calon pengawas sekolah. Kepala sekolah memilih Pak Pupur untuk mengikuti seleksi karena selain berkualitas, dewan gurupun begitu antusias mendukung Pak Pupur mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.
Secara portofolio, penghargaan kejuaraan perlombaan guru, karya alat peraga berbahan limbah yang Pak Pupur ikuti selalu bisa sampai mendapatkan penghargaan lomba tingkat nasional. Kecerdasannya pun juga luar biasa di mana nilai Uji Kompetensi Gurunya (UKG) bisa mencapai nilai 90, Namun, Pak Pupur justru merasa sedih direkomendasikan kepala sekolahnya mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.
Jawaban
Jawaban Studi Kasus 2:
Menurut saya, Pak Pupus seharusnya dapat menerima untuk ikut seleksi calon pengawas tersebut. Dengan prestasi yang begitu banyak dan sudah sampai ke nasional, jika Pak Pupur dapat terpilih untuk menjadi pengawas maka Pak Pupur memiliki banyak kesempatan untuk berbagi pengalaman dengan sekolah binaannya. Pak Pupur juga dapat membantu guru-guru di sekolah binaannya untuk mengikuti apa yang sebelumnya Pak Pupur pernah ikuti
Koneksi Antar Materi